SOLOPOS.COM - Aktivitas jual-beli sayur di Pasar Jatiroto, Wonogiri, Rabu (19/7/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Sejumlah pedagang aneka pangan di pasar tradisional Wonogiri menyebut keberadaan pedagang sayur dan bahan dapur keliling yang masuk ke kampung-kampung berpengaruh terhadap omzet mereka.

Terlebih banyak di antara pedagang sayur keliling itu berasal dari luar daerah yang tidak kulak di pasar lokal melainkan membawa barang dagangan langsung dari daerah mereka.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah satu pedagang aneka pangan di Pasar Wonogiri, Karsi, mengatakan meski tidak menjadi faktor satu-satunya, banyaknya pedagang sayur dan bumbu dapur keliling cukup mempengaruhi pendapatannya.

Berdasarkan pengamatannya, pedagang sayur keliling mulai menjamur sejak pandemi Covid-19. Di desanya saja, dalam sehari ada lima pedagang keliling. Ada yang menggunakan motor dan ada pula yang menggunakan mobil.

Hal itu menyebabkan orang-orang tidak pergi ke pasar untuk belanja. Mereka lebih memilih belanja sayuran dan pangan lain di pedagang-pedagang keliling yang langsung datang ke depan rumah.

“Ada pedagang keliling itu pengaruh buat kami. Sedikit-banyak membuat omzet saya turun. Dulu sebelum ramai pedagang sayur keliling itu, sehari bisa dapat Rp15 juta-Rp20 juta per hari. Sekarang rata-rata omzet Rp10 juta. Itu pun enggak mesti,” kata Karsi saat ditemui Solopos.com di los pedagang lantai I Pasar Wonogiri, Jumat (28/7/2023).

Dia menyebut banyak pedagang sayur keliling itu bukan berasal dari Kota Sukses. Banyak yang datang dari Karanganyar dan kulakan mereka tidak di pasar wilayah Wonogiri.

pedagang sayur keliling wonogiri
Pedagang sayur keling asal Matesih, Karanganyar, Irfan, merapikan dagangannya di Giripurwo, Wonogiri, Rabu (27/7/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Selain itu, dengan banyaknya pedagang sayur keliling dari luar Wonogiri, otomatis pedagang keliling lokal banyak saingan.  Akibatnya, mereka para pedagang keliling lokal Wonogiri yang biasa kulakan di pasar Wonogiri dalam jumlah banyak, kini menjadi turun. 

“Saya punya pelanggan pedagang sayur keliling, lebih dari 10 orang. Tetapi kulakan mereka tidak sebanyak dulu, karena ya itu, banyak saingan. Banyak yang dari luar Wonogiri, dari Matesih, Karanganyar,” ucap dia.

Penurunan Omzet

Pedagang aneka pangan lain, Suwarni, menyampaikan meski cukup mempengaruhi penurunan omzet, keberadaan pedagang sayur keliling itu tidak menjadi persoalan besar baginya. Menurutnya, masing-masing orang sudah memiliki rezeki.

Asal dia tetap bisa berjualan dan mendapatkan untung, walaupun tidak sebanyak dulu, hal itu tidak masalah. “Mereka juga butuh cari makan. Memang kondisinya begini mau bagaimana lagi,” kata Suwarni.

Lagi pula, lanjut dia, orang-orang juga cukup terbantu dengan keberadaan pedagang sayur keliling di Wonogiri. Mereka tidak perlu jauh-jauh datang ke pasar kalau hanya membutuhkan sedikit barang. 

“Soalnya, kalau pasar itu banyak yang mramen. Harusnya beli satu barang, tetapi karena melihat barang lain, jadi dibeli juga barang yang lain,” imbuhnya.

Hal itu diamini salah satu pengunjung pasar, Hartini, yang mengaku sangat jarang pergi ke pasar kecuali punya hajatan atau acara besar di rumah. Menurutnya, sekali pergi ke pasar, pasti pengeluarannya lebih dari Rp100.000 karena banyak barang yang semula tidak niat dibeli, malah terbeli.

“Saya biasanya beli kebutuhan dapur ya di pedagang keliling. Ini saya ke pasar karena di rumah mau ada hajatan. Kalau butuhnya banyak, baru ke pasar,” kata dia.

Pantauan Solopos.com di Lingkungan Kajen, Giripurwo, Wonogiri, Jumat siang, dalam kurun dua jam ada tiga pedagang sayur keliling di lingkungan tersebut. Ketiganya berasal dari Matesih, Karanganyar.

Mereka berangkat dari Matesih sebelum Subuh. Salah satu pedagang sayur keliling, Irfan, 25, mengaku baru setahun terakhir menjadi pedagang sayur keliling. Ia hanya menjual dagangannya di kawasan Kota Wonogiri.

“Yang dagang seperti saya ini banyak di Wonogiri. Saya kulakan di pasar Karanganyar. Di Wonogiri ini persaingannya ketat. Sudah padat pedagang keliling,” ucapnya.

Di Desa Padarangin, Kecamatan Jatisrono, diketahui pedagang sayur keliling juga banyak yang dari Karanganyar. Hal itu diungkapkan salah satu warga, Nur. Yang ia tahu, setidaknya ada dua pedagang keliling dari Matesih yang biasa berjualan di desanya dan menjadi langganan dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya