SOLOPOS.COM - Seorang petani menyimpan daun tembakau sebelum dijemur di rumahnya di Tegalharjo, Eromoko, Wonogiri, Rabu (8/11/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Harga jual tembakau hasil panen petani di Eromoko, Wonogiri, menembus lebih dari Rp50.000/kilogram (kg). Harga itu disebut sebagai rekor tertinggi sepanjang sejarah penanaman tembakau di Eromoko sejak 2009.

Para petani pun meraup untung yang cukup besar. Salah satu petani tembakau di Tegalharjo, Eromoko, Angga, mengatakan harga jual tembakau dari petani pada masa panen 2023 ini menyentuh angka Rp52.000/kg. Harga tersebut merupakan harga tertinggi yang pernah dialami petani di Eromoko.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Beberapa petani menjual hasil panen tembakau itu ke perusahaan yang sudah bermitra. Ada juga petani tembakau yang menjual ke tengkulak yang datang dari berbagai daerah seperti Temanggung, Malang, dan Kudus.

Permintaan tembakau ke petani Eromoko, Wonogiri, pada 2023 ini sangat tinggi. Sepanjang pengetahuan dia, tidak ada hasil panen tembakau petani di Tegalharjo yang ditolak pembeli atau tengkulak karena alasan kualitas rendah.

Hal itu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kadang ada beberapa bal tembakau (satu bal 50 kilogram) dari petani yang ditolak untuk dibeli karena dinilai berkualitas rendah. Hal itu biasanya dilakukan perusahaan mitra petani tembakau.

Saat ini semua tembakau terbeli dengan harga tinggi. Permintaan juga tinggi,” kata Angga saat ditemui Solopos.com di Desa Tegalharjo, Rabu (8/11/2023).

Menurut Angga, kenaikan harga tembakau hasil panen petani di Eromoko, Wonogiri, itu karena kualitas panen 2023 ini sangat baik. Hal itu tak lepas dari faktor musim kemarau panjang yang terjadi pada tahun ini.

Tanaman tembakau nyaris tidak pernah terkena hujan. Sebagai tanaman yang tidak suka air, hal itu bagus untuk tembakau. Tetapi bukan berarti tanaman ini tidak butuh air. Petani tetap memberikan air tetapi hanya secukupnya.

Pendongkrak Ekonomi Warga

Dia menjelaskan satu hektare (ha) lahan tembakau bisa menghasilkan lebih kurang 30 bal atau 15 kuintal tembakau. Di Tegalharjo, kebanyakan petani menanam tembakau di lahan seluas setengah ha.

Dengan asumsi harga jual tembakau Rp50.000/kg, rata-rata penghasilan petani mencapai Rp37,5 juta. Sedangkan modal produksi menanam tembakau biasanya sekitar Rp10 juta.

Petani tembakau lain di Eromoko, Wonogiri, Suyitno, juga menyampaikan harga tembakau pada masa ini merupakan harga tertinggi yang pernah dia alami. Dia menjual tembakau ke perusahaan mitra seharga Rp46.000/kg.

Harga itu sudah cukup untung bagi dia. Sebab biasanya harga tembakau hanya di rentang Rp20.000–Rp30.000 per kg. Tahun lalu, harga tembakau tidak lebih dari Rp30.000/kg. “Kalau harganya begini terus ya tentu kami senang,” ujar dia.

Kepala Desa Tegalharjo, Wiarto, mengungkapkan tanaman tembakau salah satu pendongkrak ekonomi warga di desa tersebut. Sejak tembakau mulai ditanam petani pada 2009, perekonomian petani tembakau meningkat.

Hasil dari panen tembakau pun bisa dilihat secara fisik berupa pembangunan dan renovasi rumah-rumah para petani tembakau. Dia menyebut lahan pokok tanaman tembakau di Desa Tegalharjo lebih dari 50 ha.

Itu belum termasuk lahan tembakau yang ditanam di lahan pasang surut Waduk Gajah Mungkur (WGM). Saat ini jumlah petani tembakau di desanya sekitar 80 orang.

“Memang sejak ada tembakau itu, ekonomi para petani itu terangkat. Apalagi tembakau ini ditanam saat kemarau saja, memanfaatkan lahan yang tidak bisa ditanami padi. Kalau penghujan, lahan itu ya ditanam padi,” kata Wiarto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya