SOLOPOS.COM - Serangkaian penampilan drama musikal Sesarengan Ambangun Nagari oleh Festival Laweyan 2023 di Kampung Batik Laweyan Solo, Senin (2/10/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO — Hadir kembali di tahun 2023, Festival Laweyan menyuguhkan tampilan berbeda dibandingkan tahun sebelumnya dengan drama musikal berjudul Sesarengan Ambangun Nagari.

Drama ini disajikan memperingati Hari Batik Nasional, Senin (2/10/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sejak pukul 20.00 WIB, ratusan warga Kecamatan Laweyan telah memadati area penonton yang sudah disediakan.

Panggung dibangun di area belakang Hotel Solia Zigna Kampung Batik Laweyan.

Penampilan dimulai dengan allegro Punakawan berupa cerita diiringi humor mengenai kondisi warga Laweyan, dilanjutkan dengan tarian Anoman oleh Moko Dance selama kurang lebih 6 menit.

Setelah itu, penonton diberi hiburan Drama Kampung Laweyan oleh warga kampung setempat.

Selama kurang lebih tujuh menit, Drama Kampung Laweyan menceritakan tentang pembangunan joglo yang mangkrak.

Cerita berkembang menjadi harapan warga agar pembangunan yang dilakukan bisa dinikmati bersama.

Adegan dengan cepat berganti menjadi narasi oleh Bagong dan Petruk.

Kedua tokoh wayang tersebut menceritakan mengenai pengalaman buruk yang pernah dialami warga Laweyan.

Dengan cepat, warga disuguhi oleh penampilan musik dari Endprass FT SOC selama 5 menit yang menyanyikan lagu Jawa dengan aransemen rap kontemporer.

Musik tersebut mengiringi tarian break dance oleh para penari yang mengenakan kemeja batik khas Laweyan.

Penampilan kontemporer tersebut disusul oleh tarian kontemporer berikutnya berjudul Shinta is Gone oleh 567EIGHT.

Selama 5 menit, warga disuguhi dengan penampilan anggun dan gemulai tujuh penari berkostum putih layaknya Shinta.

Selanjutnya, narasi kembali disajikan oleh Gareng dan Semar. Keduanya menceritakan kesedihan mereka karena Kota Solo tidak memiliki pemimpin yang memperhatikan rakyat.

Kebahagiaan rakyat seharusnya menjadi poin utama pembangunan oleh pemimpin Kota Solo.

Narasi tidak lepas dari slapstick khas berkaitan semantik dan penggunaan istilah yang tidak tepat serta menyindir sifat-sifat khas warga Solo.

Diwawancara di sela-sela acara, sutradara drama musikal Sesarengan Ambangun Nagari, Muslimin Bagus Pranowo, mengatakan tema cerita yang disajikan di Festival Laweyan 2023 ini adalah keberagaman untuk membangun negara bersama.

“Ini sudah memasuki tahun politik, kami rasa perlu menyajikan kepada masyarakat mengenai kritik-kritik tentang pemimpin Kota Solo, sementara penyajian karya post-modern ini kami lakukan untuk mengingatkan jika keberagaman adalah bagian dari masyarakat Solo, dan di tahun politik, kita sudah harus lebih toleran menerimanya,” ujar Muslimin kepada Solopos.com.

Nyatanya penyajian tarian dan karya post-modern tersebut berhasil meningkatkan antusiasme warga Laweyan yang hadir menonton drama musikal Sesarengan Ambangun Nagari.

Meski begitu, penampilan tarian klasik berupa Klotekan dari Klotekan Siskampling Warga Laweyan juga berhasil menghibur warga.

Klotekan tersebut menyajikan lagu Suwe Ora Jamu dan Prahu Layar.

Terpisah, Executive Secretary & Public Relation Solia Zigna Kampung Batik Laweyan, Yuke Anastasia, mengatakan Solia Zigna Kampung Batik Laweyan mendukung serangkaian acara Festival Laweyan 2023.

“Drama musikal ini sangat menarik dan juga disupport oleh pemerintah Kota Solo, acara ini juga bersamaan dengan rangkaian ulang tahun Solia Zigna sehingga kami merayakan bersama, salah satunya berupa event mural menggunakan dinding samping hotel untuk mencegah vandalisme,” ujar Yuke saat diwawancara media sebelum acara.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya