SOLOPOS.COM - Aktivitas masyarakat di pasar tradisional Sunggingan Boyolali, Selasa (29/8/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali berencana mengadakan atraksi hiburan hingga foodcourt di pasar tradisional untuk lebih menghidupkan dan meramaikan sekaligus menarik minat kalangan milenial untuk berkunjung ke pasar.

Kepala Bidang Infrastruktur Pembinaan dan Penataan Pedagang Disdagperin Boyolali, Aris Sulistyanto, menjelaskan saat ini tengah berupaya meramaikan dan menghidupkan pasar tradisional.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kami juga baru menata konsep pasar tradisional, jadi los yang tidak digunakan di Pasar Boyolali maupun Sunggingan bisa dipakai pedagang PKL kuliner di sekitar pasar. Bisa semacam foodcourt di dalam pasar begitu,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Selasa (29/8/2023).

Ia menjelaskan hal tersebut masih rencana yang akan direalisasikan pada 2024. Aris menjelaskan hal tersebut belum bisa direalisasikan pada 2023 karena belum ada alokasi anggarannya.

Selain menata area foodcourt, akan ada pula hiburan untuk menambah keramaian di pasar tradisional Sunggingan dan Boyolali. Aris menjelaskan hiburan yang disajikan bisa berupa live music atau penampilan kesenian yang lain.

Hal tersebut sekaligus memberikan wadah bagi seniman di Boyolali. “Kami usahakan paling enggak di dua pasar yaitu Boyolali dan Sunggingan pada tahun depan. Nanti tinggal nunggu atasan saja. Kalau konsepnya kami sudah ada,” jelas dia.

Ia merencanakan pertunjukan live music dan hiburan lain baik di Pasar Boyolali dan Sunggingan akan dilakukan di lantai II pada malam hari. Saat siang hari, pasar digunakan untuk untuk belanja kebutuhan sehari-hari.

Konsep-konsep yang dipakai akan seperti kafe atau foodcourt pada malam hari karena kebanyakan pedagang kuliner berdagang pada saat itu. Sehingga nantinya PKL kuliner bisa ditarik ke area foodcourt.

Pasar Jaringan Wifi

“Sekarang kan anak-anak milenial semisal jajan ke pasar kesannya kan kuno gitu. Nah, kami siapkan bagaimana pasar bisa menembus segmen anak-anak muda termasuk milenial, biar bisa nongkrong di sana,” kata dia.

Untuk semakin menarik minat milenial, Disdagperin juga merencanakan adanya jaringan wifi gratis dan juga ikon pasar. Menurut Aris, ikon pasar juga dapat menarik minat milenial masuk pasar untuk ajang berfoto.

Sementara itu, salah satu warga Boyolali, Luqman Hakim, 19, menyambut baik adanya ide atau rencana mengubah pasar tradisional menjadi foodcourt dan live music pada malam hari.

Ia juga menyambut baik jika memang diberikan jaringan wifi dan area nongkrong di pasar tradisional Boyolali sehingga nantinya pelajar dan mahasiswa bisa mengerjakan tugas di tempat tersebut.

Walaupun begitu, ia meminta area foodcourt dan live music tidak berada di tengah pasar karena akan sulit dijangkau dan tidak mendapatkan pemandangan apa-apa. Menurutnya, foodcourt bisa diletakkan di sisi pasar yang berhadapan dengan jalan.

“Jadi makan, sambil menikmati live music, sambil juga melihat pemandangan orang berlalu-lalang. Dulu sempat ada salah satu warung tenda di lantai II Pasar Boyolali, hanya satu itu. Lokasinya strategis dekat dengan jalan dan bisa lihat tugu susu tumpah. Menarik kalau diadopsi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya