SOLOPOS.COM - Tim penilai Pemprov Jateng mengecek pelaksanaan inovasi Moles Desa di objek wisata Sendang Kun Gerit Desa Jatibatur, Gemolong, Sragen, Selasa (6/2/2024). (Istimewa/Bapperida Sragen)

Solopos.com, SRAGEN—Inovasi Moles Desa yang diinisasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen diapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) dan masuk dalam tiga besar penghargaan pembangunan daerah (PPD) 2024.

Pemprov Jateng menerjunkan tiga penilai dari kalangan akademisi, media massa, dan pemerintah untuk memverifikasi kesesuaian inovasi Moles Desa yang dipaparkan Bupati Sragen di Semarang pada pekan lalu dengan kondisi di lapangan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tiga anggota tim penilai itu hadir ke Sragen pada Selasa (6/2/2024). Mereka terdiri atas Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Prof. Firmansyah, perwakilan media massa Gunawan Permadi, dan Plt. Kabid Perekonomian Bappeda Provinsi Jateng Hermawan.

Kedatangan para penilai disambut Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dengan sarapan pagi di Pendapa Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Sragen. Selanjutnya, tim penilai langsung kunjungan lapangan di objek wisata Sendang Kun Gerit di Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Sragen.

Objek wisata itu dipilih karena dianggap sebagai objek wisata yang berkembang baik di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Sumber Rejeki Gemolong.

“Ya, kami kunjungan lapangan khususnya terkait inovasi Sragen. Semua yang dipaparkan di Semarang beberapa waktu lalu diverifikasi. Jadi yang dipaparkan di Semarang tidak hanya inovasi tetapi ada makro ekonomi, kemiskinan, sosial, ekonomi, capaian pembangunan dan salah satunya komponen inovasi daerah,” ujar Prof. Firmansyah saat ditemui Solopos.com di Pendapa Rumdin Bupati Sragen.

Firmasyah mengatakan verifikasi lapangan dilakukan untuk melihat inovasi Moles Desa. Awalnya, Firmansyah mengatakan tim penilai sudah diberi gambaran kemudian dari gambaran inovasi itu dicek ke lapangan kesesuaiannya dalam pelaksanaan dan dampaknya bagi masyarakat.

Sementara itu, Bupati Yuni berharap data yang sudah disajikan dalam presentasi di Semarang sesuai dengan di lapangan dan ada nilai tambah saat pengecekan ke lapangan.

“Barangkali setelah cek di lapangan ada informasi lebih di Jatibatur sehingga bisa menambah poin. Setiap visitasi bisa ditargetkan dapat menambah poin,” ujarnya.

Yuni, sapaan akrabnya, optimistis Sragen bisa mewakili Jawa Tengah maju ke tingkat nasional karena inovasi Moles Desa yang dimiliki Sragen merupakan inovasi spesifik yang tidak dimiliki daerah lain.

Diberitakan sebelumnya, Moles Desa yang diinisiasi Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) mengawinkan dua program yang sudah ada, yakni Klinik BUM Desa dan Sistem Internet Milik Desa (Simides).

Klinik BUM Desa milik Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) merupakan inovasi pembinaan dan pendampingan yang dilengkapi dengan sistem informasi pelaporan dan penilaian BUM Desa. Inovasi ini lahir di 2022 karena rendahnya klasifikasi BUM Desa di Sragen dan belum tersedianya layanan khusus BUM Desa yang melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD).

Sementara Simides lahir dibidani Bank Djoko Tingkir Sragen pada 2021 dengan latar belakang pandemi Covid-19. Simides menyediakan layanan Internet murah dan cepat yang dikelola BUM Desa untuk keberlangsungan ekonomi masyarakat.

Simides berjalan dengan menggandeng Icon+, anak perusahaan PT PLN. Manfaat Simides ini ternyata sangat dirasakan masyarakat terutama dalam menggerakan perekonomian dan peningkatan literasi keuangan digital. Hingga kini tercatat ada 2.810 pengguna Simides yang dikelola 18 BUM Desa di Sragen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya