Soloraya
Jumat, 8 Maret 2024 - 16:06 WIB

EL Nino Bikin Sektor Makan Minum di Wonogiri Tumbuh Jadi Rp975 Miliar

Muhammad Diky Praditia  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi es teh. (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRI—Anomali cuaca El Nino justru mendorong sektor akomodasi dan makan minum tumbuh paling tinggi dibandingkan sektor lain di Wonogiri pada 2023. Pertumbuhan ekonomi sektor ini mencapai 15,49% atau menjadi Rp975,58 miliar selama setahun.

Badan Pusat Statistik (BPS) Wonogiri mencatat berdasarkan lapangan pangan usaha sektor akomodasi dan makan minum ini tumbuh paling tinggi. Disusul sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh sebanyak 11,74%.

Advertisement

Kemudian sektor transportasi yang mencapai 10,91%. Kendati demikian, kontribusi akomodasi dan makan minum belum signifikan, yaitu 2,64% terhadap pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,8% atau naik menjadi Rp36,9 triliun pada 2023.

Kepala BPS Wonogiri, Rahmad Iswanto, menerangkan sub sektor makan minum sebenarnya yang paling banyak tumbuh pada 2024. Sementara sub sektor akomodasi seperti perhotelan ada kenaikan tetapi sama sekali tidak signifikan. Pertumbuhan ekonomi untuk sub sektor makan minum disebabkan karena di Wonogiri booming usaha mikro kecil sistem waralaba yang menjajakan minuman seperti es teh dan minuman lainnya.

Advertisement

Kepala BPS Wonogiri, Rahmad Iswanto, menerangkan sub sektor makan minum sebenarnya yang paling banyak tumbuh pada 2024. Sementara sub sektor akomodasi seperti perhotelan ada kenaikan tetapi sama sekali tidak signifikan. Pertumbuhan ekonomi untuk sub sektor makan minum disebabkan karena di Wonogiri booming usaha mikro kecil sistem waralaba yang menjajakan minuman seperti es teh dan minuman lainnya.

Dia menjelaskan UKM yang menjual minuman es itu sangat masif tumbuh di hampir semua kecamatan di Wonogiri. Produksi produk minuman itu melonjak tajam selama 2023. Salah satu faktor sektor ini sangat dominan dalam pertumbuhan ekonomi karena terpengaruh anomali cuaca EL Nino.

Menurut Rahmad, El Nino menyebabkan suhu cuaca lebih panas dari biasanya. Selain itu, musim kemarau menjadi lebih panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang dinilai menyegarkan. Maka tidak mengherankan usaha penyediaan minuman ini begitu menjamur di Wonogiri.

Advertisement

Dia menambahkan selain UMK waralaba, usaha penyediaan makan minum berupa rumah makan atau restoran juga berkontribusi terhadap sektor akomodasi makan minum di Wonogiri. Namun pertumbuhannya masih jauh di bawah UMK.

Pada saat yang sama, lanjut Rahmad, ada sektor lain yang justru dirugikan dengan adanya fenomena El Nino, yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sektor ini, terutama sub sektor pertanian mengalami pertumbuhan negatif pada 2023 sebesar 0,27%. Produksi tanaman pangan terutama padi dan palawija turun cukup banyak karena kemarau panjang.

Sementara itu, Berdasarkan Pandangan Iklim 2024 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 2024 masih ada fenomena El Nino tetapi dalam skala moderat hingga netral. Hal itu berarti curah hujan pada 2024 cenderung normal dan lebih basah dibandingkan pada 2023. Kendati demikian, sebagian wilayah Jawa Tengah seperti Wonogiri akan mengalami curah hujan lebih rendah dibandingkan wilayah yang berada di pegunungan.

Advertisement

Salah satu pelaku usaha waralaba es teh di Kecamatan Wonogiri, Nyonya Alex, mengatakan baru membuka usaha itu pada September 2023. Sejak pertama buka, sebelas varian es teh yang dijual laku keras. Dalam sehari, dia bisa menjual sampai 400 gelas dengan harga mulai Rp3.000–Rp5.000/gelas. Dengan modal Rp12 juta, menurutnya usaha itu sangat menguntungkan.

”Waktu kemarau panjang kemarin itu penjualannya lumayan, semua varian teh laku. Kalau sekarang paling cuma tujuh varian yang laris. Satu varian terjual sekitar 30 gelas,” ujar dia.

Hal senada diungkapkan Dona, yang membuka usaha franchise es teh di kawasan Pasar Purwantoro, Wonogiri. Pada 2023 saat kemarau, dalam sehari dia pernah menjual sampai 900 gelas.

Advertisement

“Usaha in memang booming di mana-mana, terutama di Soloraya. Lumayan bisa membuka lapangan pekerjaan baru,” kata Dona.

Sementara itu, warga Wonogiri lainnya, Lasmini, yang membuka usaha serupa mengaku bisa mengambil untung Rp1.000 per gelas yang terjual. Margin sebanyak itu menurutnya sudah bisa menguntungkan dengan modal awal sekitar Rp7,5 juta mulai Agustus 2023 lalu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif