SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menjadi narasumber dalam seminar kebangsaan di Ponpes Az-Zayadiyy, Laweyan, Sabtu (1/7/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, membeberkan kunci pencapaian Kota Solo menduduki peringkat ke-4 Kota Paling Toleran berdasarkan  Indeks Kota Toleran (IKT) 2022. Putera sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu membeberkan rahasianya.

Salah satu rahasianya adalah memberikan ruang yang sama terhadap berbagai umat beragama untuk merayakan hari keagamaan dalam bingkai merajut keberagamaan dan perbedaan. Ruang yang dimaksud adalah di kawasan Balai Kota Solo .

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tren positif toleransi di Kota Bengawan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2021, Solo menempati peringkat kesembilan dalam Indeks Kota Toleran.  Setahun kemudian, skor toleransi Kota Solo melonjak tajam yang membawa kampung halaman Presiden Jokowi ini yang naik ke peringkat ke-4.

Pencapaian tersebut bukan tanpa alasan. Wali Kota Solo, Gibran, mengambil kebijakan yang mengedepankan kebersamaan dan menghargai perbedaan antarumat beragama. Kini tiap umat beragama diperbolehkan merayakan hari besar keagamaan masing-masing tanpa diskriminasi.

“Sebelumnya, Solo tak pernah masuk 10 besar. Masang lampion atau patung-patung shio saat Imlek ada yang protes. Festival ogoh-ogoh juga gitu, dikatain kafir. Dulu, Solo banyak image dan citra yang buruk,” kata Gibran di sela-sela seminar di Pondok Pesantren (Ponpes) Az-Zayadiyy, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Solo, Sabtu (1/7/2023).

Saat awal menjabat sebagai Wali Kota Solo, Gibran dihadapkan dengan kasus perusakan makam di Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon. Aksi ini dilakukan anak-anak di bawah 12 tahun. Kasus tersebut mendapat atensi khusus Gibran hingga persoalannya rampung.

“Terakhir ini, ada rumah ibadah disegel. Saya ingin mengubah image dan citra Solo yang buruk. Ini saya lakukan secara perlahan-lahan. Intinya merawat keberagamaan dan menghargai perbedaaan,” kata dia.

Gibran lantas mengambil kebijakan untuk memberikan ruang di Balai Kota Solo bagi umat beragama apa pun yang hendak merayakan hari besar keagamaan. Setiap momen hari besar keagamaan, penganut agama itu dibebaskan memasang ornamen dan hiasan di area Balai Kota Solo sampai Jl. Jenderal Sudirman.

Perayaan hari besar keagamaan sangat kentara di sepanjang Jl. Jenderal Sudirman.  “Umat nasrani memasang ornamen dan hiasan pohon Natal. Umat muslim saat menunaikan ibadah puasa dan merayakan Lebaran juga ada ornamen di sana,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya