SOLOPOS.COM - Seniman Agus Sunaryo semasa hidup. (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Seniman Agus Sunaryo tutup usia di kediamannya yang beralamat di Blulukan 1 RT 003/RW 003, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jumat (10/11/2023) pukul 15.00 WIB.

Pemakaman dilaksanakan pada Sabtu (11/11/2023) pukul 10.00 WIB. Jenazah Agus dikebumikan di Pemakaman Astonoloyo Griyan Baturan RW 02, Colomadu, Karanganyar.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pihak keluarga menjelaskan jika kematian seniman tersebut begitu tiba-tiba, bahkan Agus masih menyiapkan karya untuk anak-anak Palestina sebelum meninggal di usia 60 tahun.

“Kematiannya kami rasakan begitu tiba-tiba dan memang kami semua cukup terpukul. Kalau dari teman-teman seniman bahkan juga menjelaskan beliau masih sempat mengirimkan lagu tentang Palestina di hari Jumat itu,” ujar menantu Agus, Hendrik Agus Hatmoko, saat ditemui di kediamannya, Sabtu.

Ia mengatakan tidak ada firasat apa pun sebelumnya karena kondisi mendiang ayah mertuanya sehari-hari tetap baik-baik saja. Hendrik bercerita aktivitas Agus pada Jumat itu layaknya aktivitas biasa, dimulai dengan Salat Subuh berjamaah, kemudian melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Namun, mendiang sempat meminta waktu istirahat sepulang dari salat Jumat. Agus meminta kepada istrinya untuk beristirahat sebentar dan dibangunkan saat azan Asar berkumandang.

“Setahu kami beliau tidak mengidap penyakit apa pun. Mungkin asam lambung, tetapi tidak kambuh juga kemarin. Mungkin yang cukup mengkhawatirkan itu rokoknya karena merokoknya bapak itu cukup kencang,” tutur Hendrik.

Meskipun berat, pihak keluarga sudah berusaha mengikhlaskan kepergian Agus dan mendoakannya semoga husnul khotimah.

Awalnya Agus hendak dikebumikan di TPA Pracimaloyo Makamhaji, Sukoharjo. Namun atas kehendak istri, Agus akhirnya disemayamkan di Baturan, Colomadu.

Sementara itu, anak kedua Agus, Intan Pakartina Saleha, mengaku berat ditinggalkan oleh ayahnya. “Saya dan kakak merasa ditinggal, kami merasa ditinggal. Hal itu karena kepergian bapak begitu tiba-tiba dan tidak ada pamitan sama sekali, kami juga tidak mendapatkan wejangan terakhir dari bapak. Kami sangat merasa kehilangan,” tutur Intan dengan berderai air mata saat ditemui Solopos.com dalam kesempatan yang sama.

Percakapan terakhir antara Intan dengan ayahnya adalah mengenai sepeda onthel. Intan meminta ayahnya mengirimkan foto sepeda onthel milik almarhum. Selepas urusan foto selesai, Agus bercerita kepada anaknya jika dia mengalami sesak napas.

Namun menurut Intan, Agus hanya mengeluh sambil lalu dan mengatakan jika keluhannya sudah berhasil berkurang setelah meminum obat.

Di hari Jumat itu, Intan juga masih tengah kerepotan mengurus kedua anak kembarnya. Selepas Asar, dia menerima telepon dari ibunya, tetapi yang berbicara di ujung telepon adalah tetangganya.

“Tetangga Ibu mengatakan Bapak habis lemas, kan saya bingung ya, mungkin saat itu kondisinya sudah meninggal. Tetapi Ibu ternyata masih ingin membawanya ke rumah sakit. Sebelum tetangga datang, ibu sendirian di rumah dan berteriak-teriak hingga tetangga akhirnya datang membantunya,” ungkap Intan.

Saat dia datang bersama kedua anak dan seorang tetangga yang membantunya mengurusi anak-anaknya, Intan melihat sosok ayahnya terbaring ditutupi kain jarik. Meskipun berat, Intan berusaha mengikhlaskan kematian ayahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya