SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor dari arah Jl. Slamet Riyadi menerabas water barrier di Bundaran Gladag untuk menuju Jl. Mayor Sunaryo tanpa terlebih dahulu memutar ke Bundaran Tugu Pamandengan di depan Balai Kota Solo, Jumat (8/4/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Laman resmi Pemkot Solo menjelaskan sejumlah peristiwa revolusi kemerdekaan yang terjadi di Kota Solo pada 1945- 1949.

Peristiwa bersejarah tersebut di antaranya perebutan kekuasaan Jepang, serangan umum 4 hari 4 malam (Agresi Militer Belanda II) di Solo, serta sebuah peristiwa diplomasi perundingan perjanjian gencatan senjata.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Serangan umum 4 hari 4 malam di Kota Solo merupakan sebuah peristiwa puncak dari rangkaian serangan-serangan sebelumnya sejak Belanda memasuki Kota Solo. Pweristiwa tersebut terjadi pada masa transisi antara perjuangan politik dan diplomatik.

Saat itu, Kota Solo menjadi basis perkumpulan para pemuda, yang kemudian menjadikan kota ini menjadi pusat kegiatan politik, pusat industri, dan memiliki fasilitas pendidikan yang memadai.

Pertempuran 4 hari 4 malam di Kota Solo pecah akibat dari hasil keputusan Roem Royen yang membebani Kota Solo.

Kota Jogja kembali ke Republik Indonesia pada 29 Juni 1949 mengakibatkan pasukan Indonesia di wilayah Jogja harus mundur dari kota tersebut dan kemudian ditempatkan di Solo. Penambahan pasukan ini mencapai 4 batalyon.

Kemudian Gubernur Militer mengeluarkan Instruksi No.26 A yang memerintahkan untuk melakukan pertempuran 4 hari di Kota Solo pada 10 Juni 1949.

Perintah tersebut dilaksanakan oleh rayon-rayon untuk menyerang pos-pos dan patroli Belanda. Serangan ini dilakukan secara gencar-gencaran siang dan malam.

Instruksi serangan tersebut adalah serangan umum yang ke-III, yang sebelumnya sudah pernah diadakan serangan secara besar-besaran terhadap Belanda yakni serangan pertama yang terjadi pada peristiwa ini terjadi pada tanggal 8 Februari 1949.

Kemudian serangan umum kedua terjadi pada 2 Mei 1949. Puncak dari serangan umum adalah pada serangan umum yang terjadi pada 7 Agustus 1949.

Serangan umum tersebut dimulai pukul 06.00 pagi. Serangan umum ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi. Kondisi pada waktu itu, Kota Solo telah dikepung dari segala sisi oleh anggota gerilya yang menyerbu kota sejak.

Serangan  itu membuat gempar. Peluru ditembakkan disusul dengan rentetan ledakan. Serangan yang terjadi secara mendadak itu kemudian mengejutkan Belanda dan mendesak mereka untuk mengundurkan diri dan tinggal di markas masing-masing.

Namun, Belanda tak ingin kalah. Mereka kemudian menyerang balik dengan mengerahkan seluruh angkatan udaranya. Belanda menyerang tanpa pandang bulu dan melakukan pengeboman hingga banyak yang gugur.

Pertempuran yang tiada henti ini akhirnya membuat Belanda terpojok. Posisi Belanda yang pada saat itu sudah terdesak seluruhnya, akhirnya tidak dapat berkutik sehingga terpaksa bertahan di daerah benteng dan Pura Mangkunegaran.

Pertempuran ini masih terus berlanjut hingga sampai pada puncaknya yang terjadi pada tengah malam pada 10 Agustus 1949.

Presiden Soekarno sedianya memerintahkan untuk menghentikan tembak menembak atau ceasefire pada 3 Agustus 1949. Perintah berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia dan diumumkan melalui radio.

Namun adanya masalah teknis, perintah dari Soekarno tersebut baru terlaksana setelah 10 Agustus. Hal inilah yang akhirnya membuat serangan umum secara otomatis berakhir.

Berakhirnya serangan umum secara otomatis ini juga menandakan berakhirnya masa penjajahan Belanda di Kota Solo.

Rangkaian HUT ke-78 RI

Pemkot Solo menggelar rangkaian kegiatan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan puncak acara berupa pawai pembangunan.

Berdasarkan rangkaian acara yang diunggah di media sosial oleh Bagian Protokol, Komunikasi  dan Administrasi Setda Solo, rangkaian acara dimulai dengan Upacara Peringatan Serangan Umum 4 Hari di Kota Solo di halaman Balai Kota Solo, pukul 07.30 WIB, Senin (7/8/2023).

Dilanjutkan dengan ziarah rombongan peringatan serangan umum 4 hari di Kota Solo di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bhakti Jurug, pukul 09.00 WIB, Senin (7/8/2023).

Selanjutnya yakni agenda Pidato Kenegaraan di Graha Paripurna DPRD Kota Solo pada pukul 09.30 WIB, Rabu (16/8/2023). Lalu, Apel Kehormatan dan Renungan Suci di TMP Kusuma Bhakti Jurug pada pukul 23.00 WIB, Rabu (16/8/2023).

Serah Terima Bendera Pusaka Merah Putih berupa penyerahan bendera merah putih dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka kepada pasukan pengibar bendera di Loji Gandrung, Solo, pukul 06.00 WIB, Kamis (17/8/2023).

Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih Memperingati HUT ke-78 RI di Stadion Sriwedari, Solo, pukul 07.30 WIB, Kamis (17/8/2023).



Pawai Pembangunan HUT ke-78 RI dari persimpangan Gendengan sampai Balai Kota Solo, pukul 15.00 WIB, Sabtu (19/8/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya