SOLOPOS.COM - Proses pembuatan jodang berbentuk joglo untuk photo booth karnaval budaya Grebeg Sudiro di Kampung Balong, Kelurahan Sudiroprajan, Jebres, Solo, Sabtu (27/1/2024). (Solopos.com/R. Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO–Panitia Grebeg Sudiro menyiapkan jodang berbentuk joglo yang dihias lampion teko warna merah untuk photo booth saat kirab budaya di kawasan Pasar Gede Solo, Minggu (4/2/2024).

Jodang adalah kotak panjang yang dipakai untuk menaruh penganan, barang-barang pinangan, dan sebagainya, biasanya diangkat dengan dipikul oleh dua orang. Pembuatan jodang untuk photo booth itu kali pertama dibuat dalam tradisi tahunan yang digelar sejak 2007.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Event Grebeg Sudiro merupakan agenda tahunan yang digelar menjelang Tahun Baru Imlek. Event itu merupakan simbol pluralisme dan toleransi yang diperlihatkan lewat gunungan kue keranjang, pawai kesenian, dan kirab budaya. Grebeg Sudiro juga merupakan akulturasi budaya Jawa dengan Tionghoa di Kota Solo.

Puncak acara Grebeg Sudiro adalah karnaval budaya. Pada Grebeg Sudiro 2024, jodang utama berupa gunungan kue keranjang berbentuk miniatur Slamet Riyadi yang dikelilingi kereta uap Jaladara dan bus tingkat Werkudara.

Selain itu, ada jodang khusus berbentuk joglo yang dihias lampion teko warna merah untuk photo booth.

“Jodang joglo untuk photo booth baru kali pertama dalam event Grebeg Sudiro. Sebelumnya, hanya jodang utama dan puluhan jodang yang dibuat setiap rukun warga (RW) di Kelurahan Sudiroprajan,” kata pembuat jodang asal Kampung Balong, Kelurahan Sudiroprajan, Donny Mahesa Widjaja, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (27/1/2024).

Donny telah merampungkan sebagian jodang utama berbentuk miniatur Slamet Riyadi, kereta uap Jaladara dan bus tingkat Werkudoro. Jodang utama itu bakal dihias ribuan kue keranjang yang dibagikan kepada masyarakat seusai karnaval budaya.

Kini, Donny fokus merampungkan pembuatan jodang joglo untuk photo booth. “Untuk lampion teko dibuat pada 2023. Kemudian disimpan di kelurahan. Nanti dipasang di tengah jodang berbentuk joglo. Jadi masyarakat bisa mengabadikan momen di photo booth dengan latar belakang lampion teko merah yang menjadi simbol Grebeg Sudiro,” ujar dia.

Donny mengaku proses pembuatan jodang joglo lebih rumit. Dia harus menambahkan tripleks agar jodang lebih tebal dan kuat saat karnaval budaya. Pembuatan desain jodang joglo dikerjakan pada Desember 2023.

Proses pembuatan jodang joglo bakal dikebut agar bisa rampung tepat waktu. “Jodang ini diusung ke kantor kelurahan pada H-1 karnaval budaya. Jadi paling tidak jodang harus jadi pada Jumat (2/2/2024),” kata dia.

Donny memiliki skill dalam membuat karya kerajinan kayu. Sejak belia, ia sudah membuat karya-karya kerajinan berbahan kayu. Berkat keterampilannya itu, Donny selalu didapuk membuat jodang setiap Grebeg Sudiro dihelat menyambut Tahun Baru Imlek.

Dia kali pertama membuat jodang untuk kirab Grebeg Sudiro pada 2012 atau sudah satu dekade. Setiap tahun, Donny tak pernah absen membuat jodang dengan bentuk bangunan yang berbeda-beda. “Tahun ini diberi tugas lagi oleh panitia Grebeg Sudiro untuk membuat jodang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya