SOLOPOS.COM - Kantor Balai Desa Kalijirak di Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Foto diambil Jumat (1/3/2024). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Perjuangan Pangeran Sambernyawa alias Raden Mas Said melawan tentara Belanda meninggalkan banyak jejak sejarah di Desa Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar.

Masyarakat setempat mengisahkannya secara turun temurun. Beberapa lokasi diyakini hingga dikeramatkan warga sebagai tempat petilasan Raden Mas Said, yang merupakan pendiri Praja Mangkunegaran, di Kabupaten Karanganyar ini. Salah satunya lokasi yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan Situs Samber Nyawa.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Situs itu berupa tanah oro-oro seluas dua hektare di utara Dukuh Soko, Desa Kalijirak. Kepala Desa (Kades) Kalijirak, Tri Joko Susilo, mengatakan dari cerita turun temurun, tanah itu memiliki ion negatif.

“Dari sejak dulu tanah itu tak bisa dimanfaatkan. Kalau ada warga yang mencoba memanfaatkannya untuk pertanian atau tanam-tanam pohon pasti akan meninggal,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Jumat (1/3/2024).

Bukan satu dua kali kejadian warga meninggal dunia karena ingin mematahkan mitos itu. Namun warga yang mencoba datang ke lokasi, kata dia, selalu meninggal dunia. Entah karena sakit atau kecelakaan. Sejak itu tak ada warga yang berani mendekat ke tanah tersebut.

Dari cerita yang beredar, tanah itu sempat menjadi tempat persembunyian Raden Mas Said saat perjuangan melawan penjajah. Di Karanganyar, aksi gerilya Raden Mas Said dalam peperangan melawan Belanda terjadi selama 16 tahun sejak tahun 1741 hingga 1757.

“Tempat itu memiliki ion negatif, tidak bisa ditinggali warga. Sampai sekarang warga suka melihat kilatan petir yang menyambar ke tanah itu,” kata dia.

Tak jauh dari tanah itu, Joko mengatakan terdapat makam keramat. Makam Krapyak, demikian warga menamainya. Konon di sana terdapat makam prajurit Raden Mas Said yang gugur saat berjuang melawan Belanda.

Masih di sekitar itu, lanjut Joko, juga terdapat makam Mbah Sawung Galing yang dikenal merupakan penggawa Raden Mas Said. Sampai saat ini masyarakat masih menguri-uri dan merawatnya karena diyakini cikal bakal makam di Kalijirak.

“Kalijirak menjadi wilayah yang tidak lepas dari perjuangan Raden Mas Said, sehingga banyak petilasannya,” sambung Joko.

Berada di utara pusat kota Karanganyar, masyarakat Kalijirak mayoritas merupakan petani. Kalijirak menjadi salah satu penyangga pangan Kabupaten Karanganyar. Desa Kalijirak terdiri dari lima dusun, masing Bendorejo, Gunung Watu, Jatiri, Kalijirak dan Mencon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya