SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri Joko Sutopo menginspeksi para sukarelawan saat Apel Gelar Pasukan Pengurangan Risiko Bencana di Lapangan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Sabtu (11/11/2023). (Istimewa/Prokopim Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 2.000 sukarelawan mengikuti Apel Gelar Pasukan Relawan Pengurangan Risiko Bencana di Lapangan Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri, Sabtu (11/11/2023). Apel digelar untuk kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi pada musim penghujan.

Bencana hidrometeorogi yang kerap terjadi di Wonogiri saat musim penghujan di antaranya longsor, banjir, dan angin kencang. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Trias Budiono, mengatakan ribuan sukarelawan mengikuti gelar pasukan itu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Mereka terdiri atas sukarelawan desa tanggap bencana (destana), taruna siaga bencana (tagana), dan komunitas sukarelawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Wonogiri. 

Apel itu dilaksanakan sebagai bentuk kesiapsiagaan dan mitigasi bencana karena saat ini sudah mulai memasuki musim pancaroba dan segera memasuki musim penghujan.

Menurutnya, sebagai daerah zona merah rawan bencana longsor dan banjir, kewaspadaan bencana perlu dilakukan untuk meminimalkan risiko akibat bencana hidrometeorologi itu di Wonogiri. 

Setiap penghujan, bencana longsor dan banjir di Wonogiri selalu tidak bisa dihindarkan. Kondisi geografis dan topografis Wonogiri yang berbukit-bukit membuat risiko bencana itu cukup tinggi di Wonogiri. Di sisi lain, angin kencang dan petir juga kerap terjadi saat musim pancaroba seperti sekarang ini.

“Maka dari itu, kegiatan ini perlu dilaksanakan untuk mitigasi dan kewaspadaan bencana. Diharapkan nanti bisa meminimalkan risiko bencana di Wonogiri,” kata Trias saat dihubungi Solopos.com, Minggu (12/11/2023).

Trias menyebut instrumen mitigasi bencana di Wonogiri bertumpu pada sukarelawan destana. Sebab mereka yang paling dekat dengan warga dan lingkungan di masing-masing desa. Saat ini, dari 294 desa/kelurahan di Wonogiri, hanya tujuh desa yang belum membentuk sukarelawan destana. 

Pelatihan Penanganan Bencana

Dia menjelaskan sukarelawan destana memiliki peran strategis mengurangi risiko bencana. Mereka berfungsi menyosialisasikan kewaspadaaan dan mitigasi bencana kepada warga desa, memetakan daerah rawan bencana di desa, sekaligus menangani bencana. 

“Para sukarelawan destana itu sudah mendapatkan pelatihan dasar-dasar kebencanaan, misalnya bagaimana memberi pertolongan pertama korban bencana. Termasuk membuat dapur umum ketika ada bencana,” ujar dia.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan Wonogiri merupakan wilayah dengan potensi kebencanaan yang tinggi. Maka sudah seharusnya diikuti dengan munculnya kesadaran kolektif untuk melaksanakan mitigasi bencana, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang besar di kemudian hari. 

Sayangnya kesadaran masyarakat Wonogiri ihwal mitigasi bencana masih rendah. Maka tidak heran sering muncul bencana yang dipicu oleh ulah manusia.

Bupati mengatakan saat ini daerah aliran sungai (DAS) memiliki masalah sedimentasi dan penuh sampah hasil rumah tangga. Selain itu, area resapan air juga semakin berkurang. Akibatnya kerap terjadi banjir dan longsor setiap penghujan

Bencana menyebabkan kerusakan permukiman warga, fasilitas umum, dan lahan pertanian di berbagai tempat. Oleh karena itu masyarakat perlu terus diberikan pemahaman dan mendapatkan edukasi agar memahami kondisi riil yang ada. 

Sekitar 2.000 sukarelawan itu merupakan garda depan dalam mitigasi dan penanganan risiko bencana itu. Di sisi lain, seluruh elemen masyarakat menjadi subjek tindakan mitigasi bencana di wilayah masing-masing.

Kebersamaan dalam penanganan bencana dan pengurangan resiko bencana menjadi bagian strategis yang harus dilakukan secara multisektor. “Termasuk dengan memaksimalkan dana desa dalam tahap prabencana, tanggap darurat, dan pascabencana,” ujar Joko Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya