SOLOPOS.COM - Jemaah salat gaib di SD Muhammadiyah PK Banyudono, Boyolali, berfoto dengan hafiz dan qari internasional asli Palestina, Syekh Mahmoud Muhammad Jaber Abdelal, di sekolah tersebut, Selasa (17/10/2023). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Seribuan orang yang terdiri dari murid, wali siswa, dan guru melaksanakan Salat Gaib dan doa bersama untuk warga Palestina di SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Banyudono, Boyolali, Selasa (17/10/2023).

Acara semakin menarik dengan kehadiran pendakwah yang juga hafiz dan qari internasional asli Palestina, Syekh Mahmoud Muhammad Jaber Abdelal. Kegiatan dimulai dengan Salat Duha rutin. Kemudian, baru Salat Gaib yang diimami Syekh Mahmoud.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Saat Syekh Mahmoud hendak masuk masjid dan melewati jamaah, beberapa orang langsung mengajaknya berswafoto. Banyak pula yang hanya mengambil foto dari kejauhan.

Seusai salat, warga berdoa dan berselawat bersama Syekh Mahmoud. Beberapa warga juga melakukan wakaf Al-Qur’an. Salah satu wali murid, Muslikah, mengatakan ia sempat berswafoto dari jauh dengan latar belakang Syekh Mahmoud.

Alasannya karena merasa kagum dengan pria asal Palestina tersebut sekaligus ingin mengabadikan momen. “Biasa emak-emak memang suka selfie, apalagi orangnya asli Palestina, orang besar, jadi untuk kami ya sesuatu, jarang bertemu,” terang dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Lebih lanjut, ia mengapresiasi adanya kegiatan Salat Gaib dan doa bersama yang digelar SD Muhammadiyah PK Banyudono, Boyolali. Walaupun tidak secara langsung bisa ke Palestina untuk membantu korban perang, setidaknya ia bisa mengirim doa dan salat gaib.

“Kami doakan semoga korban di sana meninggal secara syahid. Semoga Palestina mendapatkan yang terbaik,” kata dia.

Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah PK Banyudono, Pujiono, menyampaikan kegiatan salat gaib dan doa bersama digelar dalam rangka peduli dengan saudara di Palestina.

Jemaah juga berdoa agar warga Palestina diberikan kekuatan secara iman dan Islam, sekaligus segera diberikan kemerdekaan. Terlihat pula beberapa siswa membawa bendera Palestina berbarengan dengan bendera Indonesia.

Materi pengajian yang disampaikan juga berkaitan dengan cinta damai. “Kami ingin mengetuk pintu langit untuk bisa memberikan kemerdekaan bagi saudara-saudara kami di Palestina,” kata dia.

Lebih lanjut, ia bersyukur karena mulai dari imam dan pengajian diisi orang asli Palestina yaitu Syekh Mahmoud Muhammad Jaber Abdelal.

Pujiono menginformasikan salat gaib juga bertujuan edukasi kepada para siswa SD Muhammadiyah PK Banyudono, Boyolali. Sebelumnya, para siswa diberikan tutorial salat gaib yaitu ketika tidak ada jenazahnya di depan akan tetapi berada di jauh.

“Tata caranya sama seperti salat jenazah, takbir empat kali,” terang dia.

Sementara itu, salah satu siswa, Muhammad Abid Abibullah, mengaku baru kali pertama mengerjakan salat gaib. Ia mengaku tidak bingung karena sudah diajari terlebih dahulu oleh gurunya.

“Tidak ada kesulitan, bisa salat gaib. Tadi juga doa bersama untuk Palestina. Salat gaib tadi untuk orang Palestina yang sedang perang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya