SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Taufiq Muhammad (kiri) dan jajarannya saat rapat kerja membahas nasib 380 tukang ojek yang biasa beroperasi di sekitar Masjid Syeikh Zayed, Gilingan, Banjarsari, di Gedung DPRD Solo, Jumat (14/7/2023). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Rapat kerja membahas nasib 380 penarik ojek yang biasa beroperasi di sekitar Masjid Syeikh Zayed Gilingan, Banjarsari, Solo, Jumat (14/7/2023), berlangsung alot.

Baik perwakilan tukang ojek pangkalan dan jajaran Dishub Solo berkukuh dengan argumentasi masing-masing, terkait jam operasional shuttle bus. Pihak Dishub Solo menyatakan jam operasional shuttle bus menyesuaikan kondisi lapangan yaitu hingga pukul 20.00 WIB.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Begitu juga perwakilan penarik ojek meminta agar jam operasional shuttle bus hanya sampai pukul 16.00 WIB. Ketua Komisi III DPRD Solo, YF Sukasno, yang memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak harus beberapa kali mengerem diskusi agar tidak sampai memanas.

“Dari jam operasional masjid pukul 04.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB, kami sudah memangkas jam operasional shuttle bus hanya sampai pukul 20.00 WIB. Itu artinya ya kita bagaimana bisa sama-sama sebagai tuan rumah melayani wisatawan dengan baik,” ujar Taufiq.

Dia menjelaskan pengoperasian shuttle bus merupakan bentuk pelayanan Pemkot Solo kepada para wisatawan atau pengunjung Masjid Syeikh Zayed Solo. Artinya mereka mendapat jaminan layanan transportasi yang aman, nyaman, dan layak, saat berkunjung ke Solo.

Disamping juga, Taufiq melanjutkan, Dishub Solo diberi target pemasukan dari shuttle bus senilai Rp60 juta. Target itu dihitung mendasarkan potensi jumlah penumpang dan jam operasional. Tapi jam operasional shuttle bus hingga pukul 20.00 WIB ditolak tukang ojek.

Mereka berkukuh dengan usulan awal jam operasional dipangkas hingga pukul 16.00 WIB. Merespons sikap penarik ojek, Kepala UPT Transportasi Dishub Solo, Agus Purnomo, bersedia memangkas jam operasional shuttle bus sesuai usulan penarik ojek.

“Kami turunkan lagi saja, untuk antisipasi, kami sampai pukul 19.00 WIB. Kami jual tiket maksimal sampai pukul 19.00 WIB. Kalau masih ada yang melintas, itu hanya menjemput penumpang yang sudah kami antar sebelumnya. Karena layanan kami PP kan,” tutur dia.

Agus menilai waktu satu jam yang dipangkas dari pukul 20.00 WIB menjadi pukul 19.00 WIB bisa menjadi kesempatan para penarik ojek. “Setelah itu mangga teman-teman ojek membantu. Bila ada driver yang nakal, saya minta difoto, akan kami tindak lanjuti,” kata dia.

Tapi, lagi-lagi tawaran dari Dishub Solo ditolak para penarik ojek. Mereka memohon agar operasional shuttle bus hanya sampai pukul 16.00 WIB. “Kami merasa keberatan Pak. Minta tolong sampai jam 16.00 WIB saja, agar kami wong cilik iso melu ngrasakke,” ujar Lanyono.

Lantaran tidak kunjung mencapai kesepakatan, YF Sukasno menengahi dengan meminta para penarik ojek menerima dulu opsi jam operasional shuttle bus hingga pukul 19.00 WIB. Setidaknya opsi itu dijalankan dulu sepekan ke depan, untuk kemudian dievaluasi.

“Kalau panjenengan semua sampai pukul 19.00 WIB ora entuk opo, nanti kita bertemu lagi. Atau kalau nanti ternyata iso entuk opo-opo, kita akan bertemu lagi, Jumat pekan depan ya. Intinya ini kita buat kesepakatan-kesepakatan untuk dijalankan dulu,” ungkap dia.

Saran dari Sukasno akhirnya diterima oleh perwakilan penarik ojek. Tapi mereka siap mengadu kembali ke Komisi III DPRD Solo bisa ternyata mereka belum bisa mendapatkan pendapatan yang layak untuk hidup keluarga, setelah sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya