SOLOPOS.COM - Ilustrasi rapid test untuk mendeteksi virus polio. (Freepik.com)

Solopos.com, KLATEN — Petugas dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) sempat ngantor di Klaten menyusul temuan satu kasus polio di Manisrenggo.

Kedatangan tim dari WHO hingga Kemenkes itu untuk melakukan surveilans, kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“WHO, Kemenkes, dan [Dinkes] provinsi tidak hanya turun ke Klaten, tetapi juga ngantor di Dinkes pada 20-29 Desember 2023,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (12/1/2024).

Sebelumnya, petugas kesehatan melakukan pemeriksaan di sekitar tempat tinggal anak yang positif polio di Manisrenggo, Klaten. Ada 30 anak sehat yang diambil sampel untuk diperiksa di laboratorium. “Sampel 30 anak yang diperiksa itu semuanya negatif [tidak terjangkit virus polio]. Lingkungan juga negatif,” jelas dia.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, juga memastikan tidak ada temuan kasus polio baru di Klaten. Hanya ada satu kasus anak positif terjangkit virus yang menyebabkan kelumpuhan itu.

Anak asal Klaten yang dinyatakan positif terjangkit virus polio diduga terpapar virus tersebut dari luar daerah saat anak tersebut ikut ibunya yang melahirkan di wilayah Provinsi Jawa Timur.

Meski hanya ada satu temuan kasus polio, Bupati Klaten menjelaskan langkah selanjutnya akan dilakukan imunisasi serentak. Pemkab terus berkoordinasi dengan Kemenkes guna penanganan kasus tersebut.

Polio merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan atau kecacatan seumur hidup, bahkan kematian karena kegagalan fungsi organ pernapasan. Polio menular melalui air dan makanan yang terkontaminasi virus tersebut.

Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio digelar dalam dua putaran dengan putaran pertama mulai 15 Januari 2024 dan putaran kedua mulai 19 Februari 2024. Imunisasi dilakukan dengan pemberian dua tetes vaksin Polio.

Mengutip informasi dari p2p.kemkes.go.id yang diunggah pada Kamis (4/1/2024), Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI mendapatkan laporan tiga kasus lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan Virus Polio Tipe 2.

Bisa Dicegah dengan Imunisasi

Dua kasus ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember lalu sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.

“Pada Desember 2023 telah ditemukan dua kasus lumpuh layu akut yang disebabkan oleh virus polio dengan kronologi kasus yang berbeda. Satu kasus imunisasi polionya tidak lengkap, satu lagi status imunisasinya lengkap tapi mengalami malnutrisi,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu.

Kasus lumpuh layu akut pertama dialami anak perempuan berusia 6 tahun berinisial NH di Jawa Tengah. Berdasarkan pengakuan orang tua, NH memiliki riwayat imunisasi polio tetes (OPV) hanya dua kali.

Kasus lumpuh layu akut kedua dialami oleh anak laki-laki berusia 1 tahun 11 bulan berinisial MAF di Jawa Timur. MAF memiliki riwayat imunisasi lengkap tapi hasil pemeriksaan menunjukkan ia mengalami malnutrisi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Rujukan Polio Nasional BBLK Surabaya dan hasil sekuensing dari Laboratorium Bio Farma Bandung pada 20 dan 22 Desember 2023, NH dan MAF menunjukkan positif Virus Polio Tipe 2.

Sementara itu, kasus lumpuh layu akut ketiga dialami anak laki-laki berusia 3 tahun 1 bulan berinisial MAM di Jawa Timur. MAM mengalami lumpuh pada 6 Desember 2023 dengan riwayat imunisasi polio tetes 4 kali dan polio suntik (IPV) 1 kali berdasarkan pengakuan orang tua.

Selanjutnya, hasil pemeriksaan Laboratorium Rujukan Polio Nasional BBLK Surabaya dan hasil sekuensing dari Laboratorium Bio Farma Bandung pada 4 Januari 2024 menunjukan positif Virus Polio Tipe 2.

Maxi menjelaskan polio merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Virus polio dapat menular melalui air yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus polio.

“Beberapa faktor risiko terjadinya penularan virus polio adalah rendahnya cakupan imunisasi, kondisi kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih yang kurang baik seperti buang air besar sembarangan baik itu di sungai ataupun pada sumber air yang juga digunakan pada kehidupan sehari-hari,” kata Maxi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya