SOLOPOS.COM - Korban prioritas dievakuasi dengan mobil ambulans untuk dibawa ke RS saat memperagakan simulasi penanganan bencana alam di halaman Mako BPBD Sragen, Sabtu (30/9/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pohon tumbang akibat puting beliung menimpa sejumlah orang di Sragen. Lima korban di antaranya dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Sarila Husada Sragen. Sementara beberapa korban lain hanya menjalani perawatan jalan.

Demikian adegan simulasi bencana puting beliung di halaman Mako Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen. Peragaan penanganan bencana alam tersebut digelar BPBD bersama mahasiswa Akper Yappi Sragen dan RS Sarila Husada Sragen, Sabtu (30/9/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala BPBD Sragen, R. Triyono Putro, memimpin langsung simulasi tersebut. “Hari ini, kami bersama para mahasiswa Akper Yappi dan RS Sarila Husada mengadakan simulasi pengamanan bencana alam. Kami merekrut para mahasiswa supaya bisa menjadi relawan. Dalam simulasi ini seolah-olah terjadi bencana angin puting beliung yang menumbangkan banyak pohon. Pohon-pohon itu menimpa banyak orang,” jelasnya.

Meskipun simulasi, penanganan korban bencana dilakukan secara serius seolah memang terjadi musibah. Ketika ada pasien yang harus dirujuk, kata dia, maka ada peragaan pasien yang dibawa dengan menggunakan mobil BPBD menuju ke RS Sarila Husada Sragen.

Saat mengantar korban juga sirine ambulans dinyalakan. Begitu pula saat korban tiba di IGD RS Sarila Husada ditangani selayaknya pasien betulan.

“Kami membagi klasifikasi korban dalam simulasi itu. Korban dengan dengan skala prioritas diberi pita warna merah sehingga butuh dirujuk. Korban luka ringan diberi tanda pita warna kuning, korban yang bisa berjalan diberi pita warna hijau, dan korban yang meninggal dunia diberi warna hitam,” kata Triyono.

Simulasi penanganan bencana alam ini melibatkan 43  mahasiswa. Ada lima mahasiswa yang berperan sebagai korban prioritas utama yang dirujuk ke RS.

“Kegiatan ini baru kali pertama kami lakukan sebagai upaya untuk memahamkan para mahasiswa ketika terjadi bencana alam apa yang harus mereka lakukan. Jadi ilmu yang didapat dalam simulasi ini bisa dipraktikan dalam kejadian nyata,” jelas Triyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya