SOLOPOS.COM - Pekerja mengecek trafo di area PLTSa Putri Cempo, Mojosongo, Solo, Selasa (28/6/2022). Nasib PLTsa Putri Cempo terjawab karena akan beroperasi Oktober 2023. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo mulai beroperasi, Senin (30/10/2023).

Hal itu disampaikan Gibran kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (23/10/2023). Gibran menyampaikan kepastian tersebut setelah meninjau PLTSa Putri Cempo, Solo, Senin pagi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo, Kristiana Hariyanti, membenarkan Pemkot Solo melakukan kegiatan pengoperasian PLTSa Putri Cempo, Senin pekan depan.

“Kalau operasi dan produksi sudah diterima gardu induk PLN. Jual belinya masih ada satu proses administrasi internal di PLN. Mungkin nanti bertahap. Itu nanti 5 megawatt pada Januari 2024,” jelasnya saat dihubungi wartawan.

Ana, sapaannya, mengatakan PLN, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengecek PLTSa Putri Cempo dan menyatakan PLTSa Putri Cempo bisa untuk operasional.

“Prosesnya melewati beberapa uji, sudah dilewati dan diproses. Terus COD [commercial on date] ful pada Januari 2024,” ujarnya.

Selain kesiapan pengoperasionalan, menurut dia, 30 Oktober 2023 merupakan agenda merilis sistem data, komitmen beberapa daerah untuk mendukung PLTSa Putri Cempo. TPA Putri Cempo Solo belum menerima sampah dari daerah sekitar dalam waktu dekat.

“Produksi 545 ton per hari. Dengan itu, diperkirakan sampah TPA Putri Cempo habis sekitar 5 tahun,” ungkapnya.

Ana menjelaskan Pemkot Solo telah menyiapkan infrastruktur untuk dryer drying 1,5 hektare di sisi timur Tempat Pembungan Akhir (TPA) Putri Cempo. Pemkot menyiapkan infrastruktur di 0,5 hektare lahan tambahan yang ditarget selesai Desember 2023.

Laman resmi Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaam Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjelaskan peran Kementerian PUPR dalam PLTSa Putri Cempo adalah memberi dukungan dalam percepatan penyelesaian pembelokan aliran sungai yang menjadi kendala.

Teknologi yang digunakan pada proyek PLTSa Putri Cempo adalah gasifier. Jumlah gasifier yang digunakan oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP) yaitu sebanyak 8 gasifier yang diimpor dari India dan akan dilaksanakan COD pada akhir tahun ini.

PLTSa Putri Cempo ditargetkan dapat menjual daya listrik yang diproduksi kepada PT. PLN (Persero) untuk selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat pada Januari. Volume listrik yang diproduksi PLTSa Putri Cempo sebesar 8 megawatt (MW) dengan rincian 5 MW akan disalurkan kepada masyarakat, sedangkan 3 MW akan digunakan untuk PLTSa Putri Cempo.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo termasuk dalam Program Prioritas Nasional (PSN) yang tercantum dalam Perpres Nomor 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya