Soloraya
Jumat, 15 Maret 2024 - 16:52 WIB

Kendalikan Harga Pangan, Pemkab Sukoharjo Masifkan Gerakan Pasar Murah

R Bony Eko Wicaksono  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kodim 0726/Sukoharjo menggelar Gebyar Bazar Murah bagi masyarakat menggandeng Bulog, PT Sritex hingga UMKM di Sukoharjo di halaman Makodim 0726/Sukoharjo pada Selasa (18/4/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Ketahanan Pangan Sukoharjo bersama Perum Bulog bakal memasifkan gerakan pasar murah di setiap desa/kelurahan selama Bulan Puasa. Langkah ini bagian dari upaya intervensi untuk mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran.

Fenomena kenaikan harga komoditas pangan menjelang Lebaran menjadi tradisi rutin setiap tahun. Beberapa harga kebutuhan pokok seperti gula pasir, beras hingga telur ayam terkerek naik saat Ramadan, utamanya menjelang Lebaran.

Advertisement

Kenaikan harga kebutuhan pokok dipengaruhi tingginya tingkat permintaan di pasaran. “Setiap menjelang Lebaran selalu dibarengi kenaikan harga kebutuhan pokok. Pemerintah juga melakukan upaya khusus agar kenaikan harga kebutuhan pokok tidak terlalu tinggi,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sukoharjo, Iwan Setiyono, Jumat (15/3/2024).

Pemkab Sukoharjo bersama Perum Bulog bakal mengoptimalkan gerakan pasar murah di desa/kelurahan selama Ramadan. Ada beragam komoditas pangan yang dijual mulai dari beras, minyak goreng, hingga gula pasir. Komoditas pangan itu dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Lokasi gerakan pasar murah berpindah-pindah namun diprioritaskan di wilayah perdesaan. “Pemerintah desa atau komunitas masyarakat bisa mengusulkan lokasi gerakan pasar murah. Sejauh ini, masyarakat sangat antusias dengan membeli kebutuhan pokok yang dijual,” ujar dia.

Advertisement

Selain di desa/kelurahan, gelar pangan murah juga rutin digelar di halaman kantor Mall Pelayanan Publik (MPP) Sukoharjo setiap Jumat pagi. Tak hanya kebutuhan pokok, berbagai produk makanan olahan yang dibikin kelompok wanita tani (KWT) juga turut dijual. Produk makanan olahan itu seperti peyek, rengginang hingga jamu tradisional.

“Biasanya beras yang dijual saat gelar pangan murah hanya dua ton. Tadi pagi, total beras yang terjual meningkat dua kali lipat hingga empat ton. Artinya, kebutuhan masyarakat saat ini benar-benar tinggi,” ujar dia.

Ditanya soal harga kebutuhan pokok saat awal bulan puasa, Iwan menambahkan kenaikan harga komoditas pangan yang paling mencolok, yakni cabai rawit merah menembus Rp80.000 per kilogram.

Advertisement

“Mudah-mudahan kenaikan harga komoditas pangan lainnya tidak terlalu melonjak. Yang paling penting juga jangan sampai ada kelangkaan barang di pasaran,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif