SOLOPOS.COM - Pemkab Sukoharjo menggelar Penghargaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP Award) Tahun 2023 dan melaunching Aplikasi Sahabat Sukoharjo di Hotel Brother Inn, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo pada Rabu (5/7/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Bupati Sukoharjo, Etik Suryani menyebut program corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan (TJSLP) memiliki kecenderungan lebih banyak berdasar kepentingan perusahaan dan kurang sinergi dengan program prioritas pembangunan di daerah.

Padahal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo memiliki pekerjaan besar yang harus dituntaskan bersama, yakni menurunkan angka kemiskinan ekstrem 0% dan stunting dibawah 14% pada 2024.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan data BPS 2022, ia menyebut angka kemiskinan di Kabupaten Sukoharjo sebesar 7,61%, yang diklaim terendah di Soloraya dan no.8 di Jawa Tengah.

Hal itu disampaikan Bupati dalam penyerahan Penghargaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP Award) 2023 di Hotel Brother Inn, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo pada Rabu (5/7/2023).

Lebih lanjut, kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sukoharjo menurutnya hanya sebesar 0,36% dan menjadi yang terendah di Soloraya serta terendah kedua di Jawa Tengah. Bahkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sukoharjo, diklaim terbaik untuk kategori kabupaten se-Jawa Tengah dengan angka 77,68.

Di sisi lain angka pertumbuhan di Kabupaten Sukoharjo juga mulai merangkak posistif di angka 5,61%, yang sempat terkontraksi di angka -1,7% pada saat pandemi Covid-19 lalu.

Ia juga memaparkan berbagai upaya telah dilakukan pemerintah daerah guna mensejahterakan masyarakat. Meski program TJSLP memiliki beberapa catatan, namun, menurutnya, upaya tersebut telah memberikan hasil yang menggembirakan.

Etik mengakui salah satu tantangan besar yang dihadapi daerah saat ini adalah semakin terbatasnya kemampuan keuangan daerah (APBD) dan diskresi dalam pelaksanaannya.

Di sisi lain, ada potensi besar di daerah yang sebenarnya bisa digali lebih optimal, yakni dari program CSR atau TJSLP.

“Capaian tersebut bukan untuk menjadikan kita jemawa, tapi harus bisa kita lihat sebagai modal sosial dan ekonomi yang berharga, untuk bisa menatap Sukoharjo yang lebih baik lagi, melalui berbagai program kolaboratif yang bisa dikembangkan bersama, salah satunya melalui program TJSLP,” terang Bupati Etik.

Melalui forum tersebut ia mengajak seluruh pelaku dunia usaha di Kabupaten Sukoharjo, untuk bersama-sama menyejahterakan masyarakat melalui serangkaian program TJSLP yang kolaboratif.

”Kolaborasi dan sinergi program adalah kata kuncinya,” imbuh Etik.

Bahkan, menurutnya tak ada kata terlambat untuk memulai hal itu, mengingat Sukoharjo memiliki potensi dan kemampuan yang besar, sehingga tinggal kemauan perusahaan untuk mewujudkannya.

“Hanya, sampai saat ini pelaksanaannya belum sepenuhnya optimal. Hal tersebut bisa dilihat dari tiga hal, yakni kepesertaan, kontribusi pendanaan, dan program TJSLP yang dijalankan,” papar Etik.

Ia membeberkan dari sisi kepesertaannya, sampai dengan 2022, rata-rata keikutsertaan perusahaan masih di bawah 40 perusahaan dan cenderung terus menurun. Pada 2020 lalu kepesertaan TJSLP ada sebanyak 28 perusahaan, sedangkan pada 2021 sebanyak 37 perusahaan, kemudian 2022 sebanyak 23 perusahan.

Padahal menurutnya di Kabupaten Sukoharjo terdapat 17 perusahaan besar, 158 perusahaan sedang dan 1.015 perusahaan kecil.

Sementara dari kontribusi pendanaan. Pada 2020 kontribusi pendanaan TJLSP sebesar Rp10,8 miliar, 2021 sebesar Rp14,1 miliar, 2022 sebesar Rp13,2 miliar.

Dari sisi program TJSLP yang dijalankan, Bupati memberi selamat kepada 17 pelaku dunia usaha/perusahaan yayasan yang menerima penghargaan TJSLP Award. Ia juga berharap perusahaan lain berperan lebih aktif lagi dalam Program TJSLP di Kabupaten Sukoharjo.

“Saya harap ke depan para perusahaan yang ada di Kabupaten Sukoharjo mempunyai roso nduweni [rasa memiliki]. Sehingga mereka mau ikut berperan serta membantu membangun Sukoharjo sehingga memberikan CSR-nya kepada masyarakat yang tidak mampu,” kata Etik.

Selain menyerahkan Penghargaan Program TJSLP Kabupaten Sukoharjo 2023, Bupati Etik juga meresmikan Aplikasi Sahabat Sukoharjo. Aplikasi tersebut diharapkan dapat membangun sistem pendataan dan pelaporan secara online dan real time.

Aplikasi juga diharapkan dapat menyediakan media informasi program TJSLP berbasis IT guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan program di Kabupaten Sukoharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya