SOLOPOS.COM - Pemilik lokasi budi daya lebah madu jawa Madu Dasa Dharma, Karangbulu, Mudal, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, menunjukkan hasil panen, Rabu (27/9/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang guru SMA di Boyolali, Sri Mardiyati, sukses mengembangkan budi daya lebah madu Jawa di rumahnya, Dusun Karangbulu, Desa Mudal, Kecamatan/Kabupaten Boyolali. Bahkan madu hasil budidayanya kini menjadi langganan para jenderal.

Budi daya lebah madu tersebut dilakukan di lahan samping rumahnya. Lokasinya berada di pinggiran jalan alternatif Boyolali Kota-Tlatar. Waktu tempuh dengan kendaraan bermotor hanya sekitar 10 menit dari jantung kota Boyolali dan enam menit dari Ekowisata Tlatar Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tempat tersebut bernama wisata edukasi Madu Dasa Dharma Boyolali. Kisah sukses budi daya lebah madu Jawa yang dijalankan Mardiyati tersebut dimulai pada 2013. Kala itu ia ingin membudidayakan lebah madu jawa karena dulunya kakek dan ayahnya pernah melakukan hal serupa.

“Kemudian terpikir untuk melanjutkan, bedanya dulu orang tua kan hanya untuk kebutuhan pribadi. Sekarang untuk budi daya, ada nilai ekonomisnya,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di kediamannya, Rabu (27/9/2023).

Mardiyati memulai budi daya itu dengan 10 kotak tempat bersarang lebah. Seiring waktu, jumlah kotak sarang lebah itu bertambah menjadi 100 kotak. Saat ini, usaha tersebut lebih fokus diurusi sang anak, Andito Hutomo, sedangkan Mardiyati mengurus kebun edukasi.

Meski kini sudah terbilang sukses, usaha yang dirintis Mardiyati itu bukannya tanpa kendala. Jatuh-bangun Mardiyati mengembangkan usaha itu. Ia menceritakan pada awalnya juga harus bersusah-susah promosi dan memberikan sampel gratis madu jawa kepada rekan-rekannya.

Musim Kemarau Produksi Menurun

Awal berjualan, sebulan paling banyak laku tiga botol ukuran 200 mililiter. Saat ini, dalam satu bulan di musim kemarau ia bisa menjual paling tidak 30 botol ukuran 200 mililiter.

“Kalau di musim kemarau itu, kami ada 100 kotak. Namun paling yang terisi lebah madu jawa hanya 25 kotak. Kalau di musim penghujan, 100 kotak itu bisa penuh,” kata guru SMAN 2 Boyolali tersebut.

Lebih lanjut, Mardiyati menjelaskan pemasaran madu lebah jawa miliknya telah menjangkau banyak kota di Indonesia seperti Solo, Yogyakarta, Salatiga, Jakarta, Riau, dan berbagai daerah lain. Pembeli yang berlangganan madu jawa produksi Madu Dasa Dharma Boyolali juga banyak dari kalangan militer, bahkan para jenderal.

Dia tak menyebut siapa saja para jenderal yang berlangganan madu jawa hasil budi dayanya. Relasi dengan para petinggi militer tersebut didapat karena Mardiyati aktif bergabung dalam acara Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) sebagai pembicara atau kegiatan lain.

“Ketahanan nasional kan bisa dimulai dari ketahanan keluarga. Makanya selain membuat budi daya lebah madu jawa, saya juga membuat wisata edukasi di halaman rumah saya ini. Jadi sayur panen sendiri, buah panen sendiri,” kata dia.

Sementara itu, putra Mardiyati, Andito Hutomo, menyampaikan saat musim kemarau budi daya lebah madu jawa mengalami beberapa kendala. Kuantitas atau jumlah madu yang bisa dipanen turun drastis.

Musim Hujan Bisa 5 Kali Panen Sebulan

Penyebabnya karena banyak bunga yang kering dan air yang berkurang sehingga produksi madu tidak optimal. Ketika hal tersebut terjadi, lebah mengalami kesulitan saat mencari nektar.

“Memang kuantitas madunya menurun, tapi kualitas madunya di musim kemarau paling bagus. Tekstur madu di musim kemarau itu kental. Kalau musim hujan, volumenya banyak, melimpah, tapi teksturnya sedikit encer,” kata dia.

Ia menjelaskan saat musim hujan bisa memanen sebanyak lima kali dalam sebulan. Sedangkan pada musim kemarau maksimal hanya bisa tiga kali panen. Volume madu yang bisa dipanen dalam satu kotak penuh lebah bisa dua liter madu saat musim hujan.

Sedangkan saat musim kemarau hanya bisa sekitar 0,7 liter per kotak. Dito mengatakan harga madu per botol kemasan 200 mililiter baik di musim kemarau dan penghujan sama yakni Rp150.000.

Ia juga menjelaskan madu yang dijual selalu fresh, ketika sore panen, pagi langsung dikirim. Bahkan, ada madu yang dijual bersama sarangnya dengan harga Rp250.000 per ½ kilogram.

Soal omzet, Andito mengatakan saat musim hujan bisa Rp10 juta per bulan. Sedangkan untuk musim kemarau berkurang antara Rp4,5-Rp5 juta per bulan. Produk-produk fresh madu Dasa Dharma Boyolali dapat dilihat pelanggan via akun Instagram @madu.dasa.dharma_boyolali.

“Lebah jawa itu khasiatnya paling bagus kalau untuk pengobatan herbal secara alami. Soalnya lebah jawa ini yang terkenal sejak nenek moyang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya