SOLOPOS.COM - Gibran salat Id di Halaman Balai Kota Solo, Rabu (10/4/2024) pagi. Salat Id dimulai tepat pukul 06.30 WIB. (Solopos.com/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO – Ribuan jemaah melaksanakan salat Idulfitri 1445 H di Halaman Balai Kota Solo, Rabu (10/4/2024) pagi. Salat Id tersebut digelar oleh Pemkot Solo.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka turut melaksanakan salat Id di Halaman Balai Kota Solo. Gibran mengajak putranya Jan Ethes satu saf dengannya. Sementara istrinya, Selvie bersama putrinya La Lembah Manah di saf jemaah putri.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Berdasarkan pantauan Solopos.com, sekira pukul 06.15 WIB, Gibran sudah tiba di Balai Kota Solo kemudian bergabung di saf jemaah.

Idulfitri Terakhir sebagai Wali Kota Solo, Gibran Salat Berjemaah di Balai Kota
Ketua TP PKK Solo Selvie Ananda bersama putrinya La Lembah Manah mengikuti salat Idulfitri di Halaman Balai Kota Solo, Rabu (10/4/2024). (Solopos.com/Afifah Enggar Wulandari)

Salat Id dimulai tepat pukul 06.30 WIB dengan imam KH Ibrahim Asfari al Hafidz dan khatib Rektor UIN Raden Mas Said (RMS) Toto Suharto.

Dalam khotbahnya, Toto mengajak jemaah merefleksi makna puasa dan menekankan pentingnya empat pilar moderasi beragama. Kedua poin pokok itu mempunyai hubungan erat.

Totok memaknai, puasa dapat memupuk keberagaman dalam diri muslim yang dalam Islam disebut moderasi (tawassuth). Moderasi beragama dimaknai sebagai cara pandang, sikap dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah, tidakk ekstrem kanan dan kiri. Sikap itu menghadirkan inklusivitas dalam beragama.

“Yang dimoderasi adalah cara beragamanya,” tegas dia.

Toto juga menyampaikan pentingnya empat pilar moderasi beragama. Pertama, komitmen kebangsaan, yaitu sikap dan perilaku mementingkan dan mencintai negaranya.

“Komitmen kebangsaan penting dalam melihat sejauh mana cara pandang moderasi beragama terhadap bangsa negara,” katanya.

Kedua, toleransi perlu dijaga sebab sikap memberi ruang dan tidak membatasi hak orang lain. Baik dalam berkeyakinan, menyampaikan pendapat, dan beraktivitas.

Ketiga, antikekerasan. Keempat, penerimaan terhadap tradisi.

Ruh praktik moderasi beragama agama sudah diwariskan oleh para pendiri dan ulama bangsa. Toto mencontohkan para pendakwah menyebarkan Islam di Nusantara tanpa melupakan budaya masyarakat sekitar. Taruhlah berdakwah menggunakan seni musik atau pertunjukan.

“Antara agama budaya sejatinya saling menguatkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya