Soloraya
Sabtu, 9 September 2023 - 15:00 WIB

Kemarau Panjang, Petani Manfaatkan Air di Bendung Bagor Juwiring Klaten

Newswire  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Daerah aliran sungai Pusur di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (5/9/2023). (ANTARA/Aris Wasita)

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah petani di Kabupaten Klaten memilih memanfaatkan air dari saluran irigasi di Bendung Bagor untuk mengantisipasi kekeringan yang mulai melanda akibat kemarau.

Salah satu anggota Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Desa Bulurejo, Kecamatan Juwiring, Agus Riyono di Klaten, Selasa (5/9/2023), mengatakan saat ini sekitar 90 persen area sawah di desanya sudah teraliri air dari saluran irigasi Bendung Bagor.

Advertisement

“Sebelumnya hanya 15 persen yang teraliri. Untuk memanfaatkan keberadaan Bendung Bagor ini kami didampingi oleh Aqua dan Gita Pertiwi,” kata dia, dilansir Antara.

Ia mengatakan dengan asupan air irigasi yang cukup ke semua persawahan, kelembaban tanah bisa terjaga dan tanaman menjadi lebih subur.

Menurut dia, Bendung Bagor yang dibangun pada 1954 ini masih berfungsi baik untuk mengaliri irigasi sawah petani di hilir.

Advertisement

Terkait hal itu, Ketua Forum Relawan Irigasi (FRI) Sumartono mengatakan awalnya banyak petani di wilayah hilir Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur yang tidak kebagian air, karena sebagian petani seenaknya menutup dan membuka saluran air yang ada di Bendung Bagor.

Menyikapi hal itu, FRI membantu pengaturan air dari Bendung Bagor agar terbagi merata ke semua lahan pertanian yang ada di Kecamatan Juwiring.

Bahkan, pembentukan FRI dilegalisasi melalui peraturan bersama, yakni Perkades tujuh desa meliputi Desa Pundungan, Juwiring, Bulurejo, Kwarasan, Kaniban, Tanjung, dan Bolopleret untuk mengelola saluran irigasi secara kolaboratif.

Advertisement

“Dalam Perkades bersama itu dituangkan banyak hal, salah satunya agar setiap desa menerima hak masing-masing dalam pengelolaan saluran irigasi, termasuk melakukan pembersihan sedimen dan sampah di saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier. Ini untuk memastikan air dapat terdistribusi dengan baik hingga ke hilir yang memiliki panjang 3,6 kilometer,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif