SOLOPOS.COM - Petani tembakau di Tegalharjo, Eromoko, Wonogiri, menjemur tembaku rajang di halaman rumahnya, Rabu (8/11/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Kecamatan Eromoko kini menjadi sentra penghasil tembakau terbesar di Kabupaten Wonogiri. Daerah itu bahkan disebut sebagai pionir penanaman dengan jumlah petani tembakau paling banyak yakni mencapai 4.600 orang. 

Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Eromoko, Veronica, mengatakan kali pertama tembakau ditanam secara masif di Wonogiri yaitu di Kecamatan Eromoko. Hal itu berkat program kemitraan antara petani dengan PT Sadhana sebagai perantara petani dengan produsen rokok pada 2010 lalu. 

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menurut Veronica, Eromoko bisa menjadi sentra tembakau lantaran tanah di wilayah itu cocok ditanami tanaman bernama latin Nicotiana tabacum itu. Komposisi tanah di Eromoko yang masuk daerah Wonogiri selatan berbeda dengan tanah di Wonogiri utara atau timur sekalipun.

Tanah di Eromoko dan sekitar a dinilai cukup baik untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil tembakau. Sementara varietas tembakau yang ditanam di Eromoko kebanyakan Virginia dan Samporis.

Meski saat ini sudah banyak kecamatan di Wonogiri yang memproduksi tembakau, luas lahan dan produksinya masih kalah jauh dengan Eromoko. Tingkat kegagalan petani dalam menanam tembakau di Eromoko pun kecil.

“Memang Eromoko ini menjadi sentra tembakau di Wonogiri. Jumlah petaninya pun paling banyak dibandingkan di kecamatan lain. Itu bisa terjadi salah satunya karena wilayah ini juga menjadi yang pertama dalam penanaman tembakau di Wonogiri,” kata Veronica saat dihubungi Solopos.com, Jumat (10/11/2023).

Dia menjelaskan sebagian besar petani tembakau di Eromoko menanam dengan skema kemitraan. Bibit, pupuk, dan obat tembakau dibeli dari perusahaan mitra. Kemudian ketika panen, tembakaunya dibeli perusahaan mitra tersebut. 

Perusahaan mitra biasanya menyediakan paket penanaman tembakau. Satu paket antara lain berisi benih, pupuk, dan obat tembakau seharga sekitar Rp750.000/paket. Satu paket bisa untuk ditanam di lahan seluas sekitar 7.000 meter persegi.

“Sampai saat ini, tembakau masih menjadi tanaman primadona bagi petani di Eromoko. Tanaman ini menjadi alternatif bagi petani ketika musim kemarau,” ujar dia.

Sebelum jadi sentra penghasil tembakau di Wonogiri, banyak petani Eromoko yang membiarkan lahan pertaniannya bero atau tidak ditanami saat kemarau. Kalaupun ditanami hanya kedelai dan jagung yang secara ekonomis tidak terlalu menguntungkan.

Diburu Tengkulak Berbagai Daerah

Sementara saat musim penghujan, mereka tetap menanam padi. Hasil panen padi lebih banyak untuk konsumsi pribadi. Petani tembakau Eromoko, Suyitno, mengaku rutin menanam tembakau setiap musim kemarau sejak 2009. Kebetulan ia merupakan salah satu petani yang pertama menanam tembakau di Eromoko.

Menurutnya, pada saat itu, di desanya, Tegalharjo, hanya ada enam orang yang menanam tembakau dan bermitra dengan perusahaan. Sejak saat itu, dia tidak pernah absen menanam tembakau setiap kemarau.

“Saya ada dua lahan tembakau, satu di lahan pokok di samping rumah, satunya di lahan pasang surut Waduk Gajah Mungkur [WGM]. Kalau saya memang hanya menjual ke perusahaan mitra. Dari dulu begitu,” kata Suyitno.

Petani tembakau lain, Angga, menyebut tanah di Eromoko berwarna hitam dan cocok ditanami tembakau. Kualitas tembakau Eromoko dinilai tidak kalah dibandingkan tembakau dari daerah lain. Hal itu terbukti banyak tengkulak dari berbagai daerah yang datang ke Eromoko saat musim panen tembakau tiba.

“Tembakau kami mulai dikenal dan dilirik daerah-daerah lain. Panenan ini saja, ada yang datang dari Malang, Kudus, dan daerah lain untuk beli tembakau kami,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan Pangan) Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, juga menyampaikan saat ini Eromoko masih menjadi daerah penghasil tembakau terbanyak di Wonogiri. Setiap tahun jumlah petani tembakau di kecamatan itu meningkat.

Data Dispertan Pangan Wonogiri, pada 2022 luas lahan tanam tembakau di Eromoko seluas 988 hektare (ha) dengan jumlah produksi sebanyak 1.352 ton/tahun. Luas dan produksi itu menjadi yang tertinggi di Wonogiri. 

Bahkan dibandingkan Kecamatan Giriwoyo yang menjadi penghasil tembakau terbanyak kedua pun, jaraknya masih terlalu jauh. Produksi tembakau Giriwoyo hanya 201 ton/tahun dengan luasan lahan 134 ha.

Eromoko juga menjadi satu-satunya kecamatan dengan jumlah petani tembakau mencapai ribuan, yaitu 4.600 orang. Sedangkan 14 kecamatan lain yang juga memproduksi tembakau, jumlah petani tembakaunya rata-rata kurang dari 800 orang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya