SOLOPOS.COM - Ilustrasi para pencari kerja (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menargetkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun menjadi 3,00% pada akhir 2024. Ada beberapa program yang disiapkan untuk mencapai target tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sragen, Agus Winarno, saat dihubungi Solopos.com, pada Kamis (11/1/2024). Agus menguraikan ada beberapa upaya untuk menekan TPT. Pertama, optimalisasi kegiatan antara lain dengan meningkatkan jejaring kerja sama dengan perusahaan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Selanjutnya dengan meningkatkan kerja sama penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) dengan perusahaan penempatan pekerja migran indonesia (P3MI).

“Melaksanakan seleksi magang Jepang dua kali tiap tahun. Kemudian, menyelenggarakan pelatihan kerja di unit pelaksana teknis [UPT], di Technopark, dan balai latihan kerja [BLK],” ujar Agus.

Lebih lanjut, pihaknya juga melaksanakan pelatihan kerja secara mobile atau kunjungan ke lokasi pelatihan melalui program Mobile Training Unit (MTU). Agus juga mengunggah publikasi informasi lowongan kerja secara masif, terutama melalui media sosial. Pihaknya juga mengembangkan inovasi pelayanan berbasis digital melalui LAPPAK Sukowati.

Selain informasi lowongan dan pelatihan kerja, Disnaker mendorong pencari kerja untuk bisa berwirausaha dengan bekal keterampilan seusai mengikuti pelatihan. Namun menurut Agus, lapangan kerja di Sragen saat ini didominasi lulusan SMK dan SMP sederajat, sementara untuk lulusan S1 relatif terbatas.

Kondisi ketenagakerjaan di Sragen juga tercermin dalam publikasi Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen bertajuk Keadaan Ketenagakerjaan di Kabupaten Sragen Agustus 2023. Sebanyak 58,12% penduduk Sragen yang bekerja didominasi oleh penduduk tamatan SMP ke bawah.

Hal ini dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2023, TPT untuk lulusan SMK paling tinggi di antara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 7,79%. TPT tertinggi berikutnya ditemukan pada penduduk berpendidikan perguruan tinggi S1 sederajat sebesar 6,85% dan berpendidikan SMA sebesar 6,03%.

TPT untuk penduduk lulusan DI/DII/DIII juga relatif tinggi, sebesar 5,69%. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat pendidikan yang tinggi.

Pengangguran Pendidikan Rendah

Mereka yang berpendidikan rendah (SMP ke bawah) justru lebih banyak bekerja atau memiliki tingkat pengangguran terendah. Hal ini dapat dilihat dari TPT SD ke bawah tercatat paling rendah di antara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 0,63%.

Kemudian, TPT SMP juga cukup rendah sebesar 3,37%. Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, penduduk berpendidikan rendah mengalami penurunan angka pengangguran. Sedangkan pada jenjang SMA ke atas mengalami peningkatan angka pengangguran ditandai dengan TPT yang semakin tinggi.

Dalam publikasi tersebut, BPS juga mencatat dari 100 angkatan kerja (usia 15 tahun ke atas yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa) sebanyak 3-4 orang merupakan pengangguran.

Dalam setahun terakhir, secara absolut pengangguran berkurang sekitar 2.200 orang. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja bertambah sekitar 50.759 orang.

Pada 2022 lalu TPT tercatat 4,69%,  angka ini turun cukup tajam sebesar 0,82% menjadi 3,87% pada Agustus 2023. Jumlah angkatan kerja di  Sragen pada Agustus 2023 sebanyak 542.178 orang, atau bertambah 48.559 orang dibanding Agustus 2022.

Dari 100 penduduk usia kerja, terdapat sekitar 68-69 orang termasuk angkatan kerja/aktif di pasar kerja (bekerja dan pengangguran) penduduk bekerja tercatat sebanyak 521.215 orang. Sebanyak 32,24% penduduk bekerja didominasi oleh buruh/karyawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya