SOLOPOS.COM - Perwakilan dari warga RT di Desa Tanggan, Sragen, mengikuti karnaval dengan menggunakan traktor yang mengantarkan sepasang pemuda yang mengenakan pakaian adat jawa dalam karnaval Hari Jadi Desa Tanggan, Gesi, Sragen, Sabtu (16/9/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Perayaan Hari Jadi Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen, berlangsung meriah pada Sabtu (16/9/2023).

Perayaan itu dilakukan dengan kirab budaya dan karnaval yang diikuti 22 rukun tetangga (RT) dengan mengangkat kearifan lokal masing-masing RT. Karnaval itu sempat memacetkan Jalan Sapen-Gesi karena panjangnya iring-iringan kirab dan karnaval tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kirab dan karnaval itu berawal dari Sapen yang ada situs Mbah Brenggolo yang masih berkaitan dengan Hari Jadi Desa Tanggan. Rombongan kirab berjalan kaki.

Rombongan karnaval ada yang menggunakan mobil tetapi jalannya menyesuaikan para pejalan kaki. Rombongan yang jumlahnya mencapai 1.000 orang itu berjalan dengan rute yang cukup panjang dari Sapen menuju Sendang Kamulyan di kompleks Situs Mbah Gedong.

Nantinya berakhir di Balai Desa Tanggan untuk deklarasi Hari Jadi Desa Tanggan. Para peserta kirab mengenakan pakaian adat jawa, beskab lengkap, dan menggelar acara doa bersama di pelataran Sendang Kamulyan.

Camat Gesi, Supriyadi, Kapolsek, Danramil, hingga Kepala Puskesmas Gesi turut serta dalam kirab tersebut. Sementara para peserta karnaval menyajikan atraksi yang dinilai di Simpang Empat Timur Sendang Kamulyan tersebut. Penilaian atraksi peserta karnaval dilakukan tim juri dari Kecamatan Gesi dan TNI.

SDN 2 Tanggan yang merupakan rombongan pertama menyajikan tarian anak, di susul rombongan SDN 3 Tanggan yang menampilkan seluruh profesi yang ada di Tanggan, seperti bakul jamu, petani, dokter, pegawai negeri sipil (PNS), guru, dan seterusnya.

Kemudian warga Dukuh Corot Lor RT 006, Tanggan, mengangkat potensi para petani. Lalu Warga Dukuh Sogan RT 015 mengangkat sedekah bumi berupa gunungan yang berisi anekah produk pertanian, seperti sayuran dan buah.

Warga dari Dukuh Brangkal RT 009 mengangkat tradisi jembulan. Kemudian disusul atraksi dari Dukuh Gunungsari RT 010, Dukuh Tanggan RT 020, dan warga Dukuh Beluk yang merupakan anak dan cucu Mbah Gedong mengangkat kampung elektro karena semua pemuda di Beluk bekerja di bidang elektronik.

Ada juga atraksi reog kuno dari Dukuh Kopen RT 002 dan potensi bawang merah dari warga di RT 021 Tanggan.

“Perayaan Hari Jadi Tanggan ini dimulai dari Jumat (15/9/2023) malam dengan ziarah ke makam para pepunden desa. Kemudian pada Sabtu kirab dan karnaval. Kirab itu diikuti 60 orang dari undur perangkat desa, BPD, ketua RT, LP2MD, dan kepala desa. Kirab budaya ini bertujuan menyatukan tempat-tempat punden desa dengan cara mengambil air atau tanah dan disatukan di balai desa. Pada Sabtu malam digelar pertunjukan wayang pohong dan wayang kulit,” jelas Kepala Desa Tanggan, Mulyanto, kepada Solopos.com.

Panitia Kirab dan Karnaval Hari Jadi Desa Tanggan, Gesi, Sragen, Jarwanto, menambahkan kirab dan karnaval itu diikuti 1.000 orang. Dia menerangkan pengambilan sampel tanah punden itu dilakukan saat ziarah pada Jumat malam.

Ziarah punden itu, kata dia, dilakukan dari punden yang paling tua ke punden yang muda. Dia melanjutkan sampel tanah itu kemudian disatukan ke balai desa.

“Pengumupulan tanah punden secara simbolis itu bertujuan untuk menyatukan pepunden desa menjadi satu pepunden, yakni Pemerintah Desa Tanggan. Di balai desa itu ada pembacaan perdes dan deklarasi hari jadi desa. Temuan artefak juga dipajang di balai desa saat deklarasi, yakni ada patung ganesa, kemuncak atau nisan tua, dan yoni bermotif mirip kura-kura,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya