SOLOPOS.COM - Kadus II Bendan, Banyudono, Boyolali, Susilo Budiarto, melihat karamba ikan di Sungai Sungsang Pengging, Rabu (17/1/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sekitar 20 karamba ikan milik warga di sungai wilayah Pengging, Desa Bendan, Banyudono, Boyolali, dipastikan aman dan tidak terdampak meski sungai tersebut sempat diterjang arus deras yang membawa sampah saat hujan deras cukup lama pada Selasa (16/1/2024) sore.

“Untuk dampak ke karamba enggak ada. Alhamdulillah, aliran yang membawa kayu kemarin kan yang dari sisi barat ke timur [aliran Sungai Pleret]. Karamba di sebelah utara [saluran irigasi sawah] dan selatan [aliran Sungai Sungsang] tidak membawa material,” jelas Kadus II Bendan, Susilo Budiarto, kepada Solopos.com di pinggiran Sungai Pleret, Bendan, Rabu (17/1/2024).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia menjelaskan ada sekitar 20 karamba ikan milik warga yang memanjang dari Sungai Sungsang hingga aliran irigasi sawah di Bendan. Tidak ada kerusakan karamba atau ikan yang mati walau diterjang hujan deras sehari sebelumnya.

Walaupun begitu, Budi menjelaskan hujan deras bisa membuat ikan stres dan pH atau tingkat keasaman air naik. Sehingga ketika hujan ikan tidak diberi makan untuk mencegah pH air semakin naik.

Lebih lanjut, untuk melancarkan aliran air di Sungai Pleret, warga Bendan bersama Komunitas Peduli Sungai Pengging, Banyudono, Boyolali, membersihkan sampah-sampah yang menumpuk akibat hujan deras.

Sebagai informasi, di pertemuan arus Sungai Pleret dan Sungai Sungsang, terdapat besi yang menjadi filter atau penyaring sampah. Sehingga, di area tersebut banyak sampah ditemukan.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Pengging, Banyudono, Boyolali, Totok Sudaryanto, menyampaikan di aliran sungai Sungsang yang berada di selatan Sungai Pleret tidak ada bawaan sampah kayu yang bisa merusak karamba ikan.

Selain itu, saat Sungai Pleret penuh, pintu air menuju saluran irigasi ke utara langsung ditutup sehingga sampah tidak mengalir ke karamba-karamba di saluran irigasi.

“Kemarin pintu air [menuju utara atau saluran irigasi] langsung ditutup ketika air penuh. Nanti kalau tidak ditutup, kayunya terbawa ke utara, malah airnya tidak bisa mengalir maksimal, terus malah banjir,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, tumpukan rumpun bambu, kayu, pampers atau popok bayi, pakaian bekas, dan sampah lain menumpuk di Sungai Pleret wilayah Pengging, Desa Bendan, Banyudono, Boyolali, seusai hujan deras berdurasi cukup lama pada Selasa (16/1/2024) sore.

Komunitas Peduli Sungai Pengging bersama belasan warga sekitar bergotong royong membersihkan sungai tersebut pada Rabu pagi. Mereka mengangkat dan mengumpulkan sampah yang mayoritas kayu tersebut di lima lokasi sungai.

Kayu-kayu yang besar harus digergaji terlebih dahulu baru dikumpulkan lalu dibakar. Diperkirakan ada 15-20 meter kubik sampah yang berhasil dievakuasi dari sungai tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya