SOLOPOS.COM - Seorang warga mengendarai sepeda motor melewati halaman RSSP Sragen, Kamis (28/3/2024).(Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Kasus kematian akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Sragen bertambah satu kasus sehingga selama Januari-Maret 2024 ada tiga kasus kematian DBD. Hingga Kamis (28/3/2024), jumlah kasus DBD yang tercatat di Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen mencapai 152 kasus.

Kasus penanganan pasien DBD di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro (RSSP) Sragen juga mengalami peningkatan. Dari hasil diagnosa dokter, jumlah pasien yang mengarah ke DBD dan dengue shock syndrome (DSS) mencapai 135 kasus. Namun, data diagnose dokter di RSSP itu belum diverifikasi dengan aplikasi Si Penebar atau DBD elektronik milik Dinkes Sragen.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Dinkes Sragen, Udayanti Proborini, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis sore, mengungkapkan jumlah kasus positif DBD setelah diverifikasi dengan DBD elektronik di Dinkes per Kamis sebanyak 152 kasus. Dia mengatakan kasus tersebut ada kenaikan sebanyak enam kasus dalam satu hari karena pada Rabu (27/3/2024) sebanyak 146 kasus. Kasus kematian akibat DBD, sebut dia, naik menjadi tiga kasus karena ada tambahan satu kasus kematian pada Sabtu (23/3/2024) lalu di Kampung Banyon, Kelurahan Kroyo, Karangmalang, sragen.

“Kasus kematian baru itu ternyata soerang bocah perempuan yang baru berusia lima tahun. Petugas langsung bergerak untuk melakukan penyelidikan epidemiologi dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Fogging pertama dilaksanakan pada Senin (25/3/2024) lalu dan fogging kedua akan dilaksanakan pada Senin (1/4/2024) besok,” ujar Udayanti didampingi Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Sragen, Sri Subekti.

Udayanti menerangkan hasil penyelidikan epidemiologi ternyata ditemukan house index (HI) atau kepadatan jentik nyamuk sangat tinggi, yakni mencapai 15%. HI yang tinggi menunjukkan risiko DBD tinggi. HI tersebut lebih tinggi dari HI pada kasus kematian akibat DBD sebelumnya di Pilangsari, Ngrampal, Sragen, pada 31 Januari 2024 lalu yang hanya 10%. Padahal HI atau tingkat kepadatan jentik dengan risiko rendah itu mestinya kurang dari 5%.

“Kami tidak berhenti terus mengedukasi masyarakat untuk terus menggiatkan PSN. Musim penghujan mengakibatkan banyak genangan air sehingga perlu adanya kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan, dengan gerakan 3M plus. Rata-rata DBD menyerang pada anak usia 5-14 tahun tetapi tidak menutup kemungkinan juga menyerang pada orang dewasa,” jelasnya.

Udayanti menerangkan anak itu awalnya demam lalu diperiksakan ke klinik swasta dan sempat diambil sampel darah untuk uji laboratorium. Pada Rabu (20/3/2024), jelas dia, anak dibawa ke rumah sakit (RS) swasta karena kondisi menurun. Dia melanjutkan anak kemudian masuk ruang intensif care unit (ICU) hingga akhirnya pada Sabtu pukul 09.00 WIB meninggal dunia.

Dia menerangkan gejala DBD dan tifus itu hampir sama tetapi kalau gejala tifus itu trombositnya tidak turun drastis. Dia mengatakan demam dengue juga keluhannya sama, trombosit turun tetapi hematokritnya tidak naik. Kalau positif DBD, jelas dia, trombosit turun dan hematokritnya naik 20%.

Sementara, Direktur RSSP Sragen, Joko Haryono, menyampaikan pasien DBD di RSSP naik dan rata-rata anak-anak. Dia mengatakan peningkatan pasien DBD itu terlihat di Maret. Dia menduga naiknya pasien DBD ini kemungkinan karena faktor siklus lima tahunan.

Ketua Tim Pelayanan dan Asuhan Keperawatan RSSP Sragen, Herwahyuning, menambahkan kasus demam yang mengarah ke DBD di RSSP yang dilaporkan ke Dinkes sebanyak 135 kasus yang terdiri atas dugaan DBD sebanyak 125 kasus dan dugaan DSS sebanyak 10 kasus. Data tersebut, ujar dia, merupakan akumulasi sejak Januari-Maret.

“Hingga Kamis, kami masih merawat 15 orang pasien yang diduga DBD yang terdiri atas lima pasien anak-anak dan 10 pasien dewasa,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya