SOLOPOS.COM - Gambar desain revitalisasi alun-alun utara yang akan mengembalikan fungsi alun-alun tanpa pagar dan menggunakan pasir pantai selatan. (Istimewa/Pemkot Solo)

Solopos.com, SOLO—Desain revitalisasi Alun-alun Utara Solo dinilai tidak sesuai dengan makna filosofi kawasan Keraton Kasunanan Solo.

Salah satunya rencana penggunaan pasir Pantai Selatan di Alun-alun Utara. Pendapat itu disampaikan Praktisi Hukum Cagar Budaya Solo, Bambang Ary Wibowo, saat diwawancara Solopos.com, Minggu (9/7/2023).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Konsepsi pasir laut itu di dalam Keraton. Jadi baik pasir laut asli maupun pasir Gunung Merapi itu adanya hanya di dalam Keraton. Jadi tidak pas kalau pasir laut Pantai Selatan mau dipakai di Alun-alun Utara,” ungkap dia.

Bambang Ary mengatakan pada 2017 dirinya menjadi bagian dari tim penyusunan revitalisasi Keraton Kasunanan Solo. Saat itu menurut dia telah disusun rancangan revitalisasi Alun-alun Utara memakai rumput biasa.

“Ketika itu kami siapkan rancangan revitalisasi, pakai rumput biasa, seperti dulu. Tidak ada pagar, ditata sedemikian rupa sebagai public space. Masyarakat bisa menikmati Alun-alun Utara, termasuk untuk olahraga,” ujar dia.

Ihwal makna filosofi penempatan pasir laut Pantai Selatan dan pasir Gunung Merapi di bagian dalam Keraton, menurut Bambang Ary, terkait konsepsi kesuburan. Baik dalam konteks alam semesta, maupun kesuburan manusia.

“Seperti konsep kesuburan di Candi Sukuh. Kalau di Keraton Solo simbolisasinya dengan pasir laut Selatan dan pasir Gunung Merapi. Saat musibah Keraton Solo terbakar 1984 itu tidak menggunakan pasir yang asli,” kata dia.

Sehingga setelah itu pasir yang dipakai diganti dengan pasir yang asli yaitu pasir dari Gunung Merapi dan pasir laut Selatan. “Makna filosofi ya harapan menghasilkan raja-raja yang bagus di Keraton Kasunanan Solo,” urai dia.

Bambang Ary lantas bertanya apa makna filosofi dari rencana penggunaan pasir pantai Selatan di Alun-alun Utara Keraton. Menurut dia seharusnya rencana revitalisasi Alun-alun Utara tak meninggalkan makna filosofi.

“Kalau sekadar merevitalisasi ya eman-eman anggarannya yang besar. Mestinya sebuah revitalisasi atau pembenahan tidak meninggalkan makna historis dan filosofi dari sebah kawasan. Ini harus dipahami,” sambung dia.

Bambang Ary melanjutkan saat menyusun rancangan revitalisasi pada 2017, tim sudah mendesain para pedagang di depan Masjid Agung akan dipindahkan. Opsinya, para pedagang dipindah ke PGS atau Pasar Klewer Solo.

“Kalau saya kembalikan ke Pasar Klewer. Saya ingat, di sebelah timur, dekat Plengkung Gapura dekat PGS itu, sempat dibangun beberapa kios, PB XII marah. Ora sisan wae pasare dibangun di tengah Alun-alun,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya