SOLOPOS.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno didampingi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka selfie bersama saat bertandang ke rumah Ketua DPC PDIP Solo F.X. Hadi Rudyatmo, Sabtu (29/4/2023). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka dan Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, saling tuding terkait siapa Wali Kota Solo yang paling banyak mendapat proyek infrastruktur dari pemerintah pusat.

Saat Debat Kedua Cawapres pada Jumat (22/12/2023) malam, Gibran mengatakan jumlah proyek dan anggaran yang digelontorkan ke Solo sebelum dirinya jadi Wali Kota, lebih besar dibandingkan saat dia Wali Kota.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Jumlah proyek, jumlah anggaran yang digelontorkan ke Solo, sebelum saya jadi Wali Kota, itu lebih besar,” kata dia menjawab pertanyaan dari cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar, tentang proyek Solo.

Gibran lantas menyebutkan sejumlah pembangunan Solo yang tidak menggunakan anggaran pemerintah pusat. Seperti Masjid Raya Syeikh Zayed di Gilingan, Banjarsari, dan revitalisasi Taman Jurug jadi Solo Safari.

“Membangun masjid pakai duit dari Abu Dhabi, impaknya UMKM kami melesat, wisata melesat. Waktu Idul Fitri kunjungan wisatawan ke Solo melebihi Jogja. Lalu ada [pembangunan] Solo Safari tidak pakai APBN,” tutur dia.

Gibran meminta Muhaimin tidak tendensius dengan bertanya tips dan trik supaya mendapat banyak proyek dari pemerintah pusat. “Tidak perlu tendensius seperti itu. Yang penting impak ke warganya,” urai dia.

Terpisah, Rudy, panggilan akrab FX Hadi Rudyatmo, mengatakan apa yang disampaikan Gibran tidak benar. “Lah ya enggak. Ya besar Mas Gibran lah. Jawabannya itu sebetulnya satu kata saja, karena anak Presiden gitu,” ujar dia.

Sebagai informasi, Gibran memegang tongkat estafet kepemimpinan di Kota Solo dari tangan Rudy yang dua periode menjadi Wali Kota.

Ihwal pembangunan Masjid Raya Seyikh Zayed, menurut Rudy dirinya sudah diminta untuk meletakkan batu pertama di akhir masa jabatannya. Tapi dia meminta agar peletakan batu pertama oleh Wali Kota baru.

“Pembangunan masjid itu sebetulnya saya masih jadi Wali Kota diminta meletakkan batu pertama. Namun saya minta untuk Wali Kota yang baru saja,” aku dia.

Ihwal proyek dari pusat, Rudy bilang cari sendiri. “Itu saya mencari sendiri, salah satu contoh FO [flyover] Manahan, FO Purwosari, itu kami ke sana sendiri, dengan dasar perencanaan yang ada aturannya, yaitu tentang lintasan sebidang yang harus ditutup,” urai dia.

Dalam usaha mendapatkan anggaran pusat untuk pembangunan FO Manahan dan FO Purwosari, menurut Rudy tidak langsung dapat. Butuh waktu sekira empat tahun hingga Solo mendapatkan proyek tersebut.

“Empat tahun baru dapat. Jadi tidak langsung mengucur. Seperti yang rel layang kami ajukan sebelum selesai sudah perencanaan itu ada semua. Nek saya yang ditanya, tak jawab karena saya anak Presiden,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya