SOLOPOS.COM - Wisatawan asal Prancis bermain egrang di Kampung Edukasi Durensari, Kembangkuning, Cepogo, Boyolali, Jumat (18/8/2023). (Istimewa/Uun Sismiyardi)

Solopos.com, BOYOLALI — Penggagas dan pegiat Kampung Edukasi Durensari, Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Uun Sismiyardi, mendapat pengalaman tak terlupakan pada Kamis (17/8/2023) malam lalu. Saat itu, lima orang warga negara Prancis mendadak datang ke Kampung Edukasi Durensari.

Uun menceritakan mereka adalah bule pertama yang datang ke Kampung Edukasi Durensari. Mereka berniat mendapatkan pengalaman wisata masa lalu di tempat tersebut. Begitu datang, mereka langsung mengunjungi Griya Kawruh atau museum tradisional.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia menjelaskan museum tersebut berisi peralatan tradisional dan kuno yang digunakan orang-orang Indonesia pada zaman dulu. Setelah mengunjungi museum mini, para bule itu kemudian menuju homestay dan berbincang dengan Uun serta para pemandu wisata yang lain.

Namun, ia mengatakan sebenarnya untuk berkomunikasi dengan para bule Prancis tersebut ada kendala bahasa. “Akan tetapi kami dibantu istri dari salah satu bule tersebut yang dulunya WNI [Warga Negara Indonesia] untuk berkomunikasi. Jadi kami ngobrol banyak sampai pukul 22.00 WIB,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (25/8/2023).

Uun menceritakan banyak obrolan yang dibahas oleh mereka seperti situasi dan kondisi budaya di Kembangkuning. Selain itu, ia mengatakan para bule mendapatkan informasi tentang Kampung Edukasi Durensari saat berkunjung ke rumah saudara istri bule tersebut di Boyolali.

Akhirnya, mereka memutuskan datang ke Kembangkuning sebelum melanjutkan perjalanan ke Bromo. Kemudian keesokan harinya, pada Jumat (18/8/2023), sebelum kelima warga negara Prancis tersebut sempat mencoba bermain untrakol dan juga egrang bambu.

Butuh Peningkatan Kemampuan Bahasa Asing

Ia menceritakan para bule sangat antusias bermain egrang bambu karena itu adalah hal luar biasa dan pertama bagi mereka. “Kalau untuk orang Indonesia, bermain egrang kan hal biasa. Namun, permainan tersebut membuat mereka senang dan memberikan pengalaman tidak biasa,” kata dia.

Lebih lanjut, Uun mengatakan rombongan warga Prancis tersebut bertolak melanjutkan perjalanan ke Bromo pada Jumat sekitar pukul 09.00 WIB. Dari kunjungan tersebut, ia menyimpulkan masih perlunya peningkatan kemampuan berbahasa asing bagi pemandu wisata di Durensari.

“Semoga ke depan kami dan pemandu  lebih siap saat ada wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Semoga ada dampingan dari dunia pendidikan atau CSR [corporate social responsibility],” harap dia.

Ia juga berharap Kampung Edukasi Durensari Boyolali bisa menjadi tujuan wisata untuk menjaga dan melestarikan adat, budaya, dan permainan tradisional yang hampir punah.

Terpisah, Kades Kembangkuning, Yarmanto, mengatakan telah merencanakan adanya pelatihan bahasa asing bagi pemandu wisata di Kampung Edukasi Durensari. Yarmanto berharap dengan kunjungan wisatawan dari Prancis, keberadaan Kampung Edukasi Durensari dapat dikenal baik dari wisatawan lokal dan internasional.

“Soalnya kalau berdasarkan pengalaman kemarin pas bule Prancis datang, kemampuan berbahasa asing sangat penting. Jadi memang sudah ada rencana untuk pelatihan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya