Soloraya
Jumat, 9 Juni 2023 - 12:39 WIB

DLH Sukoharjo Ajukan 7 Sekolah Ini Jadi Adiwiyata Tingkat Nasional dan Mandiri

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemilahan sampah di SMP Tarakanita di Gedangan, Grogol, Sukoharjo. (Istimewa/Suryono Arief Wijaya)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo mengajukan tujuh sekolah untuk meraih gelar Sekolah Adiwiyata Nasional dan Sekolah Adiwiyata Mandiri. Ketujuh sekolah ini aktif melaksanakan program Adiwiyata atau gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah.

Agar bisa meraih predikat tersebut, program yang dijalankan sekolah harus sejalan dengan tema Beat Plastic Pollution yang merupakan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2023 lalu.

Advertisement

Kepala DLH Sukoharjo, Agus Suprapto, membeberkan empat sekolah diajukan untuk maju tingkat nasional, yaitu SMP Tarakanita, SMA Al Firdaus, SMPN 2 Sukoharjo dan SMA IT Nur Hidayah. Sementara calon sekolah Adiwiyata Mandiri diajukan sebanyak tiga yaitu MIN 2 Sukoharjo, SD Tarakanita, dan SMPN 3 Sukoharjo.

“Sekolah diharuskan melakukan berbagai aksi dan kreasi. Misalnya, memanfaatkan botol plastik bekas dan tidak menggunakan plastik sekali pakai. Acara sekolah harus bebas sampah plastik dan stereofoam, membawa alat makan minum guna ulang dan berbagai kreasi memanfaatkan barang bekas dan kemasan bekas lainnya,” jelas Agus kepada Solopos.com pada Jumat (9/6/2203).

Advertisement

“Sekolah diharuskan melakukan berbagai aksi dan kreasi. Misalnya, memanfaatkan botol plastik bekas dan tidak menggunakan plastik sekali pakai. Acara sekolah harus bebas sampah plastik dan stereofoam, membawa alat makan minum guna ulang dan berbagai kreasi memanfaatkan barang bekas dan kemasan bekas lainnya,” jelas Agus kepada Solopos.com pada Jumat (9/6/2203).

Ia berharap melalui upaya tersebut dapat mengurangi jumlah timbunan sampah yang masuk ke TPA terutama sampah plastik.

Sementara itu, Analis Lingkungan Hidup DLH Sukoharjo, Niken Wijayanti, menambahkan dalam sekolah Adiwiyata, jiwa kreatif dan inovatif dari pihak sekolah juga digelitik melalui penerapan perilaku ramah lingkungan hidup (PRLH). Hal tersebut dapat berwujud karya inovatif dari pendidik dan peserta didik.

Advertisement

Sementara SMA Al Firdaus telah mengembangkan pasta gigi dari cangkang telur dengan pewarna alami dari daun pandan. Tak mau kalah, SMPN 2 Sukoharjo dan SMPN 3 Sukoharjo juga mengembangkan pupuk cair dari urine kelinci yang dipelihara di sekolah.

“Semua inovasi yang dilakukan diharapkan dapat mengatasi masalah lokal di sekolah dan memanfaatkan potensi yang ada di sekolah,” harap Niken.

Beat plastic pollution merupakan perjalanan yang panjang yang harus dimulai dari sekarang. Menurutnya, kampanye tersebut perlu ditanamkan kepada generasi muda sedini mungkin dan digaungkan kepada masyarakat luas. “Mengurangi sampah plastik berarti menyelamatkan tanah, air, laut, bahkan udara bagi kualitas hidup umat manusia yang lebih baik,” imbuhnya.

Advertisement

Turunkan Sampah Plastik 80 Persen

Sementara itu, Tim Pembina Sekolah Adiwiyata Kabupaten Sukoharjo, Suryono Arief Wijaya, mengeklaim gerakan tersebut mampu menurunkan sampah plastik hingga 80%. “Terdapat pengurangan sampah plastik, di beberapa sekolah ada yang lebih dari 80% pengurangan sampah dari sebelum melaksanakan adiwiyata dibandingkan saat sesudah melaksanakan adiwiyata,” klaim Arif.

Menurutnya sekolah-sekolah tersebut juga telah melewati berbagai penilaian seperti kebersihan, pengelolaan sampah, penanaman, konservasi air, energi dan bahkan inovasi. Bagi sekolah yang diajukan dalam tingkat Adiwiyata Nasional harus telah mendapat predikat Adiwiyata tingkat Provinsi.

Sekolah juga diharapkan bisa naik tingkat setiap dua tahun. Sementara sekolah yang telah meraih gelar Adiwiyata Nasional berhak dicalonkan dalam Adiwiyata Mandiri. Bagi sekolah Adiwiyata Mandiri juga harus membina minimal dua sekolah lain.

Advertisement

Tim Pembina Sekolah Adiwiyata di Sukoharjo juga membawahi 79 sekolah dalam tingkat berbeda. Masing-masing yakni dalam tingkat kabupaten sebanyak 54 sekolah, provinsi 15 sekolah, nasional 8 sekolah dan 2 sekolah tingkat mandiri.

Sementara jumlah Sekolah Adiwiyata Nasional dan Mandiri sejak  2006 hingga 2022 di Indonesia ada 4.149 sekolah. Sebanyak 3.150 di antaranya Sekolah Adiwiyata Nasional dan 999 Sekolah Adiwiyata Mandiri. Sedangkan jumlah sekolah Adiwiyata secara nasional (tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional dan Mandiri) adalah sebanyak 27.169 Sekolah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif