SOLOPOS.COM - Monumen Juang 45 Klaten kokoh berdiri di tepi Jl Veteran, Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Rabu (20/7/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Perkumpulan Senirupawan Klaten (Pasren) menggali sosok-sosok di balik terciptanya patung Monumen Juang 45 yang berlokasi di belakang GOR Gelarsena Klaten, Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara. Dari penelusuran Pasren, ada delapan pematung yang tercatat ikut andil terciptanya monumen tersebut.

Berdasarkan pantauan, ada enam sosok yang menggambarkan kegigihan dan gagahnya para pahlawan. Penggambaran gestur sosok para pahlawan itu sangat detail.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sebanyak lima patung menghadap ke sisi barat dan satu patung ke sisi timur. Ada yang menggambarkan sosok pahlawan mengangkat pistol dengan satu tangannya menggenggam menghadap ke bawah, ada yang membawa bambu runcing, serta senapan laras panjang.

Ada prasasti yang terpasang di monumen itu. Prasasti itu menunjukkan jika monumen tersebut diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah, Soepardjo Roestam. Pada monumen itu ada penjelasan tanggal pembangunan yang dimulai pada 20 Mei 1974.

Sementara, monumen diresmikan pada 20 Mei 1976. Ada prasasti lainnya dengan kata-kata semangat kemerdekaan. “I. Teruskan perjoeanganku menegakkan negara Proklamasi 17 Agustus 1945. II. Perjoeanganku Perjoeanganmu Juga,” begitu bunyi tulisan prasasti yang tertempel pada dudukan patung sosok pahwalan yang mengangkat pistol.

Ketua Pasren, Karang Sasangka, menjelaskan sosok pematung di balik terciptanya Monumen Juang 45 Klaten belakangan menjadi bahan diskusi anggota Pasren. Mereka menelusuri sosok-sosok di balik terciptanya patung yang disebut-sebut memiliki gestur seni paling tinggi se-Kabupaten Bersinar.

Dari penelusuran Pasren, ada delapan nama pematung yang terlibat dalam pembuatan patung tersebut. Seluruhnya merupakan seniman asal Klaten. Mereka yakni Rustamadji, Sutrisno, Hartono, HD Sumakir, Jonipan, Sri Sadono, Sutarno, dan Jatmiko.

Sangat dimungkinkan masih ada nama-nama pematung lainnya yang ikut andil terciptanya monumen tersebut.

Sasangka menjelaskan latar belakang terciptanya patung tersebut masih terus digali. Namun, dari hasil penelusuran Pasren masing-masing patung yang diciptakan ada penanggung jawab.

Dia mencontohkan seperti penanggung jawab patung yang menggambarkan sosok pahlawan mengangkat pistol yakni seorang pematung asal Kecamatan Pedan bernama Sutrisno.

“Patung yang menembak itu yang membuat Pak Sutrisno asal Pencil, Pedan. Kemudian yang menghadap ke sana [satu patung menghadap ke timur] Pak Sri Sadono mungkin sebagai asistennya, untuk yang utama kami belum tahu. Kemudian Pak Rustamadji itu sebagai konsultan,” kata Sasangka yang merupakan putra dari Rustamadji, Rabu (19/7/2023).

Sasangka menjelaskan sejarah di balik monumen itu terus digali. Hal itu dilakukan Pasren agar jejak sejarah yang ada di Klaten jangan sampai hilang.

“Kami punya tanggung jawab untuk memberikan penjelasan. Akan terus kami gali sejarahnya,” kata Sasangka.

Salah satu anggota Pasren, Marsudi, 70, mengatakan salah satu pematung terlibat di pembuatan monumen tersebut.

“Namanya Pak Sri Sadono. Dia yang terlibat dalam pembuatan salah satu patung menghadap ke timur. Beliau memang pematung. Seluruhnya yang terlibat dalam pembuatan monumen ini merupakan orang Klaten,” kata Marsudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya