SOLOPOS.COM - Petani dan nelayan Sragen berfoto bersama Untung Wina Sukowati di Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Sabtu (25/5/2024). (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN – Bakal calon bupati pada Pilkada Sragen 2024, Untung Wina Sukowati, bersilaturahmi sekaligus dialog bersama untuk mendengar suara petani dan nelayan Sragen pada Sabtu (25/5/2024) pukul 10.00 WIB, di Duyungan, Sidoharjo, Sragen.

Acara yang dihadiri oleh puluhan petani dan nelayan yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen itu menjadi wadah mereka untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan khususnya di bidang pertanian kepada Wina.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Selain mau kenalan, saya juga mau mendengar apa saja yang terjadi di lapangan dari bapak ibu secara langsung. Saya ingin tahu apa akar permasalahannya. Salah satu visi saya yaitu ingin menjadikan masyarakat Sragen kaya, caranya dengan menghapus mentalitas pengemis. Kaya atau tidak itu dari mindset,” katanya berapi-api.

Beragam permasalahan lain juga disampaikan oleh para petani dan nelayan pada forum tersebut. Misalnya mengenai masalah pupuk, pasca panen, sumber daya manusia [SDM], hingga industrialisasi pertanian.

Wina menjelaskan terkait permasalahan yang sudah disampaikan tersebut juga membutuhkan kolaborasi yang baik dari pemerintah dan petaninya itu sendiri. Bukan hanya orang tua, namun ia juga akan menggaet anak muda.

“Kita sama-sama usaha. Saya akan negosiasi agar rakyat saya tidak merasa tercekik. Mentalitas juga dijaga, kita bikin pelatihan. Untuk SDM, anak muda pasti mau namun harus dipastikan juga penghasilannya. Saya akan mewadahi mereka untuk berbisnis dengan sehat. Mau belajar juga ayo,” ujarnya.

Salah satu petani milenial asal Ngrampal, Riko Muhammad, menjelaskan beberapa waktu belakangan ini banyak terjadi permasalahan karena musim hujan terutama pasca musim hujan, misalnya mengenai akses jalan ke lahan pertanian dan irigasi.

“Banyak jalanan yang tidak bisa dilewati padahal itu akses menuju sawah. Terus juga mengenai jalur irigasi, kemarin banyak padi-padi yang mati karena terendam banjir. Semoga dua hal itu bisa menjadi prioritas,” kata Riko kepada Wina.

Petani dan nelayan Sragen menyimak paparan Untung Wina Sukowati di Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Sabtu (25/5/2024).
Petani dan nelayan Sragen menyimak paparan Untung Wina Sukowati di Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Sabtu (25/5/2024). (Istimewa)

Petani yang lain turut setuju dengan usulan tersebut. Mendengar hal itu, Wina mengaku merasakan hal yang sama ketika berkunjung ke Ngrampal. Ia bahkan menerima keluhan dari salah seorang warga saat melewati jalan tersebut terkait bencana banjir

“Saya tahu kalau Ngrampal itu kemarin banjir. Ada yang bilang ke saya katanya kalau banjir itu bisa sampai sepinggang. Terima kasih Mas Riko, akan saya catat. Kalau mau jualan enggak ada akses juga susah. Sama halnya dengan jalur irigasi karena saya juga enggak mau ada masalah jalur irigasi yang seharusnya dua arah ini,” imbuhnya.

Wina tak ingin hanya memberikan janji-janji palsu apalagi setelah mendengar keluhan tersebut. Ia menilai keduanya adalah hal yang sangat penting dan kuncinya adalah komunikasi.

“Harus ada komunikasi, misalnya dinas yang mengurusi gorong-gorong, jalan, penerangan itu kan berbeda. Jadi kalau tidak duduk di satu meja ya akan sulit. Takutnya ada salah asumsi. Kalau saya jadi bupati saya akan nglumpukke kabeh [mengumpulkan semua]. Gimana caranya lahan pertanian itu enggak kebanjiran,” sambung Wina.

Permasalahan lain juga disampaikan oleh Broto, petani asal Kecamatan Karangmalang, Sragen. Ia ingin apabila Wina terpilih menjadi bupati, maka ketersediaan air bersih harus diperhatikan.

“Di daerah kami dekat-dekat hutan itu banyak kekurangan air bersih, Mbak Wina. Mohon sangat diperhatikan untuk ke depannya,” ujar Broto.

Menanggapi hal tersebut, Wina menyatakan permasalahan air bersih sangat serius dan memprihatinkan. Solusi permasalahan tersebut berbeda-beda di setiap daerah.

“Ada yang solusinya dibuatkan sumur dalam, sumur resapan, atau gorong-gorong. Satu sumur sekitar Rp5 jutaan. Nanti ketika saya sudah jadi bupati akan saya tindak lanjuti dan saya urus. Karena kidul Bengawan Solo isinya perumahan. Lemah e wis entek [tanahnya sudah habis]. Kalaupun air harus beli ya harganya jangan sampai mencekik rakyat saya,” ujar Wina.

Ketua KTNA Sragen, Suratno, 55, berharap apa yang sudah disampaikan di acara dialog itu bisa menjadi acuan ke depannya untuk terus memajukan pertanian di Sragen. Ia berharap Wina dapat menemukan solusi atas keluhan-keluhan tersebut saat mendapatkan amanah untuk menjadi bupati nanti.

“Saya sepakat dengan Mbak Wina. Semoga Mbak Wina sukses dan programnya juga bisa membuat pertanian di Sragen tambah maju, berkembang, berprestasi, dan dihargai. Tidak hanya di tingkat Jawa Tengah namun juga sampai nasional,” katanya.

Untung Wina Sukowati mengatakan dirinya sangat senang bisa mendengar suara petani dan nelayan secara langsung. Ia mengaku banyak menyerap aspirasi dari mereka.

“Luar biasa sekali hari ini. Banyak yang menyampaikan permasalahannya ke saya. Pastinya ini akan saya gunakan sebagai acuan merancang program-program saat saya menjadi bupati nanti,” katanya.

Wina juga mengatakan ia ingin bertemu secara langsung beberapa waktu ke depan dengan masyarakat yang lain dan dari latar belakang yang berbeda-beda. Ia ingin totalitas membangun Sragen dalam masa jabatannya.

“Yang jelas saja juga ingin bertemu dengan kalangan masyarakat yang lainnya, tidak hanya petani atau nelayan. Banyak aspek lapisan masyarakat lainnya seperti buruh, seniman, dan lain-lain,” ujar Wina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya