SOLOPOS.COM - Petani tembakau di Kecamatan Manisrenggo, Klaten, menjemur hasil rajangan daun tembakau, Sabtu (30/9/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Wilayah Klaten sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil beberapa jenis tembakau. Tembakau menjadi komoditas unggulan Klaten, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda ketika wilayah Jogja, Solo, dan Klaten dikenal sebagai Vorstenlanden atau tanah kerajaan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang tertuang dalam buku Klaten Dalam Angka 2023, tembakau masih menjadi komoditas perkebunan yang dibudidayakan di Klaten. Sepanjang 2022, tembakau di Klaten ditanam di lahan seluas total 1.922,38 hektare.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Luas lahan tersebut tersebar di 17 kecamatan dengan area penanaman paling luas di Manisrenggo yakni 515 hektare, Trucuk 300,58 hektare, Pedan 207,68 hektare, kemudian Gantiwarno 148,25 hektare, dan Ceper seluas 147,64 hektare.

Selain lahan yang ditanami oleh petani, ada juga lahan tembakau yang ditanam PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X. Antara memberitakan pada Juli 2023 lalu, PT PTPN X melakukan petik atau panen perdana tembakau jenis TBN H382 kualitas ekspor di kebun wilayah Sukorejo, Wedi, Klaten.

Luas lahannya 3,1 hektare yang ditanami pada 18 Juni 2023. Dari penelusuran Solopos.com, varietas tembakau TBN H382 yang ditanam PTPN X di Klaten merupakan tembakau bawah naungan (TBN) atau shade grown tobacco.

Varietas itu menghasilkan tembakau bahan cerutu. Menurut laman resmi ptpn10.co.id, hasil produksi kebun di Klaten diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar baik di Amerika maupun Eropa yang tiap tahunnya selalu meningkat.

Kebun tembakau Klaten musim tanam 2023/2024 ini ditarget produksi 17.000 kg per hektare daun basah atau 1.700 kg/hektare daun kering, dengan kualitas top grade (NW) 476 Kg/hektare dan keutuhan daun 85% dari produksi total.

Sedangkan tembakau yang ditanam petani Klaten, berdasarkan keterangan yang diperoleh Solopos.com dari petani, ada yang jenis atau varietas gerompol Jatim dan Kentucky. Tembakau jenis ini banyak ditanam petani di wilayah Trucuk dan biasanya diolah untuk dijual menjadi tembakau asepan untuk bahan cerutu.

Luas Tanam Menyusut

Ada pula varietas Bligon yang banyak ditanam petani di Manisrenggo dan Prambanan, Klaten. Hasil panen varietas ini diolah menjadi tembakau rajangan untuk dijual ke pabrik rokok.

Beberapa waktu belakangan, luas tanam tembakau rajangan di wilayah Prambanan dan Manisrenggo jauh berkurang. Di Desa Tijayan, Manisrenggo, misalnya, luas tanam tembakau tahun ini hanya 10 hektare, jauh berkurang dibandingkan penanaman tembakau beberapa tahun lalu yang mencapai 80 hektare.

Perwakilan petani tembakau asal Desa Tijayan, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Suradi, 46, mengatakan petani di desanya takut menanam tembakau di lahan yang luas karena terkendala pemasaran.

Kondisi itu dialami petani tembakau jenis rajangan di Manisrenggo, Klaten, terutama sejak 2014. Petani hampir tidak pernah mendapatkan manfaat dari hasil panen selama sembilan tahun terakhir.

Dia menceritakan ada potongan dari berat tembakau yang disetorkan. Petani terutama perajang tembakau juga dibebani pajak 1 persen.

“Sekarang mau hidup bagaimana? Dulu waktu menjadi petani membiayai anak kuliah itu enteng. Saat ini, boro-boro membiayai kuliah, mau beri uang saku anak yang sekolah SMA gratis saja kewalahan. Ini kondisi riil,” jelas Suradi sata ditemui Solopos.com, Sabtu (30/9/2023).

Ditambah lagi belakangan ada kabar perusahaan rokok tidak lagi membeli tembakau mereka. Padahal, kualitas tembakau hasil tanam petani di kecamatan tersebut tahun ini bagus.

Petani tembakau di Desa Nangsri, Manisrenggo, Klaten, Tukijo, 69, juga mengatakan luas tanam tembakau di tempatnya saat ini menyusut drastis dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

“Dulu itu kalau menjemur hasil rajangan panen tembakau bisa sampai satu lapangan. Sekarang kondisinya sudah tidak seperti itu lagi,” kata Tukijo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya