Soloraya
Senin, 12 Februari 2024 - 16:54 WIB

Kena Demam Berdarah, 2 Bocah asal Pedan dan Wonosari Klaten Meninggal Dunia

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi digigit nyamuk demam berdarah. (Freepik.com)

Solopos.com, KLATEN — Dua bocah, masing-masing asal Pedan dan Wonosari, Klaten, meninggal dunia akibat terjangkit demam berdarah dengue (DBD) pada awal 2024 ini. Jumlah kasus DBD di Klaten belakangan ini bertambah.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com dari Dinas Kesehatan atau Dinkes Klaten, jumlah kasus DBD hingga pekan kelima 2024 tercatat sebanyak 39 kasus dengan satu kasus kematian.

Advertisement

Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau 2023 yang terdapat 47 kasus dengan dua kasus kematian, jumlah kasus DBD pada lima pekan pertama 2024 ada penurunan.

Namun pada pekan keenam, ada tambahan satu kasus meninggal dunia akibat DBD. Kasus pertama, pada pekan kelima 2024 dialami anak perempuan berumur enam tahun asal Kecamatan Pedan. Sedangkan kasus meninggal kedua akibat demam berdarah pada pekan keenam dialami seorang bocah laki-laki berumur tujuh tahun asal Kecamatan Wonosari, Klaten.

Advertisement

Namun pada pekan keenam, ada tambahan satu kasus meninggal dunia akibat DBD. Kasus pertama, pada pekan kelima 2024 dialami anak perempuan berumur enam tahun asal Kecamatan Pedan. Sedangkan kasus meninggal kedua akibat demam berdarah pada pekan keenam dialami seorang bocah laki-laki berumur tujuh tahun asal Kecamatan Wonosari, Klaten.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan ada dua kasus meninggal dunia karena DBD. Dia menegaskan untuk mencegah kasus DBD, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menjadi cara paling ampuh. “Tetap PSN terus digiatkan,” kata Anggit, Senin (12/2/2024).

Sebagai informasi, DBD disebabkan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. Upaya paling efektif untuk pencegahan yakni rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Advertisement

Dinkes Klaten mendorong agar gerakan PSN terus dilakukan di rumah sendiri hingga ke lingkungan termasuk rumah kosong. “Nyamuk Aedes aegypti itu suka di air bersih yang tidak langsung terkena tanah. Mungkin di bak penampungan rumah tinggal sudah bersih. Tetapi di rumah-rumah kosong ini yang bisa jadi ada genangan,” kata Anggit.

Oleh karena itu, Anggit melanjutkan Dinkes mendorong gerakan bersih-bersih secara rutin tetap dilakukan dari rumah sendiri, jalan, tempat umum, hingga rumah-rumah kosong.

Anggit mengimbau warga tetap melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) termasuk rutin melakukan PSN hingga meningkatkan stamina. “Ketika demam lebih dari dua hari, alangkah baiknya segera dibawa ke pusat pelayanan kesehatan,” jelas dia.

Advertisement

Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni, menjelaskan ada dua kasus meninggal dunia karena DBD hingga awal Februari 2024 atau pekan keenam 2024.

“Iya, sampai pekan keenam 2024 ada dua kasus meninggal dunia. Untuk satu kasus meninggal dunia memiliki penyakit lain yakni thypoid,” kata Wahyuning.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif