SOLOPOS.COM - Pekerja mengecek trafo di area PLTSa Putri Cempo, Mojosongo, Solo, Selasa (28/6/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO--Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo Solo menggunakan sejumlah teknologi terkini untuk menghasilkan listrik.

Dikutip Solopos.com dari indonesia.go.id, Selasa (25/7/2023), sara kerja PLTSa Putri Cempo Solo menggunakan sejumlah teknologi, yakni wet pyrolysis, gasification, syngas treatment, dan gas engine.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dari cara kerja dan teknologi yang digunakan di PLTSa Putri Cempo Solo itu, dapat memproduksi listrik yang lebih besar karena memiliki recovery energi dan efisiensi yang tinggi.

Teknologi Wet pyrolysis akan mengubah sampah padat perkotaan menjadi biochar. Selanjutnya, melalui proses gasifikasi, biochar diubah menjadi gas sintetis yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik.

“Totalnya (alat) ada delapan unit, hingga saat ini baru empat unit yang terpasang. Kami menunggu yang besar-besar belum datang, masih dalam perjalanan,” kata Direktur PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) Elan Syuherlan, di sela uji coba di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Solo, beberapa waktu lalu.

Setelah itu, cara kerja PLTSa Putri Cempo Solo ini sampah masuk ke pembakaran, masuk ke junction box dan masuk ke siklon.

Cara kerja PLTSa Putri Cempo Solo kemudian sampah yang sudah terbakar itu masuk ke back filter, jadi saringan udara untuk membersihkan singgahnya dari saringan udara masuk.

Kemudian, ke head exchanger untuk menurunkan temperatur. Setelah itu baru dilakukan filter halus untuk menyaring partikel-partikel halus. Setelah bersih, masuk ke mesin gas engine generator genset.

Sedangkan untuk mengoperasikan cara kerja PLTSa Putri Cempo itu ada delapan unit mesin yang dioperasikan dan diperlukan 545 ton sampah per hari.

Namun, Kota Solo hanya mampu menyediakan 350 ton sampah. Sehingga, akan diupayakan bekerja sama dengan daerah-daerah berdekatan dengan Solo untuk menyuplai sampah.

Dilihat sampah yang diperlukan, cara kerja PLTSa Putri Cempo juga akan memanfaatkan akumulasi sampah yang tertimbun sejak awal TPA Putri Cempo Solo beroperasi pada 1986. Namun demikian, sampah yang bisa diolah, hanya sampah yang mengandung karbon, seperti sampah organik dan sampah anorganik. Untuk sampah anorganik yang dapat diolah di antaranya sampah plastik, kain, dan karet sintetis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya