Solopos.com, WONOGIRI — Ratusan warga Desa Watuagung, Kecamatan Baturetno, Wonogiri, menanam seribuan pohon buah-buahan di Gunung Jonambang desa setempat, Kamis (11/1/2024).
Penanaman pohon itu sebagai upaya mencegah kawanan kera merusak usaha pertanian dan masuk ke permukiman warga lantaran sumber makanan di gunung berkurang.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Kepala Desa Watuagung, Tugimin, mengatakan kera sudah dianggap hama bagi warga lantaran sering merusak usaha pertanian. Kawanan kera itu kerap membuat para petani gagal panen.
Kera-kera itu mengambil tanaman apa saja yang bisa dimakan di kebun, sawah, atau ladang milik warga. Bahkan tidak jarang gerombolan kera itu masuk ke rumah-rumah warga untuk mencari makan.
Tugimin menerangkan kera semakin sering turun gunung ketika kemarau. Daya rusak kera saat musim kemarau itu benar-benar bisa mempengaruhi ekonomi warga. Petani yang sedianya bisa menanam dan panen jadi merugi.
Saat ini lahan yang dekat dengan area perbukitan sudah jarang ditanami tanaman produktif. Kondisi itu sudah terjadi lebih kurang tiga-empat tahun terakhir ini.
“Kera-kera itu kalau datang enggak satu-dua ekor, tetapi sampai 50-an ekor. Itu sangat meresahkan warga. Tanaman-tanaman di pekarangan seperti mangga, rambutan, dan lainnya habis dimakan kera. Buah-buahan yang sedianya bisa dijual, jadi tidak bisa,” kata Tugimin saat dihubungi Solopos.com, Kamis.
Atas kondisi itu, lanjut dia, para warga yang diinisiasi SDN 2 Watuagung menggelar gerakan menanam seribu pohon buah-buahan dan beringin. Bibit-bibit pohon itu ditanam di Gunung Jonambang, Desa Watuagung, yang menjadi habitat kera.
Dengan penanaman pohon itu, kelak diharapkan pohon yang berbuah bisa menjadi sumber makanan primata itu sehingga tidak lagi turun ke permukiman dan merusak tanaman warga.
Tugimin menyadari upaya penanaman pohon tersebut tidak bisa secara instan mencegah kera turun ke permukiman. Cara tersebut merupakan upaya pencegahan jangka panjang.
Merawat Sumber Air
Di sisi lain, penanaman pohon juga bertujuan untuk penghijauan atau reboisasi hutan. Apalagi Gunung Jonambang menjadi alternatif wisata warga Baturetno dan sekitarnya.
“Tujuan lain yaitu menjaga sumber air di bawah gunung. Di sana ada sumber air yang dimanfaatkan warga desa. Air dari sana sudah tersalurkan melalui pipa ke rumah-rumah warga,” ujar dia.
Selain tanaman buah, Tugimin mengatakan warga juga menanam bibit pohon beringin yang bisa menjaga sumber air. Tugimin menambahkan saat kemarau sumber air di bawah Gunung Jonambang selalu menipis.
Warga biasanya kekurangan pasokan air dari sumber tersebut. Maka dari itu, penanaman pohon beringin di sekitar sumber air diharapkan bisa menjaga sumber air itu tetap deras saat kemarau.
Kepala SDN 2 Watuagung, Gito, menyampaikan gerakan penanaman 1.000 pohon itu bermula dari para orang tua/wali murid yang kerap menyampaikan keresahan ihwal hama kera yang masuk ke permukiman.
Sekolah kemudian berinisiatif melakukan pencegahan dengan cara menanam pohon di area gunung yang menjadi habitat kera. Selain itu, saat musim kemarau, sejumlah warga sulit mendapatkan air bersih dari sumber mata air desa.
Untuk pengadaan bibit pohon yang ditanam, sekolah bekerja sama dengan Cabang Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan wilayah XI Jawa Tengah dan Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Solo. Bibit yang ditanam antara lain petai, mete, rambutan, dan sirsak. Selain itu bibit pohon beringin.
Gito menambahkan penanaman 1.000 pohon itu melibatkan ratusan orang mulai dari siswa SD, wali murid, karang taruna, mahasiswa, dan forum komunikasi pimpinan kecamatan.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
