SOLOPOS.COM - Para siswa kelas VI MI Muhammadiyah Watugede, Kemusu, Boyolali sungkeman kepada ibu, Selasa (30/4/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Jelang asesmen madrasah atau ujian sekolah, siswa kelas VI MI Muhammadiyah Watugede, Kemusu, Boyolali menggelar acara sungkem dan membasuh kaki ibu, Selasa (30/4/2024).

Wakil Kepala MI Watugede, Sutrisno, menceritakan saat acara sungkem dan membasuh kaki ibu, terlihat para anak dan orang tua meneteskan air mata.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Ia menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi bagi siswa agar bisa giat dan rajin belajar. Acara serupa digelar setiap setahun sekali menjelang asesmen Madrasah bagi siswa kelas VI.

“Kegiatan ini digelar agar anak-anak bisa termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk siswa yang ikut ujian ada 23 anak,” dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Rabu (1/5/2024).

Ia menceritakan acara dimulai dengan motivasi bagi wali murid, siswa kelas VI, dan dewan guru. Kemudian, diikuti sungkeman dan membasuh kaki ibu. Dia juga menjelaskan maksud dari sungkeman adalah agar anak tergugah dan teringat jerih payah orang tua dalam mendidik mereka.

“Orang tua membimbing mereka sangat berat. Sehingga, dengan sungkeman anak bisa memahami hal tersebut. Harapannya anak-anak bisa menjadi orang baik, pandai, saleh, dan salehah,” kata dia.

Kemudian, siswa juga diminta untuk membasuh kaki ibu dengan makna surga di bawah telapak kaki ibu. Sutrisno mengatakan jerih payah seorang ibu dalam membesarkan anak lebih berat dibandingkan ayah. Sehingga, diharapkan anak bisa berpikir sebelum bertindak sesuatu yang dapat menyakiti hati ayah dan ibunya.

Sementara itu, salah satu orang tua siswa, Rina Rivani, berharap dengan kegiatan yang dilakukan MI Muhammadiyah Watugede, para siswa bisa memiliki ketenangan ketika mengikuti ujian sekolah.

Selain itu, ia juga berharap akhlak para siswa bisa menjadi lebih bagus atas siraman motivasi yang diberikan dan hidup sesuai ajaran agama.

Menurutnya, acara tersebut memiliki dampak positif karena membuat siswa bisa mengingat perjuangan wali murid mereka dan anak bisa mengekspresikan terima kasih kepada orang tuanya.

“Saya sewaktu kegiatan bisa menangis karena tiba-tiba teringat perjuangan dari waktu belum punya anak sampai punya sekarang. Lalu, teringat perjuangan orang tua juga yang berjuang mengasuh saya,” kata dia.

Rina mengatakan kebanyakan orang tua bakal mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ia mengatakan orang tua di tengah keadaan apapun bakal mengusahakan agar anak mendapatkan yang terbaik.

Sementara itu, siswa kelas VI, Jaka Argan Al Goni, merasa lega karena bisa menangis dan meminta maaf kepada ibunya di acara tersebut. Dengan pikiran dan perasaan yang lega, Jaka merasa bakal bisa fokus untuk mempersiapkan asesmen madrasahnya.

“Selain mempersiapkan mental, saya juga mempersiapkan materi sesuai kisi-kisi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya