Soloraya
Kamis, 10 Agustus 2023 - 19:21 WIB

Ini Dia Pemuda Tergemuk di Desa Sono Sragen, Berat Badannya Tembus 165 Kg

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sungadi, 25, pemuda Dukuh Jurang, Desa Sono, Mondokan, Sragen, bermain ponselnya di rumahnya, Kamis (10/8/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sungadi, 25, pemuda RT 008, Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen, mengalami obesitas selama bertahun-tahun. Menurut penuturan orang tuanya, berat badan Sungadi mencapai 165 kg, padahal tingginya hanya 149 cm.

Kendati berat badannya tidak normal, Sungadi memiliki jiwa sosial yang tinggi karena sering membantu tetangga. Tubuhnya yang besar seolah tak mempengaruhi aktivitas kesehariannya yang sering bermain ke rumah tetangga.

Advertisement

Sungadi terlihat ceria saat wartawan bertandang ke rumahnya, Kamis (10/8/2023). Orang tua Sungadi, Suwarno, 63, bercerita anaknya terlahir normal dengan berat badan 5 kg kurang 2 ons. Sejak umur tiga tahun, putra bungsunya itu sudah doyan makan. Sehari bisa makan sampai delapan kali hingga berat badannya terus bertambah.

“Berat badannya itu sampai 165 kg. Padahal tingginya saat diukur dengan meteran hanya 149 cm. Sungadi memiliki jiwa sosial tinggi. Kalau ada orang yang membangun rumah selalu membantu seharian. Saat membangun talut dukuh saja, Sungadi itu mendorong gerobak berisi adonan semen dan pasir penuh pun kuat. Jadi anak itu sering gerak terus, tetapi berat badannya seolah tidak turun-turun,” ujar Suwarno.

Saat ada tetangga membongkar genting, Sungadi juga iktu membantu menurunkannya sampai selesai. Suwarno menyebut anaknya memang mau bekerja keras dan jarang di rumah, main ke tetangga. “Jadi banyak yang kenal dan hafal dengan Sungadi. Pak Lurah pun akrab dengan Sungadi. Kadang pulang-pulang hanya mandi lalu main lagi,” ujarnya.

Advertisement

Ketika masjid menggelar pengajian ia pun datang. Sekarang, Sungadi hanya makan pagi dan malam, tetapi siangnya sering jajan. Makanan kesukaannya adalah bakso.

Kepala Desa Sono, Parjiyo, menyampaikan sudah ada upaya dari bidan desa dan puskesmas untuk mengecek kesehatan Sungadi. Tetapi begitu ambulans datang, pemuda itu selalu lari karena takut. Kemungkinan Sungadi takut karena khawatir disuntik. Namun dari pengamatannya selama ini, Parjiyo menilai Sungadi sehat dan aktif karena setiap hari keluar rumah.

“Sifat sosialnya memang tinggi. Warga kegiatan bongkar rumah pun ikut membantu. Meskipun yang dikejar kadang hanya sebatas makan. Anak itu suka membantu warga semampunya. Kalau bobotnya kata orang tuanya 165 kg tetapi memang belum pernah ditimbang. Ya, perkiraan mungkin 150-an kg,” jelas Parjiyo.

Advertisement

Dia mengau terus memantau perkembangan kesehatan Sungadi yang menjadi warga tergemuk di desanya.

Advertisement
Kata Kunci : Kisah Unik Obesitas
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif