SOLOPOS.COM - Ahli gizi masyarakat, Tan Shot Yen, saat memberikan pemaparan dalam seminar kader kesehatan di Pendapa Ageng Kabupaten Klaten, Kamis (12/10/2023). (klatenkab.go.id)

Solopos.com, KLATEN–Banyak kasus stunting atau tengkes muncul karena kurangnya pemahaman terhadap pentingnya perencanaan kehamilan dalam keluarga baru. Padahal, pencegahan stunting pada anak harus dimulai jauh sebelum masa kehamilan.

Demikian disampaikan ahli gizi masyarakat, dr. Tan Shot Yen, saat memberikan pemaparan dalam seminar kader kesehatan bertema Peran Kader dan Tenaga Kesehatan Dalam Penurunan Stunting di Pendapa Ageng Kabupaten Klaten, Kamis (12/10/2023).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Banyak permasalahan yang dapat memicu timbulnya stunting justru diketahui saat kehamilan bahkan ada yang baru diketahui saat anak terindikasi stunting,” ungkap wanita yang akrab disapa Dokter Tan ini seperti dikutip dari klatenkab.go.id, Sabtu (21/10/2023).

Dia menambahkan kesalahan paling umum pada orang tua (ortu) adalah bagaimana gaya hidup mereka masih belum baik dan belum ada kesiapan. Contohnya, urainya, makan tidak teratur, merokok, itu semua juga dapat menyebabkan stunting pada anak.

Oleh sebab itu, Dokter Tan menekankan pentingnya penyuluhan pencegahan stunting perlu dilakukan sejak masa pranikah. “Di antaranya dengan cek kesehatan suami/istri, jika ada kebiasaan buruk seperti pola makan tidak teratur hingga merokok, dapat segera diubah saat mempersiapkan kehamilan,” katanya.

Lebih lanjut, Tan menjelaskan stunting merupakan gangguan gizi kronis yang dialami bayi sejak masih berada dalam kandungan sampai dengan usia balita sehingga mengalami pertumbuhan badan yang kurang baik yang ditandai dengan tinggi badan yang kurang dari standar dan akibat lainnya tingkat kecerdasannya tidak optimal.

Berikut saran Dokter Tan untuk mencegah stunting sejak dari pranikah:

1. Persiapan Lahir Batin Sebelum Menikah

Menurut Dokter Tan, calon ibu idealnya mempersiapkan dengan baik, baik mental maupun lahiriahnya ketika akan menikah. “Setelah menikah, calon ibu harus membiasakan diri dengan pola makan yang benar dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan dengan gizi seimbang,” paparnya.

2. ASI Eksklusif 6 Bulan

Tan menekankan pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif selama enam bulan setelah melahirkan dan dilanjutkan dengan asupan makanan sehat dan gizi seimbang sesuai dengan tumbuh kembang anak.

“Pemberian ASI harus dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun. Ibu-ibu jangan kasih anakmu dengan susu formula kalau tidak ingin anakmu besok bermasalah dengan kesehatannya. ASI ekslusif selama enam bulan sangat baik bagi pertumbuhan seorang bayi. Tentu saja asupan makanan dari sang ibu juga harus sehat dan bergizi selama hamil dan mengasuh anak balita,” jelasnya.

3. Perhatikan Betul Pola Asuh Anak

Lebih lanjut, Tan juga menegaskan perlunya pola asuh yang benar agar anak tidak mengalami stunting. Menurutnya kesalahan paling umum di Indonesia adalah anak tidak hanya diasuh oleh orang tua saja tetapi oleh kakek, nenek, sepupu dan lainnya.

Kondisi semacam itu membuat pola asuh yang diterapkan berbeda-beda. Imbasnya, makanan yang dikonsumsi anak menjadi kurang diperhatikan dan menyebabkan anak kurang mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.

“Ini yang perlu diperhatikan. Kader Posyandu jangan hanya fokus mendampingi ibunya, tapi juga berikan pemahaman bagi keluarga agar satu pemahaman dalam mencegah stunting,” tegasnya.

Pada bagian lain, sejumlah 238 ibu hamil mengikuti wisuda ibu hamil sehat di Pendapa Ageng Kabupaten Klaten, Senin (16/10/2023). Mereka merupakan peserta kelas ibu hamil yang digelar di 34 wilayah puskesmas.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto mengatakan kelas ibu hamil ini digelar untuk meningkatkan pemahaman ibu hamil yang meliputi kehamilan, persiapan persalinan, hingga pengasuhan anak pascamelahirkan.

Dia menilai para peserta kelas ibu hamil antusias dan serius mengikuti setiap materi yang diberikan. “Tujuan jangka panjangnya yaitu untuk mempersiapkan para ibu ikut berperan dalam mencegah kasus baru stunting pada anak,” ungkapnya.

Dia berharap melalui kelas ibu hamil ini yang meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil atas kehamilan hingga pengasuhan anak, dapat menekan angkat kematian ibu dan anak dalam proses persalinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya