SOLOPOS.COM - Vaksinasi lengkap bisa mencegah anak terinfeksi polio. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, KLATEN – Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Klaten bakal dimulai pada Senin (15/1/2024). Sekitar 127.000 anak usia nol hingga tujuh tahun 11 bulan 29 hari menjadi target sasaran imunisasi tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, menjelaskan Sub PIN Polio dilaksanakan serentak mulai 15 Januari 2024 dan ditargetkan berlangsung selama sepekan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Sasaran ada 127.000 anak usia nol tahun hingga tujuh tahun 11 bulan 29 hari. Dari pemerintah pusat ditargetkan capaiannya 95 persen,” kata Anggit saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (12/1/2024).

Masing-masing anak akan mendapatkan dua tetes vaksin cegah polio. Imunisasi polio diberikan secara gratis di masing-masing Puskesmas, Posyandu, Polindes, Poliklinik Kesehatan Desa (PKD), serta Puskesmas Pembantu (Pustu) di Klaten.

Imunisasi diberikan tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. “Itu nanti tiga sampai empat hari berdasarkan Puskesmas, Posyandu, dan lain-lain. Setelah itu, kalau masih ada yang belum terimunisasi, petugas melakukan penyisiran,” kata Anggit.

Anggit menjelaskan imunisasi itu diberikan untuk memutus rantai penularan virus polio yang menyerang sistem saraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Meski hanya ada satu kasus, upaya pencegahan dilakukan dengan memberikan imunisasi serentak.

“Walau hanya satu kasus, tetapi dilakukan imunisasi sehingga harapan kami semua orang tua mendukung, semua masyarakat mendukung dan anak usia nol sampai tujuh tahun 11 bulan 29 hari bisa mendapatkan imunisasi polio,” kata Anggit.

Tertular di Luar Daerah

Imunisasi serentak itu menindaklanjuti temuan satu kasus polio di Manisrenggo, Klaten, Desember 2023 lalu. Seperti diinformasikan, seorang anak perempuan yang berdomisili di Manisrenggo, Klaten, dilaporkan positif terinfeksi virus polio.

Anak berumur enam tahun itu baru pulang bepergian dari Jawa Timur. Selama 1,5 bulan anak tersebut ikut ibunya yang melahirkan di Sampang, Jawa Timur.

Setelah empat hari kembali ke Klaten, anak tersebut tiba-tiba demam. Setelah demam turun, anak itu mengalami penurunan kekuatan pada kakinya atau kelumpuhan. Hingga anak tersebut dibawa ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

Pada 20 Desember 2023, keluar hasil pengujian sampel anak itu dari laboratorium dan dia dinyatakan positif ada virus polio. Kondisi anak tersebut sudah membaik dan menjalani rawat jalan. Fisioterapi secara rutin juga dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot yang mengalami paralisis.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan menyusul temuan kasus itu telah dilakukan pemeriksaan di lingkungan sekitar tempat tinggal anak tersebut. Dari hasil pemeriksaan sampel 30 anak, Mulyani mengatakan semuanya negatif virus polio.

“Untuk selanjutnya akan dilakukan imunisasi polio serentak di Klaten. Vaksin cegah Polio nantinya dari pemerintah pusat,” jelas Mulyani saat ditemui wartawan di Rumah Dinas Bupati Klaten, Jumat (12/1/2024).

Mengutip informasi dari p2p.kemkes.go.id yang diunggah pada Kamis (4/1/2024), Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan mendapatkan laporan tiga kasus lumpuh layu akut (Acute Flaccid Paralysis/AFP) yang disebabkan Virus Polio Tipe 2.

Memutus Transmisi Virus

Dua kasus ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember 2023 sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan polio merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

“Beberapa faktor risiko terjadinya penularan virus polio adalah rendahnya cakupan imunisasi, kondisi kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih yang kurang baik seperti buang air besar sembarangan baik itu di sungai ataupun pada sumber air yang juga digunakan pada kehidupan sehari-hari,” kata Maxi

Maxi menjelaskan jika virus polio tersebut masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio atau imunisasi polionya tidak lengkap, virus akan sangat mudah berkembang biak di dalam saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga menyebabkan kelumpuhan.

Untuk menanggulangi dan memutus transmisi penularan virus polio, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat berperan aktif. Pertama, masyarakat harus memastikan anak-anak mereka memperoleh imunisasi rutin polio lengkap sesuai usia, yaitu empat kali polio tetes dan dua kali polio suntik sebelum usia satu tahun.

Kedua, memastikan seluruh anak usia 0 sampai 7 tahun di seluruh wilayah provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Kabupaten Sleman Provinsi DIY memperoleh dua dosis imunisasi polio tetes tambahan pada kegiatan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) yang akan dimulai 15 Januari 2024.

Ketiga, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air. Keempat, masyarakat diimbau segera melapor kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat bila menemukan anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya