SOLOPOS.COM - Penjual wedangan, Suyanto, 49, sedang berjualan di Wedangan Konco Lawas, Kelurahan Pajang, Laweyan, Kamis (7/3/2024) dini hari. Di tengah harga bahan pokok meroket, Suyanto kini banyak mengandalkan keuntungan dari penjualan es teh dan es plastikan lainnya. (Solopos.com/Ahmad Kurnia Sidik)

Solopos.com, SOLO-Di tengah naiknya harga berbagai jenis bahan pokok membuat pedagang wedangan di Kota Solo khususnya kehilangan harapan untuk meraup keuntungan dari makanan yang dijual. Sebagai gantinya, es teh menjadi salah satu jenis minuman yang menjadi tumpuan pedagang wedangan meraup keuntungan.

Hal itu yang dilakukan oleh pemilik Warung Makan Gondrong yang sekarang berganti nama menjadi Wedangan Konco Lawas, Suyanto, 49.  Suyanto atau yang akrab disapa Gondrong ini memilih libur menjual beberapa jenis makanan seperti singkong goreng, sundukan usus dan kikil, serta babat. Ia bertumpu keuntungan pada penjualan es teh.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Saat ditemui Solopos.com di wedangannya di Pajang, Laweyan pada Kamis (7/3/2024), ia menyampaikan keuntungan dari menjual gorengan mepet. Misalnya, tahun goreng. Harga tahu mentah Rp700 per butir.

Ia menjual yang sudah digoreng dengan harga Rp1.000 per butir. Keuntungan mepet Rp300 per butir. Ia tidak bisa mengalkulasi keuntungan dari gorengan yang terjual dalam satu malam. Belum lagi bila gorengan itu tidak habis terjual.

Bagi Gondrong, es teh yang menjadi penolongnya untuk meraup keuntungan. Sebab teh, gula, air minum dan es batu, selain karena harganya lebih murah juga bisa disimpan untuk dijual kembali.

“Sekarang menggenjot dodolan banyu dulu,” kata dia.

Ia menjelaskan modal untuk kulakan bahan-bahan es teh Rp80.000. Modal itu untuk membeli empat pak teh, dua kg gula pasir, dan dua kantong es kristal. Dengan dua kg gula pasir, Gondrong bisa menjual sebanyak 50 gelas es teh. Dengan harga Rp3.000 per gelas. Gondrong meraup keuntungan dari menjual es teh sebesar Rp70.000 tiap malamnya.

Hal yang sama juga dilakukan pemilik wedangan di depan Taman Stabelan, Solo, Yoga, yang menjadikan es teh sebagai tumpuan keuntungan. Dalam sehari, ia berjualan dua kali. Pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB di depan Taman Setabelan, Banjarsari kemudian pukul 18.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB di depan pasar mebel, Jebres.

Saat siang ia mampu menjual es teh sekitar 100-an gelas dengan harga Rp2.500 per gelas. Sementara saat malam, ia mampu menjual 40-an gelas es teh dengan harga Rp3.000 per gelas. Artinya, dalam sehari Yoga mengantongi Rp370.000 dari menjual es teh.

“Pengaruh banget [kenaikan harga bahan pokok] soalnya gorengan dan nasi bikin sendiri,” kata dia saat ditemui Solopos.com di wedangannya, Kamis.

Pembeli di wedangan tidak selalu makan nasi atau pun gorengan. Tidak jarang pembeli hanya membeli es teh karena berbagai alasan, misalnya karen sembari meneduh. Karena itu, penjualan es teh menjadi tumpuan untuk meraup keuntungan di tengah kenaikan harga bahan pokok.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya