SOLOPOS.COM - Diskusi terumpun yang digelar di New Merapi Resto Klaten mengawali program Diva UMKM, Selasa (5/3/2024). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Yayasan Kota Kita dan Yayasan Jalatera memulai program Dorong Inklusi dan Visibilitas UMKM Perempuan melalui Akses Digital (Diva UMKM).

Sesuai namanya, program itu untuk meningkatkan kapasitas perempuan yang bergerak di UMKM dalam memanfaatkan internet dan perangkat digital. Program digulirkan kedua yayasan dengan dukungan dari Internet Society Foundation.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Program dimulai dengan serangkaian diskusi kelompok terumpun bersama pemerintah daerah, kepala desa, camat, dan perwakilan dari berbagai paguyuban di tiga wilayah yakni Kota Solo, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Klaten, Selasa (5/3/2024).

Program itu mulai bergulir bersamaan dengan menyambut Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret.

Manajer Program Urban Inclusivity Yayasan Kota Kita, Nina Asterina, mengatakan perempuan pelaku UMKM masih mengalami kesulitan dalam memahami pemasaran produk melalui e-commerce dan juga lebih rawan terhadap penipuan layanan keuangan digital.

“Melalui inisiatif Diva UMKM, kami berharap dapat memberdayakan mereka sekaligus menegaskan pentingnya inklusi sosial, demi mencapai ekonomi yang lebih inklusif di Solo dan sekitarnya,” kata berdasarkan keterangan tertulis yang dikutip Kamis (7/3/2024).

Kesenjangan literasi digital yang signifikan antara laki-laki dan perempuan terutama dalam memengaruhi partisipasi ekonomi di sektor UMKM menjadi dasar pelaksanaan program tersebut.

Melalui program itu, perempuan yang bergerak di bidang UMKM mampu meningkatkan kapasitas mereka dalam pengembangan bisnis dan meningkatkan ekonomi memanfaatkan internet dan perangkat digital.

Tak hanya berfokus pada perempuan, inisiasi program itu menggaet keterlibatan pelaku usaha dari kalangan perempuan disabilitas.

Sebanyak 350 perempuan pelaku UMKM dan 60 perempuan penyandang disabilitas yang bergerak di bidang usaha dari tiga wilayah ditargetkan bisa mengikuti program tersebut.

Diskusi kelompok bakal terus bergulir dengan serangkaian kegiatan lain yang melibatkan langsung para peserta. Pada awal program, survei di tiga wilayah akan dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan calon peserta sehingga modul dan pedoma pelatihan bisa dirancang tepat guna.

Pelatihan khusus diberikan kepada peserta terpilih. Tujuannya agar mereka bisa menularkan pengetahuan yang mereka peroleh ke anggota kelompok pelatihan lainnya.

“Kami berniat menjalin hubungan erat dengan pemangku kepentingan di tiap wilayah untuk membahas pembelajaran selama program serta merumuskan langkah-langkah lanjutan untuk pemberdayaan UMKM perempuan dan disabilitas yang terlibat. Harapannya, Diva UMKM akan menjadi inisiatif berkelanjutan yang terus mendukung kesejahteraan pelaku bisnis perempuan di Soloraya,” kata Direktur Yayasan Jalatera, Diyah Ayu Wecaningsih.

Kepala Bappeda Litbang Klaten, Pandu Wirabangsa, mengatakan program Diva UMKM tersebut selaras dengan prioritas program di Klaten. Prioritas itu terutama pada program penguatan ekonomi lokal dan iklim investasi melalui Klaten Laris.

“Tentu program ini menjadi menarik apalagi sasarannya pelaku UMKM dari perempuan dan disabilitas. Karena memang itu baru dioptimalkan. Di Klaten, perempuan pelaku UMKM maupun disabilitas pelaku UMKM cukup banyak,” kata Pandu saat ditemui Solopos.com seusai kick off program Diva UMKM di New Merapi Resto, Selasa (5/3/2024).

Pandu menjelaskan kemajuan teknologi informasi menuntut para pelaku UMKM untuk bertransformasi. Lantaran hal itu, dia menilai butuh percepatan menuju digitalisasi. Pemanfaatan perangkat digital tak lagi menjadi barang mewah, melainkan kebutuhan.

“Kemudian yang perlu menjadi perhatian yakni tentang tata kelola manajemen mereka. Bagaimana membedakan antara keuangan usaha dengan keuangan kebutuhan sehari-hari keluarga mereka. Dari sisi digital, bagaimana mereka mempromosikan produk hingga sistem pembayaran nontunai. Kemudian pengemasan produk,” kata Pandu.

Dia juga menilai perlu ada dukungan bagi para perempuan pelaku UMKM dan disabilitas pelaku UMKM mengurus perizinan serta mengakses modal dengan aman. Tujuannya, agar para pelaku UMKM ini tak terjebak dengan rentenir maupun pinjaman online (pinjol).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya