Soloraya
Senin, 7 Agustus 2023 - 09:02 WIB

Heboh Mahasiswa Baru UIN Surakarta Diminta Daftar Pinjol, Ini Ulasannya

Abu Nadzib  /  Magdalena Naviriana Putri  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pinjaman Online. (Solopos).

Solopos.com, SUKOHARJO — Kampus UIN Raden Mas Said Surakarta menjadi sorotan setelah Dewan Mahasiswa (Dema) setempat menggandeng aplikasi pinjaman online (pinjol), dalam Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) bagi mahasiswa baru 2023.

Para mahasiswa baru diminta untuk registrasi ke aplikasi pinjol yang digandeng Dema UIN RM Said, yakni Akulaku.

Advertisement

Belum lama ini sebuah narasi di sosial media melalui akun TikTok @panjiparya mengomentari perihal dugaan mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta yang diminta mendaftar aplikasi marketplace dan pinjaman online (pinjol).

Menanggapi video itu, Dewan Mahasiswa UIN Raden Mas Said memberikan klarifikasi melalui akun Instagram @demauinsurakarta, Sabtu (5/8/2023).

Dalam akun TikTok @panjiparya disebutkan maba UIN Raden Mas Said diharuskan melakukan registrasi akun pada aplikasi marketplace dan pinjol.

Pria yang menyebut dirinya sebagai alumni kampus tersebut mengatakan pendaftaran dilakukan agar maba mendapatkan snack pada Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).

“Baru menjadi mahasiswa baru eh maba UIN Raden Mas Said Surakarta disuruh registrasi aplikasi pinjol oleh panitia yang juga mahasiswa dengan dalih “kepentingan sponsorship”. Bagaimana menurut kalian?” tulis pria tersebut dalam narasi video yang diunggahnya.

Dalam video lain pria itu juga meminta panitia kegiatan untuk mencari solusi atas pemaksaan registrasi tersebut daripada mendiskripsikan dirinya seolah sedang melakukan ujaran kebencian.

Ia mengaku sempat mengkonfirmasi kepada Ketua Dema UIN. Menurutnya, Dema menjamin data dari mahasiswa baru tidak akan bocor. Ia lantas menantang Dema UIN untuk mengungkapkan MoU kerja samanya di hadapan publik.

Advertisement

Menanggapi hal ini, melalui laman Instagram @demauinsurakarta, panitia menjawab melalui Surat Keterangan No. 20/379/PDM/PAN-PBAK/DEMA-U/VIII/2023.

Panitia mengaku setidaknya ada tiga landasan atas kerja sama yang mereka lakukan yakni Landasan Kegiatan PBAK dan Festival Budaya, Keputusan Rektor IAIN No. 295 tahun 2017 tentang Pedoman Umum PBAK, dan Grand Design PBAK yang telah disahkan bersama jajaran Rektorat UIN Raden Mas Said Surakarta pada tanggal 9 Mei 2023.

“Maka dengan ketiga landasan tersebut Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta secara resmi dan legal dapat melakukan segala persiapan mekanisme PBAK dan Festival Budaya tahun 2023 termasuk dalam hal pendanaan dan kerja sama. Pendanaan kegiatan PBAK telah tercantum di dalam Keputusan Dirjen Pendis No. 4962 Tahun 2016 dan Festival Budaya telah diatur dalam Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta Tahun 2016 pasal 17 Mengenai Anggaran,” tulisnya.

Selain itu mereka mengklaim Dema UIN Raden Mas Said Surakarta telah banyak melakukan kerja sama dengan lembaga dan organisasi manyarakat yang resmi dan legal.

Dalam kegiatan itu mereka mengaku bekerja sama dengan PT Bank Central Asia Tbk atau BCA yang merupakan bank swasta terbesar di Indonesia.

Selain itu mereka juga menjalin kerja sama dengan marketplace yang memiliki berbagai layanan toko online, jual beli produk, dan paylater, Akulaku.

Tak hanya itu perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dan bermarkas di Jakarta PT Bank Aladin Syariah Tbk turut pula digandeng.

Advertisement

“Segala bentuk kerja sama dengan lembaga terkait hanya sampai pada proses registrasi/aktivasi akun. Keamanan data pasca kerja sama dengan lembaga terkait sudah terjamin di dalam MoU kerja sama dan Undang Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Ketiga lembaga di atas telah dinaungi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Repulik Indonesia yang dengan ini dapat dipastikan segala bentuk kecurangan dan penyalahgunaan data akan mendapat sanksi tertera dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011,” klaim Dema UIN Raden Mas Said.

Yang menjadi sorotan adalah digandengnya Akulaku oleh Dema UIN RM Said. Sebagaimana diketahui, Akulaku adalah salah satu platform pinjol resmi yang diakui oleh OJK. Akulaku mendapat pengakuan dan izin dari OJK sebagai perusahaan pembiayaan dengan Nomor KEP-436/NB.11/2018.

Dikutip dari laman resmi, www.akulaku.com, Akulaku adalah platform perbankan dan keuangan digital terkemuka di Asia Tenggara yang hadir di Indonesia, Filipina, dan Malaysia.

Akulaku hadir di negara berkembang untuk membantu memenuhi kebutuhan keuangan sehari-hari bagi pelanggan yang kurang mendapat jangkauan dalam menggunakan layanan perbankan, pendanaan, dan investasi secara digital, serta layanan broker asuransi.

Selain kartu kredit virtual dan platform e-commerce Akulaku, perusahaan Akulaku juga mengoperasikan Asetku (platform manajemen kekayaan online) dan Neobank (bank digital seluler yang didukung oleh Bank Neo Commerce).

Disebutkan, misi Akulaku adalah dapat melayani 50 juta pengguna di seluruh Asia Tenggara pada tahun 2025.

“Kami menyediakan pinjaman tanpa jaminan sampai 15 bulan. Pinjaman cepat dan pembayaran dengan cicilan yang dapat memenuhi kebutuhan darurat Anda. Anda dapat dengan mudah mendaftar online dengan ponsel Anda dan pinjaman akan langsung ditransfer ke akun bank anda,” tulis laman Akulaku.

Advertisement

Tanggapan Warganet

Akun Instagram @demauinsurakarta lantas dibanjiri komentar, Sabtu (5/8/2023), setelah Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Raden Mas Said menggandeng aplikasi pinjaman online, Akulaku, sebagai sponsor dalam kegiatan mahasiswa baru.

Bahkan, Dema UIN Surakarta meminta mahasiswa untuk registrasi ke akun pinjol tersebut.

Warganet mengingatkan para mahasiswa baru untuk tidak melakukan registrasi karena dikhawatirkan bakal terjerat pinjol.

“Sekelas UIN kerja sama ama akun pinjol ga riba tah? Buat maba-maba jangan mau aktivitasi akun, data bisa aman tapi tanggung jawab moralnya ga ada, memaksa maba terjun ke riba,” kritik akun @adri_gunawa***.

“@adri_gunawan12, selain pengenalan budaya, juga diperlukan pengenalan akun pinjol,” komentar @ajinurahmad3***.

“Ada yang sudah terlanjur aktivasi kak,” balas @a.rahmaa***.

“Rektor dikritik mengeluarkan surat keputusan rektor, bagaimana dengan DEMA? Apakah cuma dungu pura-pura tidak tahu?” tanya akun @akhmaddin***

Advertisement

Beberapa warganet mengingatkan kepada para mahasiswa baru untuk tidak melakukan registrasi ke Akulaku. Mereka khawatir registrasi itu akan menjerat mahasiswa UIN sebagaimana yang banyak terjadi di berbagai tempat.

“Cuma aktivasi akun, tapi jangan kaget nanti muncul berita “ribuan mahasiswa terjerat pinjol”, awal mulanya ya dr aktivasi,” tulis akun @aqileds***

“Buat teman-teman maba, tolong JANGAN PERNAH INFOKAN DATA DIRI SPT NO KTP/NO KK ATAU BAHKAN FOTO KTP/KK kalian kepada orang lain apapun alasannya. Tolong itu bahaya bgt. Kecuali kepada lembaga yg terpercaya dan memang diperlukan utk keperluan administrasi sprti KAMPUS, PERBANKAN, KEPOLISIAN, Atau PT/Perusahaan jika kalian nanti melamar kerja. Selain itu tolong rahasiakan data pribadi kalian karena itu untuk keamanan kalian sendiri,” akun @gunawan_is*** memberi peringatan.

Akun @furqo*** juga mempertanyakan apakah Dema UIN Surakarta mau bertanggung jawab jika di kemudian hari terjadi kebocoran data yang mengakibatkan banyak mahasiswa terjerat pinjol.

“Jangan merasa data kalian aman wahai Maba, nanti kalo ada kebocoran apa Dema U mau tanggung jawab? Mereka pasti beralasan, kita kan hanya aktivasi akun,” tulisnya.

Akun @iqbalsyah*** memberi contoh tentang kasus yang pernah terjadi di sejumlah tempat sebelumnya.

“Kalau dulu, kasus yang sempat menimpa kampus I** yang sempat terjerat Pinjol, para korban ini terikat kerja sama dalam bentuk bisnis belanja online (online shop) oleh pelaku dengan iming-iming bagi hasil 10 persen. Modus sebenarnya kenapa bisa terkait dengan salah satu platform ya karena adanya kerja sama antara korban dengan terlapor. Tapi ternyata terlapor menawarkan kerja sama secara online dengan cara bagi hasil dijanjikan 10 persen. Pelaku menjanjikan keuntungan 10 persen itu dengan syarat para korban harus mengajukan pinjaman online terlebih dulu. Tapi kalau kerja sama di kampus yang ini sih tidak tau ya apa bentuk, isi MOU, dan sistem pencairan dananya bagaimana. Yang jelas, semoga semuanya aman, Datanya aman, PBAK nya meriah dan lancar. Aamin,” tulisnya.

Advertisement

Respons Rektor

Pimpinan UIN Raden Mas Said Surakarta terkejut dengan digandengnya aplikasi pinjaman online (pinjol) oleh Dewan Mahasiswa (Dema) sebagai sponsor untuk kegiatan mahasiswa baru 2023.

Rektor UIN Surakarta, Mudofir, mengatakan dirinya mendapat laporan tentang polemik tersebut pada Sabtu (5/8/2023) sore. Mudofir mengaku tidak tahu adanya kerja sama tersebut karena untuk hal-hal teknis diurus sendiri oleh organisasi mahasiswa.

“Kami akan mempelajari dulu dokumennya. Kalau untuk jawaban sementara ya normatif, bahwa semua harus tunduk pada aturan yang berlaku. Jika ada sesuatu yang merugikan bagi pihak manapun maka harus dicegah dan dikaji ulang,” ujar Mudofir saat dihubungi Solopos.com, Sabtu.

Mudofir menyatakan kegiatan kemahasiswaan diurusi oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Syamsul Bakri.

Terkait dengan polemik yang terjadi, dirinya berkoordinasi dengan Wakil Rektor dan seluruh jajaran untuk mempelajari kerja sama yang membuat geger tersebut.

Jika kemudian ternyata kerja sama itu berpotensi merugikan mahasiswa, maka pihaknya akan membatalkannya. Syamsul Bakri saat dihubungi terpisah menyatakan kerja sama untuk kegiatan mahasiswa baru 2023 murni dilakukan oleh Dema UIN Surakarta dengan pihak swasta.

Pihaknya tidak tahu menahu jika pada akhirnya Dema menggandeng aplikasi pinjol.

Advertisement

“Tidak (tidak terlibat). Di bawah Wakil Rektor ada Kabag, ada lagi Koordinator Bagian. Semua tidak tahu soal pinjol itu. Tidak ada instruksi soal pinjol. Entah siapa itu,” kata Syamsul Bakri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif