Soloraya
Senin, 9 Oktober 2023 - 17:27 WIB

Hidup 8 Tahun di Jalanan Sragen, Bocah Tuna Wicara Ini Akhirnya Bertemu Ortunya

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bocah tuna wicara Dinar Ardianto (tiga dari kanan) bertemu dengan orang tuanya Budiyanto di kediaman Latip-Saroh di Dukuh Sendangrejo, Desa Karanganyar, Sambungmacan, Sragen, Minggu (8/10/2023) malam. (Istimewa/Polsek Sambungmacan)

Solopos.com, SRAGEN — Seorang bocah tuna wicara ditemukan seorang pedagang bubur kacang hijau di Pasar Mahbang, Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, sekitar tiga pekan lalu. Bocah difabel itu ternyata sudah hidup di jalanan selama delapan tahun dan baru bertemu dengan orang tuanya di Sragen pada Minggu (8/10/2023) lalu.

Kisah itu diungkapkan pedagang bubur kacang hijau, Saroh, 34, yang tinggal di Dukuh Sendangrejo RT 004, Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Senin (9/10/2023). Saroh biasa berjualan bubur kacang hijau di Pasar Mahbang.  Sementara suaminya, Latip, 41, berjualan bubur kacang hijau di Pasar Gondang, Kecamatan Gondang, Sragen. Pekerjaan ini sudah dilakoni pasangan suami-istri tersebut selama 16-17 tahun.

Advertisement

“Awalnya sekitar tiga pekan lalu, saya melihat bocah laki-laki berkeliaran di Pasar Mahbang. Kemudian saya dekati dan saya tanya, kamu orang mana, tidurnya dimana? Semua dijawab dengan bahasa isyarat. Ternyata selama ini anak itu tidur di emperan orang. Saya tawari mau makan? Ia pun mau makan. Pada malam harinya, ia tidur di Pasar Mahbang,” ujar Saroh.

Bocah itu diketahui bernama Ardian. Nama itu terungkap setelah Saroh menanyakan apakah ia bisa menulis, ternyata bisa. Ia lalu diminta menuliskan namanya. Ardian juga mengungkapkan nama ibunya, Yanti.

Advertisement

Bocah itu diketahui bernama Ardian. Nama itu terungkap setelah Saroh menanyakan apakah ia bisa menulis, ternyata bisa. Ia lalu diminta menuliskan namanya. Ardian juga mengungkapkan nama ibunya, Yanti.

Bocah itu setiap hari biasa mengamen di persimpangan jalan yang ada traffic light. Lalu menjelang malam selalu kembali ke Pasar Mahbang untuk tidur. Ardian semula tidur di emperan , kemudian pindah ke dalam pasar karena ada lincak untuk tidur. Ketika mandi pun memanfaatkan toilet pasar.

“Seusai mandi saya tanya ibu dan bapakmu di mana, jawabnya tidak begitu jelas. Kelihatannya tinggal pernah di panti asuhan kemudian keluar atas inisiatif sendiri. Saat sore sering ngobrol di warung. Saya tanya kalau dijemput orang panti mau? Ia geleng-geleng kepala. ia maunya di sini saja,” ujar Saroh.

Advertisement

“Ardian bilang uangnya diminta orang yang memakai anting dan bertato di tangan. Ardian mengaku ingin memiliki ponsel,” kata Saroh.

Saat uangnya sudah genar Rp600.000, Ardian mendatangi toko handphone untuk membeli gawai seharga uang yang ia punya tapi tak ada. Karena kasihan, akhirnya Saroh membelikan ponsel untuk Ardian.

Ketemu Orang Tua

“Suatu ketika ada seseorang Youtuber datang. Saya minta supaya anak itu diunggah ke media soaial agar bisa diketahui keluarganya. Sebenarnya banyak orang yang mau memungut jadi anak tetapi takut kalau urusannya panjang. Suatu ketika Ardian tidak mau tidur di pasar lagi memilih tidur di rumah saya,” jelasnya.

Advertisement

Pada Sabtu (7/10/2023), Saroh tiba-tiba dihubungi seorang perempuan yang bernama Yanti dan mengaku sebagai ibu kandung Ardian. Ia tinggal di Taiwan. Bapaknya tinggal di Kulonprogo, Yogyakarta sementara neneknya tinggal di Lampung.

Dari cerita Yanti, ujar Saroh, Ardian merupakan salah satu dari enam bersaudara, dua orang tinggal di Lampung bersama simbahnya dan tiga orang ikut bapaknya di Kulonprogo.

“Ardian itu sebenarnya tinggal bersama simbahnya di Lampung. Pada Minggu [8/10/2023], bapaknya datang untuk menjemput Ardian. Awalnya Ardian tidak mau, tetapi setelah dirayu akhirnya mau. Saat hendak pulang ke Lampung itu juga pamitan kepada ibu-ibu pedagang. Ardian itu sudah dianggap seperti anak sendiri oleh para pedagang,” ujarnya.

Advertisement

Saroh baru mengetahui bila umur Ardian 15 tahun dan ternyata sudah hidup di jalanan selama delapan tahun. Saroh tidak bisa membayangkan bagaimana anak sekecil itu hidup delapan tahun di jalan.

Penjemputan Ardian oleh bapaknya disaksikan oleh  Kapolsek Sambungmacan, Kades,  Bayan, serta warga lainnya. Latip mengatakan ibu Ardian saat telepon itu sembari menangis.

Pada Senin pagi tadi, Ardian sudah menghubungi Saroh lewat video call untuk sekadar menyampaikan kabar. Saroh sedikit banyak mengerti bahasa isyarat Ardian meskipun lewat video call.

Kapolres Sragen, AKBP Jamal Alam, melalui Kapolsek Sambungmacan, Iptu Widarto, mengungkapkan anak telantar itu diketahui bernama lengkap Dinar Ardianto, 15, warga Dusun VII RT 026/RW 007, Desa Girimulyo, Kecamatan Marga Sekampung, Kabupaten Lampung Timur. Anak itu ditemukan keluarga Latip saat berjualan di Pasar Mahbang, Desa Karanganyar, Sambungmacan, Sragen.

“Bocah itu bisa bertemu dengan keluarganya setelah diunggah ke media sosial. Anak itu dijemput bapaknya, Budiyanto, 42, warga Desa Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Dalam penjemputan itu kemudian dibuatkan surat serah terima dari keluarga Latip kepada keluarga Budiyanto. Jadi Dinar Ardianto berpisah dengan keluarganya sekitar delapan tahun. Sebelumnya Dinar Ardianto ikut neneknya di Lampung Timur,” ujarnya.

Dia mengatakan sejak kepergian anak itu, pihak keluarga terus berusaha mencari sampai akhirnya. Saat datang, kata dia, keluarga membawa bukti surat identitas Dinas Ardianto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif