SOLOPOS.COM - Pintu masuk jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Kandang, Tawangmangu, Karanganyar. (Istimewa/ Sukarelawan)  

Solopos.com, KARANGANYAR — Pelaku usaha wisata di kawasan jalur pendakian Gunung Lawu di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mulai menjerit. Mereka terancam gulung tikar.

Pasalnya, hingga kini jalur pendakian Gunung Lawu baik melalui Cemoro Kandang di Kecamatan Tawangmangu maupun via Candi Cetho di Kecamatan Jenawi belum juga dibuka.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kondisi ini membuat Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Tony Hatmoko, meradang. Tony mempertanyakan nasib jalur pendakian Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar yang belum jelas. Dia pun memberi peringatan keras kepada Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar untuk segera menyelesaikan persoalan itu.

Disparpora diberi tenggat sepekan agar jalur pendakian Gunung Lawu bisa kembali dibuka. “Dirparpora segera selesaikan perjanjian kerja sama dengan Perhutani. Ini sudah sebulan sejak ditutup [jalur pendakian] tidak ada kejelasan,” ujar Tony beruang ketika dijumpai Solopos.com di gedung DPRD Karanganyar pada Kamis (22/2/2024).

Jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Kandang dan Candi Cetho resmi ditutup sejak Jumat (12/1/2024) pukul 20.00 WIB. Hal ini merujuk surat Perhutani Nomor 0013/043.7/Sra/Divre Jateng/2024 tentang Penutupan Jalur Pendakian Puncak Lawu via Cetho dan Cemoro Kandang, dan wana wisata Pringondani dan Taman Saraswati.

Penutupan jalur pendakian Gunung Lawu mempertimbangkan perjanjian kerja sama pelestarian hutan dan pengelolaan kepariwisataan pada wana wisata Puncak Lawu Pringgodani, Taman Saraswati Nomor: 01/043.7/HK&KOMPERS/SRA/DIVRE/JATENG/2023 antara Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Perum Perhutani KPH Surakarta, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kabupaten Karanganyar berakhir pada tanggal 31 Desember 2023. Tony menyayangkan lambannya Disparpora memproses PKS tersebut.

“Ini sudah sebulan lebih jalur pendakian ditutup. Dampaknya sangat luar biasa, paling besar bisa mematikan usaha wisata di jalur pendakian itu,” kata dia.

Dikatakan Tony, banyak pelaku usaha wisata yang nasibnya bergantung pada jalur pendakian Gunung Lawu. Ada usaha makanan, penginapan atau basecamp, sewa tenda hingga pemandu, jasa porter, dan lainnya. Saat ini mereka  kelimpungan, bahkan jika dibiarkan terus menerus bisa gulung tikar.

Tony mengaku mendapatkan keluhan dari para pelaku usaha wisata tersebut. Tak hanya itu dari segi pendapatan asli daerah (PAD) juga raib dengan penutupan jalur pendakian itu. Tidak ada retribusi masuk. Belum lagi jalur pendakian yang kondisinya tak terawat karena ditutup.

“Jalur pendakian Cemoro Sewu di Magetan sudah dibuka. Masak kita belum dibuka gara-gara perjanjian kerja sama yang belum selesai. Segera dibuka itu, seminggu ini harus bisa dibuka,” kata dia.

Administratur/KKPH Surakarta, Herry Merkussiyanto P., masih menunggu perjanjian kerja sama yang baru dengan Disparpora untuk membuka jalur pendakian Gunung Lawu baik melalui pos Cemoro Kandang Tawangmangu dan Candi Cetho, Kecamatan Jenawi.

Herry mengatakan pembukaan jalur pendakian Lawu nantinya melibatkan sukarelawan setempat. Kemudian juga ia membutuhkan rekomendasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar dan Forkopimcam tentang keamanan dan mitigasi bencana di kawasan jalur pendakian tersebut.

“Intinya kami tetap menunggu perjanjian kerja sama dengan Disparpora. Beda dengan jalur pendakian Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan yang sudah dibuka lagi oleh Perhutani karena di sana tidak ada perjanjian kerja sama,” katanya.

Herry juga berharap jalur pendakian Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar segera dibuka. Apalagi banyak desakan dari berbagai pihak termasuk relawan dan pendaki agar jalur pendakian Gunung Lawu Cemoro Kandang dan Cetho dibuka kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya