Soloraya
Senin, 24 Juli 2023 - 15:33 WIB

Dihadiri Ribuan Warga, Kemenkominfo Kampanyekan Bijak Bermedsos di Wonogiri

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Andriana Grahani, menjelaskan tentang sikap hati-hati bermedsos dalam gelar wicara bertema Menjadi Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial di Kelurahan Beji, Nguntornadi, Wonogiri, Sabtu (23/7/2023). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Ribuan warga mengikuti talkshow atau gelar wicara literasi digital bijak bermedia sosial atau medsos yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (kemkominfo) di Kelurahan Beji, Nguntoronadi, Wonogiri, Minggu (9/7/2023) malam.

Talkshow bertema Menjadi Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial itu diharapkan bisa membuat warga Wonogiri semakin bijak dalam menggunakan media sosial.

Advertisement

Program kolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital itu menghadirkan empat pembicara meliputi dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Andriana Grahani, Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf Syaifullah.

Kemudian dosen Institut Komunikasi dan Bisnis London School  of Public Relations (LSPR) Jakarta Yohanes Don Bosco Doho dan Kepala Museum Monumen Pers Nasional Widodo Hastjaryo. Dalam kampanye bijak bermedsos di Beji, Wonogiri, itu Widodo mengatakan media sosial masih sangat rawan menjadi tempat penyebaran informasi atau berita bohong.

Advertisement

Kemudian dosen Institut Komunikasi dan Bisnis London School  of Public Relations (LSPR) Jakarta Yohanes Don Bosco Doho dan Kepala Museum Monumen Pers Nasional Widodo Hastjaryo. Dalam kampanye bijak bermedsos di Beji, Wonogiri, itu Widodo mengatakan media sosial masih sangat rawan menjadi tempat penyebaran informasi atau berita bohong.

Sayangnya, masih banyak pula pengguna media sosial yang belum bisa membacakan apakah informasi yang yang mereka konsumsi itu benar atau tidak. Tanpa melakukan konfirmasi atau kroscek, mereka kerap langsung membagikan informasi yang belum tentu benar itu kepada kepada pengguna medsos lain.

“Maka saring sebelum sharing itu bisa menjadi kunci untuk membendung informasi hoaks di media sosial,” kata Widodo saat ditemui Solopos.com selepas menjadi pembicara dalam acara tersebut, Minggu malam.

Advertisement

Pengawasan Orang Tua

Hal itu bisa berdampak pada pola pikir dan perilaku anak-anak. Dalam kasus itu, menurut dia, orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab untuk benar-benar bisa mengawasi anak mereka dalam bermedsos. Orang tua tidak boleh hanya memberikan fasilitas teknologi digital tetapi tanpa pemantauan hanya demi agar anak-anak tidak rewel.

“Dalam hal ini orang tua harus tegas dan keras. Pembatasan waktu penggunaan medsos melalui gawai bisa menjadi salah satu cara pengawasan. Kedekatan dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak juga bisa menjadi cara efektif dalam memantau penggunaan medsos anak. Satu lagi, pengajaran agama dan ajakan persuasif juga penting,” jelas dia.

Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf, Syaifullah, juga mengajak warga Wonogiri bijak bermedsos. Ia menyampaikan pengguna medsos saat ini harus bisa berpikir sebelum mem-posting. Apa yang telah diunggah di media sosial bakal meninggalkan jejak digital sekalipun kelak pengguna medsos itu sudah meninggal dunia.

Advertisement

Unggahan di medsos bisa berdampak besar bagi penggunaannya. Bahkan bisa menentukan nasib baik atau buruk. Dia menerangkan saat ini perusahaan atau lembaga dalam melakukan perekrutan pegawai sudah memperhatikan medsos calon pegawai sebagai salah satu penilaian.

Mereka bakal mengecek apa saja yang telah diunggah calon pegawai. Calon pegawai atau karyawan yang dinilai tidak bijak dalam bermedsos sudah pasti tidak bisa lolos seleksi.

“Contoh lain, menggunakan medsos untuk flexing. Ini bisa juga berdampak pada nasib seseorang. Sudah ada buktinya, belum lama ada pejabat yang dicopot atau diturunkan jabatannya karena memamerkan harta kekayaannya di medsos,” ujar dia.

Advertisement

Sila Pancasila sebagai Landasan Bermedsos

Sementara itu, dosen Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Jakarta, Yohanes Don Bosco, dalam talkshow di Wonogiri itu menyampaikan nilai-nilai Pancasila bisa menjadi landasan bagi pengguna agar bermedsos dengan bijak. Dia mencontohkan semua butir-butir Pancasila bisa digunakan untuk menjadi pedoman dalam bermedsos.

Misalnya, sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia mengandung nilai-nilai pluralitas. Don Bosco juga menyebutkan pengguna medsos jangan berpikir yang penting sharing, tetapi sharing yang penting-penting. “Kalau terima informasi, jangan terima bulat-bulat lalu ditelan. Tetapi perlu cek, re-check, crosscheck, dan double check,” ungkap dia.

Dosen Fakultas Hukum UNS Solo, Andriana Grahani, mengungkapkan kehati-hatian harus dilakukan bagi para pengguna medsos. Sekarang ini, berbagai upaya pencurian data pribadi yang berujung pada pengurasan atau pemerasan sudah semakin marak dan canggih hanya melalui media sosial dan teknologi digital lain.

Dia mengajak para warga Wonogiri untuk tidak sembarangan dalam mengunggah foto yang mencantumkan data pribadi. Hal itu bisa saja disalahgunakan pelaku kejahatan medsos.

“Hati-hati dengan medsos. Cek dan ganti berkala password akun-akun medsos dan akun lainnya yang mengandung informasi pribadi, lebih-lebih soal keuangan,” jelas Andriana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif