SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video jembatan ambrol dan putus di Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari, Boyolali, Selasa (5/3/2024). Istimewa/BPBD Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI — Hujan deras yang mengguyur wilayah Boyolali pada Selasa (5/2/2023) sore memicu bencana di beberapa lokasi. Di Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari, jembatan penghubung antardukuh Sukodono dan Kumpulrejo ambrol dan terputus.

Sementara di Desa Jagoan, Sambi, sejumlah rumah kebanjiran karena meluapnya sungai di wilayah setempat. Video ambrolnya jembatan di Desa Jlarem tersebar viral di berbagai Whatsapp dan media sosial.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam video tersebut, terlihat air dengan debit besar melintas di Sungai Gendol, Desa Jlarem. Air yang mengalir menggerus bagian pinggir jembatan hingga selang beberapa detik kemudian jembatan ambrol.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suratno, menyampaikan jembatan penghubung antardukuh di Desa Jlarem itu ambrol sekitar pukul 15.00 WIB.

“Kejadian ini adalah ulangan tapi berdampak putusnya jembatan di Dukuh Sukodono. Sekitar empat tahun yang lalu pernah terjadi banjir yang mengakibatkan pengaman jembatan hilang,” kata dia kepala Solopos.com, Selasa malam.

Ia menjelaskan jembatan tersebut dibangun pada awal 2000-an. Akibat ambrolnya jembatan penghubung antardukuh tersebut, masyarakat Dukuh Sukodono yang ingin ke Dukuh Kumpulrejo harus memutar dan menempuh jarak sekitar 4 kilometer.

“Selain kejadian ini, sekitar pukul 17.00 WIB, di Kecamatan Sambi juga terjadi banjir, tepatnya di sungai yang melintas Desa Jagoan, dan lebih spesifik melintasi Dukuh Congol,” kata dia.

Suratno menjelaskan banjir terjadi karena curah hujan tinggi sehingga sungai yang melintasi Desa Jagoan meluap lantaran tidak bisa menampung debit air. Air pun meluap ke rumah-rumah warga dengan ketinggian bervariasi mulai dari 30 cm-50 cm.

Tanah Longsor

“Banjir ini berdampak pada sembilan rumah warga. Luapan banjir ini sekitar pukul 19.00 WIB hingga 19.30 WIB sudah surut,” kata dia.

Suratno memastikan idak ada warga yang harus mengungsi akibat kejadian tersebut. BPBD Boyolali juga telah mengirimkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan asesmen dampak banjir di Desa Jagoan.

Berdasarkan informasi sementara yang ia dapat, di jembatan sungai yang sempat meluap di Desa Jagoan terdapat banyak sampah menutup jalur air.

Ia menjelaskan banjir dikarenakan curah hujan yang tinggi dan sampah yang tersangkut di jembatan penghubung Desa Jagoan, Sambi dengan Desa Bendungan, Kecamatan Simo, itu.

“Nanti akan kami lihat bagaimana hasil asesmen TRC BPBD untuk menindaklanjuti kejadian ini. Walaupun sempat membuat panik, tapi alhamdulillah banjir tidak menimbulkan korban jiwa. Untuk kerugian material masih dalam perhitungan,” kata dia.

Selain dua peristiwa bencana tersebut, Kasi Kedaruratan Bencana BPBD Boyolali, Rima Kusuma, menambahkan hujan deras juga mengakibatkan pohon tumbang di Jalan Tlatar-Kenteng, Dukuh Dampit, Desa Ngargosari, Ampel, sekitar pukul 15.00 WIB.

Sementara tanah longsor terjadi di jalan penghubung antardesa Candisari-Ngargoloka, Kecamatan Gladagsari, serta jalan kecamatan wilayah Desa Ngargoloka dan Desa Sampetan.

“TRC telah melaksanakan penangan pohon tumbang di Dukuh Dampit lalu penanganan longsor secara manual bersama warga di dua lokasi tersebut,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya