Soloraya
Kamis, 29 Februari 2024 - 23:02 WIB

Diprediksi jadi Anggota DPRD, 3 Anak Bambang Riyanto Janji Tak Lupakan Pemilih

Magdalena Naviriana Putri  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tiga anak mantan Bupati Sukoharjo Bambang Riyanto, dari kiri: Yoshua Sindu Riyanto, Yudha Sindu Riyanto dan Yanuar Sindu Riyanto saat ditemui wartawan di kediaman mereka di Grogol, Sukoharjo, Kamis (29/2/2024). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Ketiga anak mantan Bupati Sukoharjo Bambang Riyanto yang diprediksi bakal melenggang ke kursi DPRD Solo dan DPRD Sukoharjo berjanji takkan melupakan pemilih mereka.

Ketiga anak Bambang Riyanto itu masing-masing Yudha Sindu Riyanto dan Yanuar Sindu Riyanto, keduanya berkompetisi menuju DPRD Solo; serta kakak mereka Yoshua Sindu Riyanto di DPRD Sukoharjo.

Advertisement

Yoshua yang lebih dulu berkiprah di dunia politik mengaku tak lebih pandai dari adik-adiknya.

Ia merasa hanya menang dalam pengalaman lantaran selangkah lebih dulu terjun di dunia politik.

Hal itu diungkapkannya saat ditemui di rumahnya beserta kedua adik dan orang tuanya di Grogol, Sukoharjo, Kamis (29/2024).

Advertisement

Yoshua mengingatkan adik-adiknya untuk selalu mendekatkan diri pada mesin partai.

Sebab selama ini ia menilai sebagai calon legislatif tak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan mereka.

“Pengalaman di 2014 dan 2019 saya berikan pada adik-adik saya. Bagaimana cara efektif menghidupkan mesin partai seperti apa. Sehingga mereka tidak mengulangi kesalahan yang pernah saya buat,” kata Yoshua yang sempat gagal menduduki kursi DPRD dalam Pemilu 2019.

Lulusan Magister Hukum Universitas Diponegoro (Undip) itu mengaku pada saat tak terpilih pada Pileg 2019, ia akhirnya memilih fokus membangun bisnis dan berkeluarga.

Advertisement

Tak lupa ia turut mempersiapkan kedua adiknya dengan memberikan masukan yang positif bagaimana mencari kader ataupun pemilih yang tepat.

Tak Leha-Leha

Sementara itu putra bungsu pasangan Bambang Riyanto dan Titik Suprapti, Yudha justru berhasil menduduki kursi DPRD Solo pada 2019.

Yudha mengaku tak lantas berleha-leha atas jabatan yang berhasil diraihnya.

Tepat sehari setelah dilantik, kata Yudha, dirinya terjun ke masyarakat sebagai ucapan terima kasih lantaran telah memilih dirinya.

Advertisement

Hal itu dilakukan untuk merawat para pendukungnya yang terbukti naik sebanyak 30% pada Pileg 2024.

“Saya mendapat pengalaman dari Mas Yoshua. Perbedaan karakteristik masyarakat saya gunakan sebagai pola pendekatan terutama secara kedekatan emosional. Misalnya membalas pesan WhatsApp saja itu sudah merupakan timbal balik. Setelah jadi kami disumpah mengutamakan dan memperjuangkan hak masyarakat,” cerita Yudha.

Lulusan Magister Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) ini mengaku dalam bekerja ia selalu memberikan rambu-rambu pada masyarakat.

Selama warga masyarakat tidak melanggar aturan dan tidak terpenuhi haknya, ia memastikan akan memperjuangkan hak-hak mereka.

Advertisement

Namun jika masyarakat melanggar aturan ia menegaskan tidak bisa memperjuangkan hak mereka.

Menduduki kursi jabatan kali pertama pada usia ke-24, tak lantas membuatnya kehilangan masa muda.

Ia mengaku ada perbedaan kontras pada Pileg 2019 dan 2024.

Pada 2019 lebih banyak peserta pemilu didominasi politisi kawakan yang telah maju keempat kalinya bahkan lebih.

Sementara pada 2024 peserta pemilu cenderung didominasi anak-anak muda.

Hal itu membuatnya mendapatkan pengalaman bekerja bersama politisi senior sekaligus belajar dan menyerap ilmu dari mereka.

Advertisement

“Ini PR bagi saya, masih banyak anak muda yang tidak tahu berpolitik untuk apa. Mereka hanya sekedar ikut mendukung karena seumuran tetapi tidak tahu kiprah apa yang kami bawa di pemerintahan,” ungkap Yudha.

Sementara itu, Yanuar menjadi anak terakhir pasangan tersebut yang terjun dalam dunia politik.

Mengaku memiliki langkah berbeda dari kakak dan adiknya, lulusan Magister Teknik Universitas Indonesia (UI) itu sempat menunda tawaran sang ayah untuk masuk dunia politik.

“Langkah awal saya sudah berbeda karena basic-nya dari teknik. Kakak adik saya basic-nya hukum, punya langkah jelas dalam dunia politik. Dulu sempat sulit saat ditawari bapak. Orientasi saya profit sementara di politik orientasinya pengabdian. Itu dunia berbeda yang harus saya selaraskan,” ceritanya.

Ia pada akhirnya memilih dunia politik lantaran bisa mengabdikan diri pada masyarakat dan orang tuanya.

Yanuar yang sering berdiskusi dengan ayahnya juga sejak awal telah menjatuhkan pilihan pada Komisi IV bidang pendidikan.

Ia mengaku ingin menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap dunia pendidikan.

Sebab hal Itu menjadi faktor penting yang bisa meningkatkan derajat keluarga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif