SOLOPOS.COM - Ilustrasi digigit nyamuk demam berdarah. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Karanggede menjadi kecamatan dengan jumlah kasus demam berdarah dengue atau DBD terbanyak di Kabupaten Boyolali dengan 11 kasus sepanjang Januari 2024.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mencatat total 45 kasus DBD di Boyolali dengan satu kematian selama Januari 2024. Munculnya kasus DBD itu menyebar di beberapa kecamatan dengan jumlah terbanyak di Karanggede.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Berdasarkan data Dinkes Boyolali, persebaran kasus DBD per puskesmas pada Januari 2024 yaitu Puskesmas Selo ada satu kasus, Puskesmas Ampel ada dua kasus, Puskesmas Cepogo ada lima kasus.

Kemudian Puskesmas Musuk ada dua kasus, Puskesmas Boyolali I ada satu kasus, Puskesmas Boyolali II juga ada satu kasus, Puskesmas Mojosongo ada dua kasus, dan Puskesmas Teras satu kasus.

Puskesmas Karanggede ada 11 kasus demam berdarah dan menjadi yang terbanyak di Boyolali, Puskesmas Klego I satu kasus, Klego II satu kasus, Andong satu kasus, Kemusu lima kasus, dan Wonosegoro dua kasus.

Selanjutnya Puskesmas Juwangi dua kasus, Tamansari satu kasus, lalu Wonosamodro ada enam kasus dengan satu kematian. Sedangkan di Puskesmas Sawit, Banyudono I, Banyudono II, Sambi, Ngemplak, Nogosari, Gladagsari, dan Simo tidak ada alias nol kasus.

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, mengungkapkan dibandingkan periode yang sama 2023 lalu, jumlah kasus pada Januari 2024 ini lebih sedikit. Pada Januari 2023, tercacat ada 83 kasus DBD dengan dua orang meninggal dunia.

“Kasus Januari 2024 sebenarnya lebih rendah dibandingkan pada Januari 2023 yang mencapai 83 kasus. Namun, kasus pada Januari 2024 masih berjalan, kemungkinan masih bisa bertambah. Ini sudah Februari, tapi laporan Januari belum masuk semua,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (1/2/2024).

Terkait kasus demam berdarah yang menyebabkan seorang anak meninggal dunia di Kalinanas, Wonosamodro, Puji mengatakan Dinkes Boyolali sudah melakukan penyuluhan, abatisasi selektif, pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Disiplin PHBS dan PSN

Fogging fokus siklus pertama juga sudah pada 1-15 Januari 2024. Siklus kedua dilaksanakan 22 Januari, sampai sekarang tidak ada kasus tambahan di Kalinanas,” kata Puji.

Khusus di Desa Kalinanas, Puji mengatakan terdapat empat kasus DBD dengan satu orang meninggal dunia. Puji mengajak masyarakat untuk lebih disiplin menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan PSN.

Ia menjelaskan ketika di sela-sela musim hujan terdapat panas, hal tersebut bisa mempercepat pertumbuhan nyamuk. Puji mengatakan telur nyamuk bisa bertahan lama.

Telur yang menempel di dinding-dinding ketika tidak dapat air tidak akan berubah menjadi jentik-jentik. Namun, ketika terkena air bisa muncul jentik-jentik nyamuk.

Lebih lanjut, ia meminta masyarakat untuk tidak menggantungkan baju, terutama di tempat gelap di dinding rumah. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah nyamuk suka bersarang di pelepah pohon pisang.

Saat pembersihan di Kalinanas, petugas Dinkes Boyolali menemukan di legokan atau cekungan pelepah pisang terdapat banyak jentik-jentik nyamuk yang berpotensi menyebarkan virus demam berdarah.

Ia menambahkan jentik-jentik nyamuk justru tidak hidup di tempat yang berbatasan dengan tanah seperti sungai melainkan di wadah yang tidak bersentuhan dengan tanah seperti pot, vas bunga, dan sebagainya.

Kemudian Dinkes juga menggalakkan program satu rumah satu jumantik atau juru pemantau jentik-jentik. Masing-masing pemilik rumah akan memantau jentik-jentik di rumahnya sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya